Aiden menggendong Anya kembali ke tempat tidur dan berbaring sambil memeluknya.
"Kapan masa ovulasimu?" tanya Aiden secara tiba-tiba.
"Ha?" Anya tertegun sejenak dan kemudian menjawab, "Seharusnya dalam minggu-minggu ini."
"Aku akan berusaha," kata Aiden. Tangannya memegang wajah Anya dan mulai menciumnya.
"Aiden, jangan aneh-aneh," Anya langsung memukul pundak Aiden. "Tidur saja. Aku mau tidur."
"Kamu tidur saja, aku akan melakukan tugasku," Aiden tidak berniat untuk berhenti sama sekali. Seperti apa yang ia janjikan, ia akan berusaha untuk mewujudkan mimpi mereka.
Meski sudah didinginkan dengan AC, kamar tersebut terasa sangat panas sampai pagi. Itu karena kobaran cinta mereka yang seperti badai, tidak berhenti hingga matahari menyingsing.
Di saat matahari mulai terbit, Anya sudah tidak kuat lagi dan tertidur.
Ia tidur hingga siang hari, merasa sedikit linglung saat bangun.