Deviana sama sekali tidak tahu apa yang dipikirkan Randika, jika dia tahu mungkin dia sudah menamparnya.
"Tunggu, bagaimana kalau kita pergi ke tata usaha fakultas ekonomi dulu? Mungkin Timmy sedang ada kelas dan kita bisa menangkapnya dengan cepat." Kata Deviana dengan wajah serius.
Setelah Deviana berhenti berbicara, dia menyadari bahwa Randika tersenyum sambil melihat ke samping. Penasaran, Deviana menoleh ke samping dan menyadari bahwa Randika sedang tersenyum pada seorang siswi muda, bahkan dia memberikan sebuah kiss bye!
"Huh! Semua laki sama saja, kepalanya hanya berisikan wanita." Kata Deviana sambil cemberut.
Randika lalu membalas sambil tersenyum. "Tidak semua laki itu sama. Ambil contoh saja aku, mana ada di dunia ini sebaik dan setampan aku yang bahkan menolong teman polisinya dalam sebuah kasus aktif? Atau kamu ini cemburu karena aku menggoda perempuan lain?"
"Kenapa kamu suka memutar balik kata-kataku!?" Deviana mulai kelabakan.