Bab 406: [Vol. 2] Merundung Nasib

'Sejak dulu, aku selalu mengharapkan sebuah kebahagiaan atas jalinan cinta kita yang tak berujung.

Tak pernah aku lewatkan sedikit saja kesempatan agar bisa memandangmu.

Walaupun dari kejauhan.

Aku tahu apa yang kulakukan ini mungkin sebuah hal tabu, apalagi bagi orang-orang yang belum merasakan indahnya mencintai dan dicintai secara bersamaan.

Tapi setidaknya mereka harus bisa memahami tentang betapa indahnya ketika kita mendapatkan semangat baru dari sosok terkasih seperti dia.

Tak bisa ku bayangkan sejak awal lagi tentang bagaimana aku dan kamu bertemu kala itu.

Karena yang bisa ku utarakan sekarang, itu tentang bagaimana perjalanan kisah aku dan kamu saat ini.

Bagiku kamu selalu sama seperti dulu.

Tidak pernah ada rasa bosan sedikit saja dari dalam hati ketika memandangmu atau sekedar mengingat namamu.

Kamu adalah pelita dari segala kepedihan yang aku rasakan dalam hidup.