Unduh Aplikasi
87.5% Love bad boy / Chapter 21: part 21

Bab 21: part 21

.

.

.

Sudah dari dua jam yang lalu jimin berada di kantor suaminya jungkook dia ingin menghabiskan waktu dengan ke dua suaminya dan kini jimin masih bersama jungkook dan bermanja-manja dengannya.

"Kookie hyung besok bisakah kau dan wonho di rumah aku ingin kalian menemaniku." Ucap jimin yang masih nyaman berada di dalam pelukan jungkook sambil memainkan kancing kemejanya. Jungkook menaikan sebelah alisnya entah kenapa jimin semakin manja setiap harinya.

"Baiklah aku akan menemanimu besok, tapi entah dengan wonho besok dia sibuk atau tidak."

"Umm.. Baiklah aku akan bertanya padanya. Ah ya.. Aku harus ketempat nya juga." Ucap jimin yang ingat dia juga akan berkunjung ke kantor wonho.

"Aku akan mengantarmu."

"Tidak hyung kau pasti masih akan sibuk."

"Tidak, aku tidak sibuk sayang. Dan aku juga tidak ingin terjadi apa-apa dengan mu dan bayi kita."

"Baiklah kalau begitu." Ucap jimin sambil menarik lengan kanan jungkook.

Kini jimin dan jungkook pun keluar dari ruangan jungkook berjalan beriringan dengan jimin yang masih bergelayut manja pada lengan jungkook. Saat berjalan melewati karyawannya banyak yang melihat aneh dengan pemandangan itu. Karena mereka hanya tahu bahwa jimin adalah istri dari putra kedua dari tuan jeon sang pemilik perusahaan. Hanya orang tertentu saja yang mengetahuinya.

'𝘏𝘦𝘺.. 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘩 𝘪𝘵𝘶 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘶𝘵𝘳𝘢 𝘬𝘦 𝘥𝘶𝘢 𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘫𝘦𝘰𝘯? 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬?'

'𝘈𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘦𝘭𝘪𝘯𝘨𝘬𝘶𝘩?'

'𝘐𝘩.. 𝘋𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨. 𝘉𝘪𝘴𝘢-𝘣𝘪𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶'

'𝘈𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘭𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘶𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨'

'𝘋𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘮𝘶𝘳𝘢𝘩𝘢𝘯'

'𝘔𝘦𝘯𝘫𝘪𝘫𝘪𝘬𝘢𝘯'

Jimin yang mendengar orang-orang berbisik menghina dirinya hanya bisa  menunduk wajahnya memerah merasa malu dengan apa yang meraka katakan untuk dirinya. Pikirannya sudah kemana-mana. 'Terlihat seburuk itu kah?' batin jimin. Jungkook yang menyadari jimin hanya diam mulai menolehkan pada jimin yang menunduk di sampingnya.

"Ada apa sayang?" Jimin yang mendengar jungkook yang bicara padanya mengangkat kepala melihat wajah suaminya yang terlihat khawatir.

"Tidak apa-apa hyung aku baik tidak usah khawatir." Ucap jimin meyakinkan suaminya

"Baiklah kita ketempat wonho sekarang."

Jimin dan jungkook sudah berada di tempat parkir. Mereka pun segera masuk ke dalam mobil dan pergi ke perusahaan tempat wonho bekerja.

Di dalam mobil tidak ada yang bicara jungkook yang fokus menyetir dan jimin menatap keluar kaca mobil sedang bergelut dengan pikirannya sendiri. Sesekali jungkook melirik jimin yang diam melihat alis jimin bertaut jungkook tidak tahan lagi dan mulai bertanya.

"Sayang kau kenapa? Dari tadi aku perhatikan kau selalu diam. Katakan saja ada apa?" Ucap jungkook dengan tangan kirinya meraih tangan jimin dan menggenggamnya.

"Hahh.. Hyung apa aku serendah itu?" Ucap jimin sambil menundukkan wajahnya.

"Apa maksudmu?" Jungkook menaikan sebelah alisnya heran.

"Tadi aku mendengar mereka berkata kalau aku seperti jalang karena aku menikah denganmu padahal aku sudah menikah dengan wonho." Jimin meneteskan air matanya karena merasa serendah itu. Dan jungkook terkejut karena melihat jimin yang sudah menangis dan dia menghentikan mobilnya di tepi jalan.

"Hey.. Sssttt.. Sayang dengar hey.. Lihat aku." Ucap jungkook  sambil menangkup kan kedua tangannya ke wajah jimin agar menatapnya.

"Jimin sayang dengarkan aku. Mereka tidak tahu apa-apa. Mereka tak tahu apa yang sebenarnya  terjadi. Ini semua salah ku karena aku kau jadi menikah dengan ku juga. Jika kau ingin mengakhirinya aku tidak apa-apa aku tak ingin kau di hina seperti itu terus."

"T-tidak hyung aku ingin bersama kalian.. Hiks.. Aku tak ingin kau pergi aku juga mencintaimu..hiks.. Ku mohon jangan bicara seperti itu.. Hiks.." Jungkook pun memeluk jimin erat tak menyangka bahwa jimin juga mencintainya.

" Maafkan aku sayang."

"Ne hyung."

Setelah 20 menit perjalanan jimin dan jungkook pun tiba di kantor wonho. Kedua nya pun berjalan beriringan menuju ruangan wonho.

𝙏𝙤𝙠.. 𝙏𝙤𝙠.. 𝙏𝙤𝙠..

"Wonho kau sibuk?" Jimin membuka pintu itu dan menyembulkan kepalanya.

"Baby? Kau kesini? Dengan siapa?" Ucap wonho yang beranjak menghampiri istri mungilnya.

"Dengan jungkook hyung, aku merindukan mu.." Ucap jimin sambil memeluk wonho dan menenggelamkan wajahnya ke dada wonho. Wonho pun mengalihkan pandangannya ke arah jungkook yang berada di belakang jimin. Dan jungkook pun mengangguk sambil tersenyum.

"Apa hyung tidak bekerja eoh..?"

"Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku lebih awal karena aku khawatir jika jimin ke sini sendiri."

"Ah.. Begitu. Kau mau kopi hyung?"

"Boleh." Ucap jungkook sambil duduk di sofa yang ada di sana.

"Baby, kau ingin sesuatu?" Tanya wonho pada jimin.

"Aku ingin es krim boleh kah?"

"No!" Jawab jungkook dan wonho  bersamaan.

"Astaga iya.. Iya.. Tak perlu sekompak itu juga.." Ucap jimin sambil memutar bola matanya jengah.

"Ahahaha.. Eoh jangan cemberut begitu." Ucap wonho sambil mencubit gemas pipi chubby jimin.

"Bagaimana kalau jus strawberry saja..?" Ucap jungkook yang mengusap lembut surai hitam jimin.

"Um.. Boleh."

"Baiklah tunggu sebentar" Ucap wonho yang menuju meja kerjanya meraih telepon yang ada di meja itu dan memesankan minuman untuk jimin dan Hyung nya.

Tak berapa lama minuman mereka telah datang. Dan wonho kembali menyelesaikan pekerjaannya.

Jimin dan jungkook menikmati minuman mereka sambil bermanja-manja.

Wonho yang melihat itu sedikit cemburu dan segera menghampirinya.

"Hey.. Kau hanya akan bermanja-manja pada hyung saja eoh..?" Ucap wonho tak terima melihat jimin dan jungkook bermesraan hanya berdua.

"Kau kan masih sibuk wonho-ah biarkan jimin bermanja-manja denganku dulu."

"Yak! Aku juga tak tahan kau tahu kalau melihat kalian yang sudah sampai seperti itu." Ucap wonho tak terima karena melihat jimin dan jungkook yang sudah mulai intim.

"Ish kau ini.. Kemari lah kalau gitu.." Ucap jimin sambil menepuk sofa di sampingnya.

Wonho pun mendekat sebelumnya sudah mengunci pintu dengan remote yang ada di mejanya. Wonho mulai memeluk jimin dan di ikuti oleh jungkook. Ke duanya mulai meraba-raba setiap inci kulit jimin yang putih dengan memasukan tangan mereka ke dalam kemeja warna hitam bergaris putih. Jungkook  dan wonho mulai menciumi jimin dari telinga sampai ke leher jenjang jimin.

"Ahhh.. Mmhh.. Kookhh.. Wonhohh.. Ahh.."

Jimin mengeluarkan desahannya. Wonho pun mulai melepas atasan jimin. Keduanya menyusuri kulit mulus istrinya dan kemudian meremas dada berisi jimin dan akhirnya keduanya mulai menghisap kuat nipple jimin.

"Akhh.. I-inihh.. Ahh.. Terlalu ahh.."

"Terlalu nikmat hum.." Ucap wonho

"Y-yahh ahh.. Ini s-sangathh.. Ahh.. Nikmathh.." Ucap jimin yang mulai lemas.

Jungkook mulai melepas celana jimin menariknya turun dan kini hanya tinggal celana dalamnya. jungkook pun memainkan penis jimin yang menegang di balik celana dalamnya mengusapnya perlahan membuat jimin menggelinjang geli.

Wonho pun mengangkat tubuh jimin memangku membelakanginya. Wonho mulai menciumi leher belakang dan bahunya mengecupnya dan membuat tanda di sana tangannya pun tak tinggal diam meraba bagian depan tubuh jimin dari dada turun ke perut dan sebaliknya sesekali mencubit dan menarik nipple jimin yang mencuat.

Jungkook mulai menarik turun celana dalam jimin kemudian membuka lebar kakinya dan mengusap lembut paha jimin sampai ke selangkangannya dan menyentuh penis mungil itu dan memainkan twins ball jimin.

"Ahhh.. S-sayang aku s-sudahh t-takhh tahanhh.. Ahh.. Emphh.." Ucap jimin sambil menggigit bibir bawahnya dan  tubuhnya menggeliat resah.

Jungkook dan wonho pun tersenyum mendengar desah kenikmatan dari jimin.

"Hyung kita masuk ke dalam saja agar lebih nyaman." Jungkook pun mengangguk dan mengangkat tubuh jimin bridal style di ikuti wonho di belakangnya setelah memunguti pakaian jimin yang berserakan di sana dan juga membawanya ke dalam.

Setelah di dalam ruangan itu jimin pun direbahkan jungkook ke ranjang dan mulai melepaskan pakaiannya sendiri di ikuti oleh wonho. Kini ke duanya pun sudah telanjang dan mendekati jimin kembali mereka melanjutkan lagi aktivitas yang tertunda sampai jimin kewalahan dan mulai merasa lelah. Tak berapa lama mereka pun menyudahi aktivitas mereka dan jimin pun terlelap karena lelah yang ia rasakan. Wonho dan jungkook pun merebahkan tubuhnya di samping kanan dan kiri jimin dan menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka.

"Wonho-ah terima kasih karena telah mengijinkan aku untuk juga menikahi jimin. Dan juga maaf telah memperlakukan jimin seperti itu." Ucap jungkook yang berada di samping kanan jimin sambil memainkan helaian rambut jimin yang lembut.

"Sudah lah hyung itu masa lalu tak perlu di ingat lagi. Aku sudah memaafkan mu hyung. Dan untuk kau yang ku ijinkan menikahi jimin karena kau juga bertanggung jawab atas kehamilan jimin dan aku juga tahu dia mulai mencintaimu hyung jadi apa salahnya. Kita sama-sama mencintainya hyung jadi biarlah seperti ini asal jimin bahagia aku rela hyung." Ucap wonho dengan senyum lebarnya.

"Ne wonho-ah kita harus membahagiakan dan menjaganya sampai hari di mana tuhan lah yang memisahkan kita."

"Ne hyung."

𝙏𝘽𝘾


Bab 22: part 22

.

.

.

.

Dua bulan berlalu kini usia kandungan jimin telah memasuki trimester akhir. Dan tanggal perkiraan kelahiran pun semakin dekat.

Jungkook dan wonho pun telah mengambil cuti untuk menemani jimin takut terjadi sesuatu. Seperti saat ini keduanya sedang berada diruang tengah menonton televisi menemani jimin yang sedang manja pada ke dua suaminya.

"Kau mau ke mana sayang?" Ucap jungkook saat melihat jimin yang beranjak bangkit dari sofa itu.

"Aku ingin mengambil minum sebentar." Ucap jimin yang sudah mulai melangkah menuju dapur.

"Baiklah hati-hati perhatikan langkahmu." Ucap wonho yang terlihat khawatir.

"Astaga! Aku hanya ke dapur tidak kemana-mana.. Ck." Ucap jimin memutar bola matanya jengah. Jimin pun melanjutkan langkahnya ke dapur dengan perlahan sambil memegang punggungnya bawahnya untuk menopang beban perutnya.

Jungkook dan wonho pun kembali menonton tv dan sesekali bicara tentang bisnis mereka. Sampai suara benda pecah terdengar oleh telinga mereka.

𝙋𝙮𝙖𝙖𝙖𝙧𝙧

"JIMIN!" Teriak Jungkook dan wonho bersamaan mereka pun berlari ke arah dapur. Sesampainya di dapur jungkook dan wonho menemukan jimin yang sudah duduk dilantai meringis kesakitan dengan tangan yang meremas kemeja yang menutupi perut buncitnya dan jangan lupa darah yang merembes dari selangkangan nya.

"Akhh.. S-sakit shh.. J-jungkook.. Hyung.. Wonho.. Akhh.. S-sakit sekali Aahhh..." Racau jimin saat merasakan sakit pada perutnya.

"Astaga sayang!" Jungkook dan wonho panik melihat jimin yang kesakitan.

"Wonho-ah siapkan mobilnya kita ke rumah sakit sekarang. Dan jangan lupa ambil tas warna biru yang ada di dalam kamar."

"Ne hyung." Wonho segera berlari ke dalam kamar mereka dan meraih tas warna biru yang berisi perlengkapan untuk jimin dan bayinya nanti. Setelahnya segera berlari ke garasi untuk menyiapkan mobilnya.

Jungkook pun mengangkat jimin dan membawanya keluar rumah dan membawanya masuk ke dalam mobil.

Kini jungkook sudah masuk ke dalam mobil di kursi penumpang dengan jimin berada dalam pangkuannya dan wonho menyetir mobilnya. Mereka pun bergegas ke rumah sakit agar jimin segera mendapat penanganan.

"Sshh.. S-sakit hyung.. Ahh..hiks.."

"Sabar sayang sebentar lagi kita sampai." Ucap jungkook sambil tangan kanannya mengusap peluh yang membasahi keningnya. Wonho yang khawatir sesekali melihat kaca spion untuk melihat istrinya yang kesakitan.

Setelah sepuluh menit mereka menempuh perjalanan mereka sampai dan segera membawa masuk jimin kedalam rumah sakit.

"Dokter.. Dokter.. Tolong istri ku dokter!" Ucap jungkook yang menggendong jimin.

"Ada apa ini?" Ucap dokter yang berlari menghampiri jungkook.

"Istriku akan melahirkan dokter.."

"Suster tolong siapkan brankar nya dan bawa keruang operasi." Ucap dokter itu pada beberapa suster yang ada di sana. Setelah jimin berada di brankar para suster membawa ke ruang operasi di ikuti jungkook dan wonho.

"Hyung apa kita hubungi eomma dan appa?"

"Ya kau hubungi appa dan eomma, hyung akan menghubungi appa park."

"Ne hyung." Mereka berdua pun menghubungi keluarga mereka dan jimin. Setelahnya mereka pun duduk di bangku yang ada di depan ruangan itu sambil berdoa memohon perlindungan agar operasi jimin lancar.

Tak berapa lama orang tua jungkook dan wonho pun tiba sambil tergesa-gesa menghampiri ke dua putra mereka.

"Jungkook, wonho, bagaimana jimin nak?"

"Belum eomma baru dua puluh menit berjalan."

"Kalian tenang saja jangan panik oke. Berdo'a saja semoga diberikan kelancaran pada persalinan jimin."

"Ne appa." Ucap wonho dan jungkook bersamaan. Tuan park pun juga sudah tiba dengan kyuhyun di sampingnya."

"Jimin bagaimana? Apa sudah ada kabar?" Tanya tuan park pada ke dua menantunya.

"Belum appa"

"Ya sudah kalian tenang saja ne.."

"Ne appa."

Mereka pun kembali menunggu dengan hati yang tak karuan jungkook dan wonho benar-benar tak tenang. Jungkook yang berjalan mondar mandir sedang wonho duduk dengan menggigit jarinya dangan pandangan yang tak lepas dari pintu ruang operasi di depannya.

𝘖-𝘰𝘦𝘬𝘬.. 𝘖-𝘰𝘦𝘬𝘬..

Suara tangisan bayi pun terdengar. Mereka yang mendengar pun menangis haru wonho pun bangkit dan memeluk jungkook.

"Hyung anak kita sudah lahir!" Ucap wonho dengan tangis bahagianya.

"Ne wonho-an anak kita sudah terlahir ke dunia."

𝘖-𝘰𝘦𝘬𝘬.. 𝘖-𝘰𝘦𝘬𝘬..

Terdengar kembali tangisan bayi yang yang lain dan mereka yang mendengarkan hal itu di buat bingung kecuali tuan jeon, nyonya jeon dan tuan park. seperti dua bayi yang sedang menangis bersamaan dengan keras dari dalam.

"Syukurlah." Ucap nyonya jeon dengan mata yang berkaca-kaca merasa bersyukur ke dua cucunya telah lahir ke dunia.

Mereka yang tak mengetahui yang sebenarnya hanya bisa saling tatap bingung dengan pikiran yang bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi di dalam sana. Tak berapa lama ada dua suster yang membawa keluar dua bayi yang sudah terbalut kain hangat berada dalam gendongan.

"Selamat tuan istri anda melahirkan dua putra yang sangat tampan."

Jungkook dan wonho pun menghampiri suster itu dan melihat ke dua bayi mereka. Binar bahagia terlihat pada kedua orang pria yang sekarang menyandang status sebagai seorang ayah.

"Lihat wonho-ah anak kita sangat tampan."

"Ne hyung, aku tak menyangka sudah menjadi seorang ayah."

"Baiklah kami akan membawanya keruangan khusus bayi terlebih dulu untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut."

"Ne sus."

Dokter pun akhirnya keluar dengan brankar jimin yang masih terlelap karena obat bius pasca operasi.

"Syukurlah operasi berjalan lancar dan kami akan memindahkan pasien keruang rawat inap untuk masa pemulihannya."

"Ne dokter terima kasih."

Dokter pun pergi dari sana kemudian jungkook, wonho dan orang tua mereka beserta tuan park dan kyuhyun mengikuti para perawat yang membawa brankar jimin menuju kamar rawatnya.

Setelah sampai mereka segera memasuki ruangan itu. Dan menunggu jimin sadar.

Ruangan jimin sudah terlihat lengang karena sudah satu jam yang lalu tuan park, tuan jeon dan nyonya jeon kembali pulang terlebih dulu karena pekerjaan yang tak bisa ditinggal terlalu lama dan kyuhyun pun akan segera kembali ke restoran miliknya karena para karyawan sedang membutuhkannya. Kyuhyun sebenarnya masih kuliah dan sudah semester 6 sebentar lagi lulus namun dia sudah membangun restorannya sendiri karena sudah cita-citanya dari dulu dia ingin mempunyai restorannya sendiri dan sekarang sedang tidak ada kelas dan kyuhyun pun berinisiatif untuk menyibukkan diri di restorannya.

"Eunghh.." Terdengar lenguhan dari jimin yang mulai tersadar.

"Baby kau sadar sayang?" Ucap wonho yang sudah berada di sampingnya dan menggenggam jari mungil istrinya.

"Sayang apa kau sudah merasa lebih baik sekarang?" Jungkook pun ikut mendekati jimin yang baru sadar.

"Em sudah.. Eh kemana baby nya k-kenapa tidak ada..? Wonho-ah jungkook hyung kemana baby nya? Kenapa? K-kenapa tidak ada?" Ucap jimin sambil menyentuh perutnya yang sudah kembali datar.

"Ssttt jimin tenang mereka sudah keluar sayang." Ucap wonho menenangkan jimin yang panik

"M-mereka?"

"Iya kita punya dua baby tampan." Jungkook berucap dengan senyum lebarnya. Jimin pun menangis haru tak menyangka bahwa dia melahirkan putra kembar. Tak berapa lama dua orang suster masuk sambil menggendong dua bayi mungil itu.

"Maaf sepertinya bayi anda lapar tuan sudah saatnya untuk memberikan asi pertama." Ucap salah satu suster

Jungkook dan wonho pun segera memberi jalan dua suster yang mulai berjalan mendekat ke ranjang jimin.

"Apa bisa aku memberikan asi suster?" Ucap jimin tidak yakin.

"Seharusnya bisa tuan. Kita coba saja ne.." Jimin pun mulai membuka kancing baju pasiennya dan membukanya salah satu suster menempatkan salah satu bayi itu ke atas tubuh jimin dengan tengkurap jimin pun menahan tubuh sang bayi agar tak terjatuh dan mendekatkannya ke arah dada berisi jimin. Sang bayi pun mulai mencari puting jimin dan setelah menemukannya sang bayi mulai menghisap kuat karena rasa laparnya.

"Ah sepertinya ASI-nya keluar tolong biarkan seperti ini dulu sampai bayinya kenyang." Ucap suster itu

Jungkook dan wonho melihatnya dengan sangat antusias karena tak menyangka dada berisi jimin bisa mengeluarkan asi.

"Hyung, bagaimana ya rasanya apakah manis?" Ucap wonho yang berbisik pada jungkook.

"Hei otak mesum mu tidak pada tempatnya." Ucap jungkook sambil memukul kepala bagian belakang adiknya.

"Aish.. Hyung aku kan hanya penasaran." Ucap wonho sambil mengusap belakang kepala yang terkena pukul Hyung nya.

Kembali pada jimin yang menyusui bayinya. Bayi itu sudah tak lagi menghisap puting jimin dan terlihat sudah kembali terlelap. Suster pun segera mengangkatnya dan menggantinya dengan bayi satunya untuk menyusu seperti bayi pertama namun kearah puting jimin yang satunya.

Kini kedua bayi itu telah terlelap karena merasa kenyang. Jimin menatap ke dua putranya dengan binar bahagia dia merasa sudah menjadi seorang ibu yang sempurna untuk anak-anaknya karena bisa menyusui mereka. Karena awalnya ia ragu akan kenyataan dia seorang pria yang notabenenya tidak mempunyai payudara seperti wanita tapi nyatanya dia bisa menyusui anak-anaknya.

"Suster bolehkah aku menggendongnya?" Tanya jimin pada suster yang menggendong dua putranya.

"Tentu tuan." Suster itu pun menyerahkan salah satu putranya pada jimin dan putra yang satunya berada dalam gendongan jungkook.

"Baiklah kami pergi dulu tuan-tuan."

"Ne suster." Ke dua suster itu pun pergi meninggalkan jimin dan ke dua suaminya juga anak-anaknya yang berada dalam gendongan.

"Apa kalian sudah memikirkan nama untuk mereka?" Ucap jimin pada ke dua suaminya sambil mengusap pipi gembil putranya yang ada pada gendongannya.

"Kami sudah memikirkannya dan masing dari kami punya satu nama." Ucap jungkook

"Benarkah?"

"Ne baby, untuk yang sedang kau gedong aku akan memberinya nama jihoon, jeon jihoon." Ucap wonho sambil mengusap lembut kepala putranya yang bernama jihoon.

"Dan yang sedang ku gendong aku memberinya nama jungmin, jeon jungmin." Ucap jungkook sambil mencium putranya yang bernama  jungmin.

"Wah.. Nama yang bagus untuk ke dua putra ku yang tampan." Ucap jimin kagum dengan nama ke dua putranya jimin pun tersenyum lebar sampai matanya menghilang.

Mereka pun menghabiskan waktu bersama ke dua putra mereka. Mereka tampak bahagia dengan hadirnya dua malaikat kecilnya. Semoga kebahagiaan mereka bertahan sampai akhir. Semoga.

𝙀𝙉𝘿


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C21
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank 200+ Peringkat Power
Stone 0 Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk

tip Komentar Paragraf

Fitur komentar paragraf sekarang ada di Web! Arahkan kursor ke atas paragraf apa pun dan klik ikon untuk menambahkan komentar Anda.

Selain itu, Anda selalu dapat menonaktifkannya atau mengaktifkannya di Pengaturan.

MENGERTI