Unduh Aplikasi
92% Terjebak di Dunia Albheit / Chapter 45: Lust Backstory Part 1

Bab 45: Lust Backstory Part 1

By: Walter

15 tahun yang lalu, kuil suci Astiel ....

Kuil Astiel adalah kuil suci dimana kaum pria dan wanita harus menjalani ibadah di tempat yang terpisah karena jika mereka melanggar aturan ini maka pria atau wanita tersebut akan menerima kutukan. Tempat ibadah khusus pria dinamakan dengan Dansei dan tempat ibadah khusus bagi para wanita dinamakan dengan Josei.

Di depan pintu masuk kuil suci Astiel ....

"Mizuki, apa kau yakin ingin beribadah dengan kondisimu yang seperti ini?" tanya Hiro sembari menghentikan langkahnya sebelum masuk ke dalam kuil, ia pun mengarahkan pandangannya menghadap seorang wanita yang bernama Mizuki di sampingnya.

Sementara, orang-orang mulai berdatangan mulai dari yang muda hingga tua. Mereka semua datang dengan hikmat dan sopan, yang tentunya tujuan mereka datang ke sini adalah untuk beribadah. Satu-persatu orang melewati pintu masuk kuil dengan tertib dan itulah yang membuat suasana kuil menjadi lebih hening.

"Tentu saja, aku hanya ingin berdoa agar kita selalu dilimpahi kesejahteraan dan semoga kondisiku segera pulih agar aku tidak perlu merepotkan lagi bagimu," jawab Mizuki sambil menatap lembut Hiro yang berdiri di samping dirinya. Senyuman hangat dilayangkan agar Hiro tidak perlu merasa kuatir lagi pada keadaannya.

"Tidak, bagiku kamu bukanlah beban tapi kamu adalah mentari yang selalu membuatku bersemangat dalam menjalani hidup. Ini adalah janjiku Mizuki, aku akan selalu menjagamu dan akan melakukan apapun demi kesembuhanmu," balas Hiro sambil meletakkan kedua tangannya di pundak Mizuki, tatapannya yang tegas dan penuh kasih sayang mengarah ke mata Mizuki.

"Makasih Hiro, kata-katamu membuatku yakin kalau aku akan segera sembuh. Karena itu, aku tidak akan membuat perjuanganmu menjadi sia-sia ... ok," kini senyuman Mizuki lebih hangat dari sebelumnya, matanya yang berwarna coklat kehitaman mulai berkaca-kaca menatap Hiro yang berada di hadapannya.

"Mizuki ...," Hiro langsung memeluk Mizuki membalas tatapan yang diberikan Mizuki pada dirinya. Kini, keduanya saling berpelukan diringi dengan air mata yang mulai mengalir deras keluar dari mata Hiro.

"Sudahlah, jangan jadi cengeng begitu kau kan pelindungku," ucap Mizuki seraya mengeluskan satu tangannya ke punggung Hiro dengan lembut. Hiro yang mendengar ucapan Mizuki langsung melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya.

"Baiklah, ayo kita masuk ibadahnya udah mau mulai tuh," ajak Mizuki pada Hiro dengan satu jarinya mengarah ke pintu masuk Kuil yang mulai tertutup.

"Baiklah, ayo Mizuki," Hiro mulai melangkahkan kakinya bersama Mizuki dengan tangan mereka yang saling bergandengan berjalan masuk ke dalam kuil.

Suasana di luar kuil pun sangat mendukung dengan bunga-bunga yang mulai berguguran dan angin dingin yang sepoi-sepoi membuat keromantisan mereka berdua semakin menjadi.

Sesampainya di dalam kuil ....

"Hiro sepertinya kita berpisah disini yah, aku mau pergi ke Josei untuk beribadah di sana," ucap lembut Mizuki pada Hiro yang berada disampingnya.

"Ee ... baiklah, kamu harus kuat yah," balas Hiro dengan nada yang menampakkan kekuatiran pada keadaan Mizuki saat ini.

"Iya, kamu juga," ucap Mizuki sembari melangkah maju dan melemparkan lambaian serta senyumannya pada Hiro. Sesaat setelahnya, Mizuki mulai menjauh dan menghilang dari pandangan Hiro. Hiro yang sudah tidak melihat Mizuki lagi mulai membalikkan badannya menuju Dansei untuk memulai ibadahnya.

Sesampainya di Dansei ....

"Semoga Mizuki baik-baik saja," gumam Hiro dengan raut wajah serta nada yang menampakkan kekuatiran pada Mizuki, tangannya mulai mengambil dan mengenakan sehelai pakaian putih yang khusus disediakan untuk memulai ibadah. Orang-orang mulai duduk di tempatnya masing-masing dan lagi-lagi, saat mereka duduk mereka tidak menimbulkan suara sekecil apapun. Begitu hening, seperti sedang berada sendirian di kamar.

Oh yah, posisi duduk di Densei yang merupakan tempat khusus bagi para pria adalah posisi duduk bersila dengan tangan yang berpaku di kedua tumit. Sementara, posisi duduk di Josei adalah posisi duduk dengan kedua kaki ditekuk ke bawah. Sedangkan untuk posisi tangan, para wanita di Josei melipat kedua tangannya dan diletakkan di dada.

Sementara itu, di Josei ....

"AKHHH ... tidak aku harus kuat demi Hiro, aku tidak boleh menjadi beban kekuatirannya lagi ... tidak untuk kali ini. Sekarang, aku tidak ingin melihatnya menderita lagi karena terus menerus mengkuatirkan keadaanku sepanjang hari," gumam Mizuki sambil menahan rasa sakitnya dengan satu tangan dan satu tangannya lagi sedang berusaha untuk menggapai sehelai pakaian putih untuk memulai ibadahnya.

Ketika Mizuki sudah selesai dengan pakaiannya, Mizuki pun bergabung dengan wanita yang lainnya dan melakukan posisi yang sama dengan aturan yang telah diberlakukan di sana. Suasananya juga tak jauh berbeda dengan suasana yang ada di Densei karena semua wanita di Josei sedang berdoa dengan hikmat sebelum acaranya dimulai.

Selama satu setengah jam, ibadah berlangsung dengan khusuk dan tenang hingga pada saat ibadah mau selesai ....

"AKHHHHHH ...," tiba-tiba dari Josei terdengarlah sebuah suara teriakan kencang yang tidak asing lagi di telinga Hiro. Hiro yang mendengarnya langsung bergegas tanpa memperdulikan apapun. Beberapa wanita tua yang melihat Hiro berlari masuk ke dalam Josei berusaha untuk menghentikan langkahnya, tapi sayangnya Hiro tidak memperdulikan mereka dan langsung berlari masuk ke dalam Josei untuk melihat keadaan Mizuki.

"Hiro ...," ucap Mizuki lemas dengan tubuh yang terbaring lesu tak berdaya, menatap lemah Hiro di depannya. Mengetahui jika ada seorang pria yang masuk ke dalam, para wanita segera berdiri dan manatap tajam Hiro di depan mereka. Hiro tidak memperdulikan tatapan mereka dan mulai berjalan pelan ke arah Mizuki.

"Maaf ... maaf Mizuki karena kau tidak sanggup untuk melindungimu, maaf hik ... hik ... hik ...," kini badan Hiro dibungkukan lalu memeluk Mizuki dengan mesra. Air mata mulai mengalir deras membasahi pipi Hiro dan jatuh juga ke pipi Mizuki yang masih berada dalam peluknya.

"Harusnya aku yang minta maaf hik ... hik ... karena kenaifanku, kamu harus melanggar peraturan di tempat ini hik ... hik ... hik ...," balas Mizuki dengan matanya yang berkaca-kaca, menatap wajah Hiro dengan lembutnya. Sesaat kemudian, tiba-tiba sebuah cahaya terang muncul dan menghancurkan atap bangunan Josei.

"Kalian telah melanggar aturan di tempat ini karena kenaifan perempuan itu. Oleh karenanya, aku akan mengutuk wanita itu sakitnya akan semakin parah tapi kehidupannya tidak akan pernah direnggut darinya," ucap tegas suara tersebut dengan nada tinggi yang menggelegar, membuat semua orang yang berada di tempat itu sujud menyembah cahaya tersebut. Hiro kini menatap cahaya tersebut dengan tatapan penuh kesedihan dan juga kemarahan.

"Tolong jangan kutuk Mizuki ... TOLONG!!!" teriaknya kencang memohon pada cahaya itu untuk mengambil kembali kutukan yang diberikan pada Mizuki. Tapi, cahaya tersebut tidak menghiraukan permohonan Hiro dan langsung menghilang dari Josei. Sesaat, keheningan mulai menyelimuti tempat tersebut dan dengan raut wajah yang marah Hiro menatap langit.

"TIDAKKKKKKKK!!!"

30 tahun kemudian, di kegelapan malam di sebuah sebuah kota terdengarlah suara rintihan seoarang gadis yang berada di salah satu rumah di Kota itu.

"Hentikan ... kumohon jangan mendekat ... TIDAKKK!!!" rintihan gadis itu semakin kencang, tapi anehnya suara yang dihasilkan oleh mulutnya tidak dapat didengar oleh para tetangganya serta orang-orang yang lalu lalang di depan rumahnya.

Sementara itu, seorang pria kian berjalan mendekati tubuh gadis yang sudah dalam keadaan setengah telanjang. Senyum di wajahnya menghiasi kegelapan di ruangan itu. Semakin lama semakin dekat dan ketika sudah berada di hadapan si gadis ....

"Tolong ... kumohon lepaskan aku kumohon," pinta gadis itu pada pria yang kini sudah berdiri di depannya dengan hasrat nafus birahi yang ingin menikmati tubuh sang gadis.

"Maafkan aku ... yah," sesaat ketika ia menyelesaikan perkataannya, ia pun langsung turun ke bawah dan memulai aksinya. Selang beberapa saat, terdengar rintihan dan jeritan yang berasal dari ruangan tersebut dan setelah selesai pria itu langsung pergi meninggalkan mayat gadis yang sudah ia hisap seluruh energi kehidupannya.

Tanpa pria itu sadari, seorang wanita telah mengikutinya sedari tadi yang tidak lain nama dari wanita itu adalah Shiakira anak dari Kioku. Shiakira telah curiga pada Hiro karena di setiap tempat kejadian ditemukannya mayat yang telah mati mengering, Hiro selalu ada di tempat itu. Mengapa Shiakira harus capek-capek mengikuti Hiro? itu karena, kematian yang disebabkan oleh Hiro menunjukan sifat yang aneh yaitu setiap kematian yang terjadi wajah dari para mayat seperti sedang menikmati sesuatu yang Shiakira dan orang lain tidak tahu.

Wanita ini terus membuntutinya dari jalan ke jalan sampai gang ke gang hingga sampainya pria itu ke hutan yang pemandangannya sangat menyeramkan. Hutan tersebut sangat lebat dengan aura gelap yang menaunginya.

"Hu-hutan apa ini," sekilas Shiakira mendongkakkan kepalanya dan melihat kondisi hutan tempat pria itu masuk, lalu kembali melakukan pengejarannya dengan masuk ke dalam hutan. Hingga sampailah pria itu berhenti di depan sebuah sumur tua yang sangat dalam dan gelap. Shiakira sempat keheranan dengan prilaku pria tersebut hingga terdengarlah sebuah suara yang menyeramkan muncul memanggil nama si pria dari dalam sumur.

"Hahahaha ... apa kau sudah melakukan tugasmu, Hiro?" tanya sebuah mahkluk pada pria yang ia panggil Hiro. Hiro yang mendengar pertanyaan yang dilayangkan padanya pun mengangguk sebagai jawaban ya darinya.

"Baiklah. Oh yah satu hal lagi, ingat ini Hiro besok adalah tahun baru maka korbanmu harus semakin banyak, yang artinya besok kamu harus mendapat mangsa lebih dari mangsa yang kamu dapat hari ini ... apa kau mengerti Hiro?" tanya mahkluk itu untuk memastikan apakah penjelasannya dapat dimengerti oleh Hiro.

"Aku mengerti ...," jawab Hiro datar dengan kaki yang mulai berlawanan arah menjauhi sumur itu untuk pulang ke rumahnya. Shiakira yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Hiro segera menyembunyikan dirinya agar tidak ketahuan, sembari bersembunyi Shiakira itu terbelenggu oleh rasa bingung karena tidak tahu mana yang harus ia selidiki terlebih dulu. Saat matanya melihat sumur tua yang tadi di datangi oleh Hiro, seketika hatinya sudah mantap membuat keputusan kalau dia akan terlebih dahulu menyelidiki sumur tua itu. Ia pun berjalan mendekat dan terjun ke dalam jurang yang dalam.

Di rumah Hiro ....

"Mizuki bagaimana keadaanmu?" tanya Hiro saat melihat keadaan Mizuki yang masih terbaring lemah di tempat tidurnya. Hiro pun langsung pergi menghampiri Mizuki dan segera mengecek keadaannya.

Mizuki yang melihat Hiro di sampingnya segera membelai tangan Hiro dengan lembut, Hiro yang melihat mata Mizuki tak kuasa menahan tangis karena kecerobohannya dia malah menjerumuskan Mizuki dengan dirinya ke dalam keadaannya yang sangat kelam.

"Hiro bagaimana pekerjaanmu?" tanya Mizuki dengan lembut pada Hiro di sampingnya.

"Pekerjaanku sukses, jadi kamu tenang aja ... ok," jawab Hiro seraya mengelus lembut kepala Mizuki.

"Syukurlah."

"Oh yah Mizuki, kurasa aku harus segera pergi bekerja lagi. Maaf yah tidak bisa menemanimu," ucap Hiro dengan wajah yang sedikit mengeluarkan rasa penyesalan.

"Tidak apa-apa kok, aku juga baik-baik saja UHUKK ... UHUKKK ...," setelah mendengar persetujuan dari Mizuki walaupun diakhiri dengan batuk berdarah yang menyakitkan. Hiro segera berbalik badan dan pergi meninggalkan Mizuki, walaupun ada rasa sakit ketika harus meninggalakn Mizuki tapi Hiro tidak mempunyai jalan untuk mundur lagi.

7 bulan kemudian, kini jumlah korban yang telah menjadi santapan hawa nafsu Hiro telah berjumlah sekitar 6.665 orang dan akan bertambah lagi pada malam ini. Di sebuah gang sempit di kota, terdengar terikan minta tolong dari seorang wanita remaja karena dirinya sedang diikuti oleh seorang yang misterius yang tidak lain adalah Hiro.

Kaki wanita itu masih berlari cepat menyusuri lorong hingga terhenti di sebuah jalan buntu di depannya. Sementara itu, di dekat mereka larilah Shiakira yang dulu pernah mengikuti Hiro hingga ke sumur tua, langkahnya nampak tergesa-gesa seperti hendak menyampaikan sesuatu pada Hiro.

Di lorong, Hiro yang mengetahui letak keberadaan wanita itu segera menyusulnya dan sampai tepat di depan wanita tersebut. Lalu, Hiro mengeluarkan sebuah jurus yang membuat wanita itu menuruti keinginannya dan segera melepas semua busananya dan saat hendak menyantap aura kehidupan milik mangsanya ....

"Hiro! berhenti melakukan itu," larang Shiakira yang tadi ingin menyampaikan sesuatu pada Hiro. Hiro pun segera mengalihkan pandangannya dan memandang wanita yang kini berada di atap salah satu rumah.

"Sejak aku mulai mengikutimu sampai ke depan sumur tua itu, dari situ aku mulai masuk ke dalam sumur tua dan memulai penyelidikanku di situ. Saat itu aku menemukan sebuah buku yang memiliki 6.665 lembar. Aku menyimpulkan jika ada orang yang telah memuaskan nafsunya lebih dari orang-orang yang berada dalam buku ini, maka dia akan menjadi penerus selanjutnya yaitu penerus pilar dosa hawa nafsu Asmodeus.

Jadi kamu ... ehh, apa yang kamu lakukan," sesaat penjelasannya terhenti dengan tangan yang menunjuk ke arah wanita yang sudah kurus kering di depan Hiro. Hiro pun langsung memalingkan pandangannya dan malihat jika wanita yang ingin ia hisap aura kehidupan tadi, telah mati tanpa sepengetahuan dirinya.

"Tidak mungkin, anuku bergerak sendiri," ucapnya kaget dengan wajahnya yang kembali dipalingkan ke arah Shiakira berada di atas atap. Kini korban yang telah menjadi santapan hawa nafsu Hiro sudah berjumlah sebanyak 6.666 orang dan seketika, tubuh Hiro menunjukkan sebuah gelagat aneh. Warna tubuhnya berwarna putih diiringi dengan munculnya sisik-sisik putih di sekujur tubuhnya. Hiro langsung mengambil tindakan untuk pulang kembali ke rumahnya dengan Shiakira yang masih mengikutinya.

Sesampainya di rumah ....

Hiro langsung bergegas menuju kamar tempat Mizuki berada sambil menahan rasa sakitnya yang semakin parah. Setelahnya sampai di depan kamar, Hiro langsung masuk dan melihat Mizuki yang tertidur lelap di tempat tidurnya. Tapi, tiba-tiba rasa sakit itu tidak tertahankan dan seketika tubuh Hero diselubungi oleh bola hitam yang kini sudah menutupi seluruh tubuhnya.

Di dalam bola hitam ....

"Siapa aku ?! ... dimana aku ?! ... aku merasa seperti punya seseorang yang berharga bagiku, tapi siapa?" tiba-tiba ucapan itu keluar dari mulut Hero yang seperti sudah kehilangan seluruh ingatannya.

"Kau adalah anakku, kau adalah lambang dari kebanggaan kita. Sekarang aku akan mewariskan jabatanku padamu, untuk menjadi pilar dari hawa nafsu dan namamu adalah Asmodeus ...," sebuah suara tiba-tiba muncul memecah keraguan Hiro, Hiro yang masih terapung mulai berpikir dan sesaat setelahnya ....

"Kau benar, akulah Asmodeus. Yah, aku sudah ingat sekarang," saat ia mengucapkan kata-kata itu, bola hitam yang menyelubunginya menghilang dan menyisakan tubuh Hiro yang kini sangat berbeda dari sebelumnya.

Seluruh Tubuhnya berwarna putih dengan sisik yang menghiasi sekujur tubuhnya, di sekelilingnya muncul tujuh burung yang berwarna putih pucat. Kini Hiro yang sudah menjadi Asmodeus seutuhnya dengan ingatan masa lalunya yang hilang semua. Tubuhnya mengarah ke arah Mizuki yang masih tertidur lelap.

"Siapa dia ?! ... aku seperti mengenalnya ... tapi siapa ?! ... ahh yah, sekarang aku sudah ingat dia adalah ... mangsaku," aura kehidupan Mizuki diambil seketika dengan hanya menyisakan bangkai Mizuki yang telah mengering terhisap oleh Hiro yang sudah berubah menjadi Asmodeus.

Sementara itu, di luar rumah ....

"Ini tidak mungkin, apa sudah terlambat! Hawa yang kurasakan saat ini bukanlah hawa seorang manusia melainkan hawa dari sesuatu yang sangat jahat ... apakah dia telah berubah menjadi ... Asmodeus!" wajahnya berubah tegang dengan mata yang terbelalak melihat aura hitam yang masih menyelimuti rumah Hiro.

"Baiklah ... sekarang tugasku adalah mengajarkan kepada para manusia sok suci itu tentang bagaimanakah kenikmatan yang akan diberikan ketika dua buah tubuh yang berbeda kelamin saling bersetubuh ... hahaha, jurus kelima ... seribu burung pembawa dosa!" seketika dari tubuhnya muncul burung yang sama seperti yang tadi, tapi bedanya sekarang jumlah burung itu bertambah drastis menjadi seribu ekor. Lalu, Hiro pun menyuruh burung-burung itu untuk menyebar ke segala penjuru kota untuk mempengaruhi orang-orang agar mau bersetubuh dengan orang yang berada di dekat mereka.

"I-ini ... tidak boleh dibiarkan ... aku harus segera mengambil tindakan," ketika Shiakira itu melihat burung-burung pembawa dosa milik Asmodeus sedang berterbangan di langit malam. Ia pun segera bergegas pergi meninggalkan tempat tersebut.


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C45
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk