Semenjak habis dari rumah sakit kemarin, Arini terlihat sering melamun. Dia begitu terpuruk dan sedih sekali karena terus kepikiran dengan keadaan ayahnya yang sampai sekarang belum sadarkan diri itu. Dia begitu kangen sekali untuk bertemu dan bercengkrama dengan ayahnya.
Rasanya baru kemarin dia bertemu dan diakui ayahnya sebagai anak. setelah berpuluh-puluh tahun dirinya tidak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Dan sekarang giliran sudah bertemu dengan ayahnya malah harus terpisah lagi. Perpisahannya sekarang jauh lebih menyakitkan ketimbang sebelumnya. dimana ayahnya hilang tanpa kabar karena sedang terbaring koma di rumah sakit. dan dirinya tidak bisa menemaninya.
"Mbak ini sarapannya suda siap, silahkan dimakan."Bi Sumi mengejutkan Arini yang sedang melamun sambil memangku Arkana di meja makan.
"Oh ya bi."Arini menjawab dengan lesu dan tidak bergairah seperti hari biasanya.