Unduh Aplikasi
50% Terjebak di Dunia Albheit / Chapter 24: CH.24 Maniak

Bab 24: CH.24 Maniak

Bertemu dengan sebuah wilayah perburuan membuat darahku menjadi meluap-luap sampai ke ubun-ubun. Bagaimana tidak, di dalam game Albheit Online, aku sudah membunuh banyak monster dengan beberapa karakter yang aku pernah buat sampai karakter-karakter itu tidak bisa menjadi lebih kuat lagi pada saat itu. Dan sekarang dengan sebuah karakter baru dan mencoba menjadi lebih kuat lagi dengan tanpa batas, itu membuatku bersemangat.

"Jadi ini wilayahnya, ada hutan dan juga lapang padang rumput di atas bukit-bukit kecil. Jumlah monsternya tidak begitu banyak nampak karena tersebar, tetapi kalau dikumpulkan jumlahnya mungkin ratusan hampir ribuan."

[Jumlah seperti itu sudah mendatangkan beberapa puluh bahkan ratusan Plata. Hajar sebanyak mungkin yang Keena mampu dan mau.]

"Baiklah... aku mulai!!"

Walau aku bisa menggunakan sihir, tetapi aku juga ingin merasakan bagaimana seorang Assassin bertarung dalam kerumunan. Oh ya aku lupa memberi tahu bahwa ucapanku tentang kalau dikumpulkan jadi satu jumlahnya akan banyak, itu benar-benar kulakukan.

Sebenarnya tidak wajar seorang Assassin menarik aggro begitu banyak dari monster, itulah kenapa seorang Assassin tidak pernah bekerja sendiri. Normalnya mereka datang dalam jumlah dua atau lebih, atau datang dengan seorang Paladin yang menarik semua aggro musuh supaya perhatian musuh bukan ke Assassin.

"Wooo, ini menyenangkan."

Setebas demi setebas aku lancarkan ke semua musuh yang bermacam-macam jenisnya. Tenang saja, semua ini aku lakukan dengan tahu resikonya, lagipula monster-monster yang kulawan paling besar cuma monster tingkat 4 saja.

"Sepertinya seru nih kalau menggunakan sihir AoE seperti sihir tornado api."

Sihir AoE atau yang sering dikenal dalam game sebagai Area of Effect yang digunakan untuk menyerang musuh dalam area tertentu sesuai batas adalah cara terbaik mengalahkan kerumuman monster seperti ini.

[Pakai mantra sihirku, Noarou.]

"Baiklah, kita coba. Noarou."

Sekejap itu muncul awan gelap yang langsung menghadirkan angin kencang di tengah-tengah kerumuman monster. Awan gelap itu bukan hanya mendatangkan angin kencang sebagai tornado, tetapi juga petir yang menyambar-nyambar. Karena petir itu, api pun muncul karena pohon yang ada di sekitar terbakar. Ujung-ujungnya semua monster yang ada di sekitar sihir itu tersedot dan mati di dalamnya tanpa ampun.

Sihir yang sangat efektif, tetapi kekurasakan yang dibuat terlalu besar. Sifat sihir yang dimiliki ratu Kioku juga tidak pandang bulu ketika menyerang, jadi teman pun bisa ikut terkena sihir itu secara tidak sengaja kalau terlalu dekat dengan sihir itu.

"Sihir yang luar biasa! Namun menurutku masih ada kelemahannya."

[Tentu saja, semua sihir tentu punya kelemahannya masing-masing. Contohnya sihir yang Keena pakai dari sistem game itu, kalau misal hilang, Keena tidak akan bisa menggunakan sihir-sihir itu lagi.]

Benar juga sih, semua hal yang ada, semua makhluk hidup yang hidup di atas tanah atau di dalam tanah, yang di bawah air, atau di atas udara, mereka semua punya kelemahannya masing-masing dan pasti berbeda. Itulah kenapa jangan menilai kemampuan sebuah ikan dari cara memanjat pohon karena itu bukan kemampuannya.

Biasanya orang langsung main menghakimi tanpa tahu latar belakang permasalahannya, sebab akibatnya, juga kenapa bisa jadi konflik besar, dan itulah yang membuat dunia selalu penuh dengan masalah. Masalah-masalah itulah yang membuat seluruh konflik yang ada di dunia mana pun tidak akan pernah ada akhirnya.

"Tetapi tidak apa-apa, semuanya punya resiko dan kelemahannya masing-masing. Yang bisa kita lakukan adalah mencari jalan terbaik walau harus menggabungkan beberapa hal sekaligus."

[Cara terbaik memang harus dipikirkan baik-baik.]

Tindakan yang seringkali diambil dalam keadaan terburu-buru akan membuatnya menjadi orang yang gegabah dan hanya akan mendatangkan hal buruk saja, Misalnya, kalau kita mengambil keputusan untuk membeli rumah, kalau tidak dipikirkan matang-matang, pasti kita akan menyesal kalau nantinya kita mendapati ada rumah yang lebih murah dan kualitasnya sama. Tidak semuanya bisa ditentukan tanpa berpikir matang-matang.

"Waduh jumlah monster yang kukumpulkan sudah banyak, sudah ratusan."

[Benar kan? Pasti nanti Keena akan mendapat beberapa Plata bahkan Emalde. Jumlah monster sebegitu banyaknya memang mendatangkan untung banyak.]

"Walau begitu rasanya masih kurang deh, rasanya ingin menantang sesuatu yang lebih besar. Di mana ya aku bisa menemukan monster tingkat 7 atau 8?"

Monster tingkat 4 saja bisa kubunuh masih dengan sekali tebas karena letak organ vitalnya mudah ditemukan. Namun biasanya untuk monster yang lebih besar dan lebih kuat, organ vitalnya terlindungi dengan baik, jadi lebih lama mengurusinya.

Walau lebih sulit, tetapi itulah kenikmatan ketika sedang berburu. Diriku ini seolah-olah adalah serigala besar yang sedang kelaparan dengan hebatnya, mencari mangsa tanpa pandang bulu. Lagipula serigala punya kemampuan berburu yang luar biasa bagus.

[Biasanya di tempat-tempat khusus karena monster-monster tingkat tinggi cenderung menjaga rumahnya yang terpencil agar tidak diburu.]

"Benar juga ya, kalau begitu aku coba cari dari ketinggian, siapa tahu ada tempat-tempat yang bisa dikira sebagai sarang monster tingkat tinggi."

Sihir terbang ternyata bisa juga dimanfaatkan jadi seperti ini, aku tidak menduga bahwa sihir terbang bisa membantu mencari informasi hanya dari ketinggian. Berbeda memang dari yang aku harapkan kalau aku mendapat ladang perburuan dengan mudah, tetapi biarkan saja.

"Hmm, tempat itu kelihatannya bagus, sebuah gunung yang dulunya adalah gunung aktif. Kawahnya biasanya adalah sarang para monster naga berada."

[Sebuah kawah gunung berapi yang sudah tidak aktif biasanya menjadi tempat umum para naga bersarang. Silahkan berburu dengan hati-hati.]

Masih dengan sihir terbang yang sama, aku langsung pergi menuju ke tempat yang tadi aku sudah tandai. Namun tentu saja aku tidak melupakan mayat-mayat monster yang sudah aku bunuh supaya jumlah uang yang aku dapatkan menjadi lebih banyak. Tidak sia-sia bukan?

Perjalanan menuju ke kawah gunung berapi yang kutuju itu tidak membuang banyak waktu. Hanya saja di saat aku sudah mulai melihat puncak dari gunung itu, aku bisa melihat banyak naga-naga tingkat 6 sudah bertengger dan siap menyerang kapan saja.

"Hmm, caranya bagaimana ya supaya aku tidak menarik banyak perhatian sekaligus? Hmm, kalau pakai cara Assassin menyerang sih mengendap-endap dari belakang, tetapi mana bisa dipakai sekarang?"

Tempat yang kutuju itu adalah lapangan terbuka, wilayah paling buruk bagi seorang Assassin yang seharusnya bersembunyi di balik bayangan. Hah~ apa boleh buat, kita akan bermain ramai-ramai lagi, biarikanlah aku menarik banyak aggro.

"Blazaer."

Sebuah sihir yang memanggil panah api dalam jumlah banyak hampir ratusan mungkin langsung menyerang para naga yang sedang berjaga itu tanpa ampun. Tidak sempat mereka memperingati yang lainnya, mereka sudah mati bahkan disaat tidak punya kesempatan untuk kabur. Ternyata cara seperti ini bisa juga.

[Lho aku rasa sihir itu tidak pernah aku pakai, juga itu bukan sihir yang Keena miliki dari sistem game, bagaimana bisa?]

"Benarkah? Padahal aku kira itu sihir buatan ratu Kioku. Mungkin aku barusan menginterpretasikan sihir itu dengan sendirinya."

[Waw, baru saja kamu membuat sihirmu sendiri. Kalau yang ini kamu harus berbangga karena kemampuanmu sendiri.]

Sebenarnya tidak kusangka bahwa aku bisa membuat sihirku sendiri tanpa sengaja. Mungkin ke depannya aku bisa membuat sihirku sendiri tanpa kesulitan. Baiklah, kembali ke fokus utama untuk memburu monster tingkat 7 dan 8 yaitu monster naga di sini.

"Waktunya menimbulkan keributan."

Kalau tadi aku sudah bisa membuat sihirku sendiri, sekarang aku mau melatih memakai kemampuan yang kumiliki dari job class karakter lain secara bersamaan. Tidak bersamaan juga sih, tetapi aku menggunakan satu kemampuan untuk menutupi kelemahan kemampuan yang lain. Jadi dengan cara ini, berburu akan jauh lebih efektif.

Tanpa kuduga, siang hari sudah datang dengan menghadirkan matahari yang begitu teriknya. Kira-kira ada sekitar 100 monster naga yang berhasil aku buru dengan segenap kemampuanku. Sekarang aku hanya perlu ke Guild kota pusat untuk membuat semua buruan dan hasil buruanku menjadi uang.

Bukannya aku maniak uang atau bagaimana, tetapi aku maniak berburu. Ketika berburu, rasanya semua rasa penatku, gangguan yang sebelumnya aku rasakan itu hilang, Buktinya, masalah yang kudahapi tadi pagi di kelas berhasil kulupakan saat aku berburu. Walau sekarang kepikiran lagi karena takut semua orang mencariku.

[Benar juga, seharusnya Keena memberi kabar walau hanya pesan singkat di kertas supaya tidak dicari-cari sepertiku dulu.]

"Harus ya? Sebenarnya kita kan punya kebebasan sendiri, mau kita melakukan apa pun juga bukan masalah sebenarnya."

[Bukan masalah sih, tetapi mereka pasti akan khawatir soal keadaan kita. Apalagi Keena pergi saat Keena tidak terima kondisi yang Keena hadapi.]

Walau enggan mengakuinya, tetapi ucapan ratu Kioku benar juga. Waktu itu aku pergi dengan keadaan tidak tenang, mereka pasti khawatir kalau aku melakukan hal yang berbahaya. Sebenarnya mungkin mereka benar sih, aku melakukan hal berbahaya, untuk mereka bukan untuk diriku. Untuk diriku itu bukan masalah, berburu adalah hal biasa.

"Baiklah, kalau begitu aku pulang saja daripada menambah masalah bukan hanya di akademi saja. Kalau beritaku sampai ke telinga Koshiyu bisa tambah besar urusannya. Bisa-bisa dia membuat pengumuman untuk mencariku."

[Hahaha, benar-benar, Koshiyu adalah orang yang perhatian dan mudah panik. Bukan hanya panik saja sih, tetapi selalu mudah mengekspresikan perasaannya."

"Koshiyu memang unik sih, ah jadi keterusan kan? Kita lanjutkan saat perjalanan saja."

Sama seperti sebelumnya, aku menyimpan semua mayat-mayat monster yang ada. Oh ya aku tidak menyimpannya di tempat penyimpanan sistem game, tetapi di kalung The Goddess Love pemberian ratu Kioku. Kalung ini lebih berguna daripada yang aku pikir, tidak perlu susah-susah mengumpulkan dengan mendekati barangnya, hanya dengan memikirkan barang yang bisa kita lihat untuk masuk ke dalam kalung saja bisa masuk barangnya.

Namun bahkan aku saja belum pergi dari wilayah gunung berapi tidak aktif ini, aku mendengar suara monster-monster yang panik pergi menjauh dari suatu arah. Aku yang penasaran pun akhirnya menuju ke arah yang dijauhi para monster untuk mengetahui apa yang terjadi. Tentu saja ini dengan izin dari ratu Kioku. Sesuatu yang menarik akan muncul!


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C24
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk