Teng..... Teng.... Teng....
Suara nyaring dentingan lonceng Gereja terdengar hingga ke seluruh penjuru kota.
Diriku disini berdiri dengan gugupnya, mengenakan pakaian berwarna putih panjang hingga lututku. Pakaian tersebut dihiasi oleh ornamen besi berwarna silver menutupi dadaku beserta di kedua pergelangan tanganku. Tidak lupa juga sebuah sabuk hitam yang terbuat dari kulit halus kugunakan untuk mengencangkan celana dengan warna yang sama seperti bajuku.
Meski berwarna dan berhias polos seperti ini, kualitas dari baju yang kupakai bisa kubilang kualitas tinggi. Teksturnya lembut serta tidak membuatku panas ketika menunggu lama prosesi pernikahan.
Jangan bertanya berapa lama waktu prosesi ini. Dari aku bangun tidur para pembantuku langsung memandikan diriku (yang padahal aku sudah menolaknya) juga merias diriku lengkap dengan memakaikan baju pernikahanku. Setelah selesai pergilah aku sarapan dengan lauk yang secukupnya.