Troy termenung menatap Rachel, "Apa.. maksudmu?"
"Orang yang ingin aku kalahkan adalah diriku sendiri. Ketakutanku. Traumaku." Jawab Rachel.
"Apa yang ter.." Troy segera menggeleng. Ia menghentikan pertanyaannya. Menanyakan apa trauma seseorang adalah hal yang tidak sopan dan membuat tidak nyaman. Ia sendiri tidak suka jika ada orang yang menanyakan mengenai traumanya.
"Aku adalah korban p*merkosaan."
Kalimat Rachel membuat jantung Troy berhenti berdetak. Ia menatap gadis di depannya dengan kedua mata bergetar. Tubuhnya seketika membatu. Ia bisa melihat bagaimana Rachel berusaha menahan berbagai perasaan yang berkecamuk di dalam dadanya. Gadis itu menutupinya dengan sebuah senyum miris. Bahkan sebagai korban pun, Rachel masih bisa setenang ini.