Stacey melaporkan kejadian yang dia saksikan dengan mata kepalanya sendiri pada Aldero, Aldero tidak langsung pergi ke dungeon kuno itu mengingat betapa besarnya kekuatan FREENITY ditambah makhluk yang katanya dari masa lalu.
"Lebih baik katakan ini pada tim pencari informasi, ada kemungkinan mereka mengetahui tentang makhluk yang katanya telah punah itu." Aldero berujar yakin tak yakin pada ucapannya,
"Untungnya kau tak kenapa-napa, lain kali jika kau ingin pergi ijin padaku secara langsung!" Aldero menegaskan dengan tatapan dingin namun khawatir.
Stacey mengiyakan dan pergi ke perpustakaan bersama Jason, mencari tau tentang ras yang telah hilang. Di perpustakaan itu dirinya bertemu dengan Zedva, sang ninja yang masih belum memperlihatkan wajahnya pada orang-orang.
Banyak rumor beredar mengenai wajah Zedva, ada yang bilang sangat tampan dan ada pula yang bilang wajahnya terkena sebuah kutukan jahat yang tak bisa disembuhkan.
Zedva sedang asik membaca buku kuno, Stacey duduk di depannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun bahkan kata sapaan tak dia ucapkan.
"Hi, sedang membaca apa?" Jason berujar, menggantikan Stacey mengatakan kalimat sapaan.
Zedva menolehkan kepalanya ke arah sumber suara dan sedikit terkejut dengan kehadiran mereka.
"Hanya membaca buku sejarah kuno, kalian?" Sahut Zedva menjawab pertanyaan Jason.
Jason yang awalnya dalam bentuk serigala kini harus berubah menjadi pria tampan untuk bisa duduk di kursi perpustakaan.
Stacey masih diam tak bergeming, dirinya membaca buku tentang daftar seluruh ras yang ada di dunia Phantasy.
"Ras yang telah hilang...." Gumam Stacey, tanpa dia sadari suaranya masih bisa terdengar di telinga kedua pria yang ada didekatnya.
Zedva langsung saja mengalihkan perhatiannya pada Stacey,
"kau takkan bisa mencarinya di buku itu, kalau tidak salah nenek Helta mempunyai daftar seluruh ras yang pernah tercatat di dunia ini, sebaiknya kau bertanya langsung pada nenek Helta." Zedva mengusulkan.
Stacey mengangguk paham, andai tak ada bel peringatan mungkin Stacey sudah pergi kala itu juga.
"Seluruhnya bersiap, ada ancaman besar di gerbang kota diharapkan segera ke gerbang kota agar melawan para ancaman yang menanti. Untuk warga penduduk silahkan mengungsi ke guild atau berlindung di rumah." Suara ini berasal dari pengeras suara di alun-alun kota.
Stacey dan para petualang lainnya pun segera pergi ke gerbang kota.
Dilain sisi, Zeith tersenyum licik dengan wajah luka berdarah.
"Sudah kubilang kau akan kutundukkan." Ujarnya pada Abeddon yang kini berada di sebuah toples dengan tanda penyegel.
"LIHAT SAJA BALASANKU SIALAN, ZEITH AKU AKAN MENGINGAT HAL INI!!!" Seru Abeddon, walau suaranya terdengar samar tapi masih terdengar jelas oleh Zeith.
Zeith berhasil mengalahkan Abeddon dengan segala cara yang ia bisa, tak memperdulikan dengan luka di wajahnya Zeith langsung pergi meninggalkan dungeon tersebut dengan senyuman mengembang di wajahnya.
Sekarang mari beralih ke guild rendah lainnya, mereka menangani monster yang tiba-tiba berubah menjadi sangat buas. Guild lainnya pun di sulitkan dengan hal yang tak biasa.
"Dalam gelapnya malam dan terangnya siang, sebentar lagi kita akan meraih kebebasan." Seseorang berkata dari balik bayang-bayang bersama anak buahnya yang tengah menundukkan kepala.