Di antara banyak dilema yang aku tuangkan pada langit, hanya ada dua pilihan yang masih sulit kugapai dengan tinggi.
Pertama, aku ingin mencintai diriku sendiri tanpa memberikannya luka yang pedih lagi.
Kedua, aku ingin kembali bahagia seperti semula.
Tak usah terburu-buru, aku hanya ingin menikmatinya dengan tenang hingga aku merasa lupa bagaimana caranya jatuh pada luka yang sama.
Bukankah mudah jika kita berusaha baik di depan semua orang, tapi ketika berhadapan dengan diri sendiri, kita seakan sulit memendam lagi kepedihannya?
Ada saatnya harus meratapi nasib. Ada saatnya pula harus mengeluh pada keadaan.
Ingin menyerah, tapi banyak orang di luar sana yang terus berjuang menggapai impiannya dengan tinggi.
Aku harus pergi pada jurang yang selalu membuatku terjerembab tak berdaya.
Aku harus bangkit, meskipun sang pemberi ulur telah pergi dan tak akan kembali.
Cinta memang menyakitkan.
Terima kasih atas cinta dan kesetiaan yang telah teman-teman beri untuk ikut menjalani romansa kehidupan Alif, Reine dan Hamzah ini. Terima kasih pula bagi teman yang telah memberi penghargaan lebih kepada saya melalui cerita ini. Semoga teman-teman semua selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT.