Saat ini taehyung berada di kamar jimin. sudah satu bulan tidak bertemu ke duanya kini sedang melepas rindu. Selama berada di jepang taehyung akan tinggal dengan jimin dan neneknya. Taehyung akan menjaga jimin apalagi dengan kejadian tadi pagi sebisa mungkin dia harus berada di samping jimin.
"Tae, kau sudah makan?" Ucap jimin sambil bermanja-manja dengan sepupu tampannya itu. Saat seperti ini dengan sifat jimin yang manja mode on Taehyung pun dengan senang hati memeluk sepupunya yan cantik.
"Sudah minie.. Tenang saja ne.."
"Tapi kenapa kau sangat kurus tae?" Ucap jimin dengan mengerucutkan bibirnya.
"Aduh minie jangan seperti itu."
"Ish... Oh ya tae kau bisa memasak kan?"
"Ne kenapa minie?"
"Tae mau tidak membantuku menjadi juru masak di restoran ku?"
"Eh? Minie punya restoran?"
"Ne tae tempatnya dekat dari penginapan bagaimana kau mau?"
"Tentu saja, aku mau minie apapun aku lakukan demi sepupu cantik ku ini." Ucap taehyung sambil mengeratkan pelukannya pada jimin.
"E-eh? T-tae s-sesak!" Taehyung pun melepaskan pelukannya sambil menyengir.
"Kalau begitu kita kesana sekarang. Aku juga mau ke penginapan."
"Baiklah.. kajja!
Jimin dan Taehyung pun beranjak pergi dari rumah sang nenek untuk ke restoran milik jimin.
***
"Ah.. akhirnya selesai juga, dan kini waktunya bersantai. Ahhh..." Ucap jungkook sambil merebahkan badannya di atas ranjang empuknya.
"Ah aku lapar.. Ke restoran jimin saja kalau begitu sekalian bertemu dengannya." Jungkook pun beranjak dari ranjangnya dan berjalan keluar dari penginapan itu menuju restoran milik jimin.
"Selamat datang!" Ucap pelayan wanita bernama aya menyapa jungkook yang baru datang.
"Mau pesan apa tuan?" Ucap aya chan pada jungkook yang sudah berada di mejanya.
"Aku mau pesan jajangmyun dan americano."
"Ne tuan tunggu sebentar."
"Tunggu! Di mana jimin?"
"Jimin-san berada di penginapan tuan."
"Dia tidak ada di sana."
"Ah.. Mungkin jimin-san pulang ke rumahnya."
"Ke rumahnya?"
"Ne tuan."
"Baiklah terima kasih." Jungkook merasa kecewa tak mendapati jimin di sana namun tak berapa lama dua orang memasuki restoran itu dengan bergandengan tangan.
"J-jimin? Dengan siapa? Kenapa mesra sekali? Apa itu kekasihnya?" Lirih jungkook dengan begitu banyak pertanyaan di otaknya dan jungkook di buat penasaran pasalnya skin ship mereka terlihat sangat intim dan jungkook terus menatap gerak gerik ke duanya.
"Minie-ya restoranmu bagus sekali penataan letaknya juga pas, apa kau yang mengaturnya?" Ucap taehyung kagum dengan suasana restoran milik sepupunya itu.
"Tae, aku akan memperkenalkan mu pada karyawan ku.. Kalian kemari lah." Jimin memanggil ke tiga karyawannya untuk memperkenalkan sepupunya pada mereka.
"Jimin-san." Mereka membungkuk sopan pada jimin.
"Kenalkan ini sepupuku namanya kim taehyung dia akan menjadi juru masak di sini dia akan menggantikan ku saat aku berada di penginapan."
"Salam kenal semuanya." Ucap taehyung pada para pelayan itu. Dan di balas senyuman oleh mereka.
"Tae, kenalkan dia Hirota kun ini aya chan dan ini nana chan." Tunjuk jiminbpada satu persatu karyawannya. Tanpa tahu aya chan melihat ada yang salah pada atasannya.
"He... Jimin-san kau kenapa bisa terluka seperti ini?" Ucap aya chan mendekati jimin terlihat raut khawatir di wajahnya saat melihat kain perban yang membalut lengan kanan jimin.
"Eh benar! Aku baru menyadarinya!" Ucap hirota menimpali dan nana mengangguk mengiyakan ucapan hirota.
"Hey, kalian tenang saja aku tidak apa-apa kok." Jimin tidak memberitahukan yang sebenarnya karena takut mereka akan lebih khawatir lagi.
"Lain kali lebih hati-hati jimin-san. Jangan sampai terluka lagi." Ucap nana.
"Ne.. Ne.."
Setelah saling mengenalkan, jimin mengajak taehyung ke penginapannya dengan taehyung merangkul pinggang sempit jimin dan tanpa mereka sadari dari mejanya jungkook terus memperhatikan ke duanya dengan geram.
Setelah jimin dan taehyung sudah berada di penginapan yang hanya berjarak 10 meter dari restorannya, Mereka pun masuk ke dalam dan taehyung pun di buat terkagum kembali dengan suasana di dalamnya.
"Woah... Minie ini bukan penginapan tapi ini surga."
"Kau berlebihan tae." Jimin pun menarik lengan taehyung mengajak nya berkeliling sambil bercakap-cakap.
"Minie-ya aku lelah, luas sekali tempat ini. Kita duduk dulu minie.."
"Ah.. Dasar segitu saja sudah lelah." Cibir jimin. Keduanya pun mengambil tempat yang berada di dekat kolam ikan, jimin dan taehyung pun duduk di sana dengan santai.
"Kau hebat minie bisa menjalankan dua bisnis sendiri. Aku merasa salut padamu." Ucap taehyung memperlihatkan senyum kotaknya pada jimin.
"Ini semua demi kakek tae, kalau bukan kakek yang memintaku untuk meneruskan bisnis ini aku pasti menolak tae."
"Eh? Kenapa?"
"Karena ada pihak yang tidak setuju bila aku mendapatkan ini semua."
"Jangan bilang kalau dia jin hyung.." Tebakan taehyung tepat sasaran dan jimin pun menoleh kan wajahnya pada taehyung dengan pandangan tak percaya.
"B-bagaimana kau...
"Hey aku ini adiknya jadi aku lebih tau tentangnya."
"Ah benar, tapi kenapa bisa sifat kalian berbeda?" Ucap jimin dengan jari telunjuknya berada di dagu menatap ke atas dengan gaya berfikir.
Taehyung yang tak pernah bisa menahan rasa gemasnya pada jimin berakhir pipi mochinya yang menjadi sasaran empuk taehyung.
"Aw! Tae sakit! Ishh.." Jimin mengusap pipinya yang sakit akibat cubitan taehyung.
"Salahkan dirimu yang begitu menggemaskan." Ke duanya pun tertawa dan berakhir jimin dan taehyung yang menghabiskan waktu di sana
"Woy...kook-ah!"
"Kamjagiya! Aishh! Sialan kau hyung!" Jungkook terkejut dengan hoseok yang tiba-tiba memanggilnya dari belakang. Karena saat ini posisi jungkook berada di balik sebuah pohon besar sambil mengintip dua orang yang ada di sana.
"Sedang apa kau di balik pohon seperti ini?" Ucap hoseok penasaran dan matanya juga menatap arah pandang jungkook di depan sana.
"Eh... Kau mengintip orang berpacaran eoh? Kau sekarang beralih profesi sebagai penguntit hum?" Goda hoseok pada jungkook yang salah tingkah
"Aniya..." Jungkook pun berjalan pergi dari tempatnya tadi.
"Yah... Di tinggalkan kalau dia berubah gugup. Kebiasaan! Ck!" Hoseok pun mengikuti jungkook yang menuju kamarnya.
"Hey kau kenapa ceritalah?" Ucap hoseok yang kini sudah berada di dalam kamar jungkook.
"Aku sepertinya jatuh cinta pada seseorang hyung!"
"Eh? Si kelinci berotot sedang jatuh cinta?" Ucap hoseok dengan menaikan sebelah alisnya.
"Hum"
"Siapa wanita itu?"
"Sayangnya dia bukan wanita hyung tapi seorang pria."
"A-apa? Pria? Kau belok kook?"
"Mungkin?"
"Aish.. Kalau kau belum yakin seperti itu lebih baik jangan di teruskan. Kau harus benar-benar yakin akan perasaanmu karena kau bukan jatuh cinta pada wanita. Melainkan kau jatuh cinta pada seorang pria."
"Entahlah hyung sepertinya dia sudah punya kekasih."
"He... Darimana kau tau?"
"Kau lihat kan tadi dia juga bersama pria tadi."
"Jadi dua pria tadi salah satunya adalah pria yang kau suka."
"Uhum."
"Pastikan dulu pria itu kekasihnya atau bukan."
"Ah benar juga. Kenapa tak terfikir kan olehku." Ucap jungkook membenarkan kata-kata hoseok.
"Karena otakmu sekecil udang." Cibir hoseok
"Sialan!" Umpat jungkook dengan melemparkan sebuah bantal tepat pada wajah hoseok.
𝙏𝘽𝘾