"Kai!" Dandelion memanggil putra bungsunya.
"Kai sedang bermain dengan kakaknya," sahut Lesiana dari dapur.
Dandelion menghampiri ibunya dan membantu pekerjaan wanita itu. Selesai mencuci piring bekas sarapan, mereka berdua pergi ke halaman belakang. Melihat Kaisar yang saat ini sudah berusia dua tahun sedang mengejar Sammy.
Sepertinya, Kaisar memang lebih cocok tinggal bersama mereka. Walaupun, Dandelion merasa kasihan pada ayah mertuanya yang kesepian. Namun, Aryk tidak akan mengubah keputusannya.
Suaminya itu merasa khawatir dengan pendidikan moral yang diajarkan Surendra pada Sammy. Anak kecil diibaratkan sebuah kertas putih kosong. Kertas itu harus ditulis oleh orang lain, sehingga berguna dan berwarna.