"Jangan coba-coba untuk melupakan saya" ucap Abi.
Amanda menatap lekat mata indah itu, mencari kejujuran dan kesungguhan disana. Dia menemukannya, tapi sebelah hatinya takut untuk percaya. Bukankah Abi selalu membuang semua pemberiannya, mulai dari semua masakan yang dia beri sampai jam tangan mewah hadiah dari Amanda. Tapi dia datang kembali saat Amanda ulang tahun, memberikan kecupan yang Amanda masih bingung apa tujuannya. Setelahnya, lelaki itu juga dengan seenaknya membuat Amanda gusar dan marah karena menyebut dirinya sebagai perempuan gampangan beberapa hari yang lalu, dan sekarang dia kembali datang untuk menghibur Amanda, dan juga dengan mudahnya bilang kepada Amanda untuk tidak melupakan Amanda. Ini sungguh membingungkan Amanda. Dia tidak mau lagi dibawa Abi terbang ke atas langit, tapi baru beberapa saat sudah dijatuhkan kembali ke bumi dengan cara menyakitkan. Lelaki ini terlalu sulit untuk Amanda mengerti, sangat sulit dipahami. Amanda melihat lagi ke arah dua bola mata kecoklatan milik Abi, berharap ada sedikit kebohongan dan ketidaktulusan disana. Tapi lagi-lagi Amanda kesulitan untuk mendapatkannya. Sorot mata itu begitu jujur dan tulus. Amanda bisa dengan jelas merasakannya, tapi dia tidak berani mengakuinya, dia tetap ingin menjaga hatinya agar tidak terluka oleh satu orang lelaki yang sama.
"Lebih baik Dokter pulang, saya sedang ingin sendiri" balas Amanda, berusaha tidak terbuai, dia melepaskan pegangan Abi, dan mundur selangkah. Abi terkejut dengan sikap Amanda. Apa yang salah, batin Abi.
"Saya, saya minta maaf." balas Abi cepat, saat Amanda akan berbalik pergi dan menutup pintu. Kalimat ini sukses membuat Abi menghentikan gerakan Amanda. Abi berusaha menahan pintu apartemen itu agar tetap terbuka.
"Untuk apa?" tanya Amanda, memberikan pertanyaan retoris, tapi sejujurnya dia ingin mendengar Abi meminta maaf untuk hal yang mana, bukannya sudah terlalu banyak kesalahan lelaki itu padanya, ucap Amanda dalam hati.
"Untuk semuanya, untuk sikap saya yang kasar, untuk kalimat saya tempo hari, dan untuk tidak berada di samping Ibu saat ibu butuh saya, mengenai video itu saya sudah melihatnya" ucap Abi. Amanda terdiam lagi, hatinya sedikit goyah. Kalimat Abi membuat hatinya hangat. Amanda merasa seperti kembali melihat Abi sebagai sosok yang hangat dulu, saat pertama kali mereka bertemu. Tapi sekali lagi, gadis itu tidak berani percaya. Dia terlalu takut untuk percaya. Abi terlalu mudah berubah dan sampai sekarang Amanda masih belum mengerti alasannya. Ditambah lagi Abi sudah melihat video itu, bukannya itu semakin membuat lelaki itu merasa Amanda sebagai wanita gampangan seperti kalimat Abi sebelumnya.
"Aah, jadi Dokter kesini karena video itu. Anda bukan Dokter saya, tidak ada alasan Anda harus selalu berada di dekat saya saat saya butuh. Bukannya Anda sendiri yang memutuskan untuk berhenti menjadi dokter pribadi saya? Jangan membuat saya bingung Dokter" balas Amanda dengan jujur.
"Kalau masalah itu.." Abi tidak dapat meneruskan kalimatnya.
"Apa Dokter menyukai saya? Atau mungkin Dokter hanya kasihan melihat yatim piatu yang tidak punya siapa-siapa seperti saya?" tanya Amanda tiba-tiba. Abi terdiam, suaranya mendadak menghilang, pikirannya kosong. Pertanyaan Amanda ini juga dia tanyakan pada dirinya sendiri akhir-akhir ini. Sementara itu, Amanda masih menunggu jawaban Abi, menatap lekat wajah tampan itu yang sekarang terlihat linglung, padahal sebelumnya lelaki itu tidak seperti itu.
"Tidak perlu dijawab Dok, saya sudah bisa menebak jawabannya sendiri" balas Amanda dengan dingin. Dia dengan gerakan cepat menutup pintu depan apartemennya. Sungguh bodoh Amanda, mengapa menanyakan pertanyaan yang sudah pasti apa jawabannya, mana mungkin seseorang seperti Abi mulai menaruh hati padanya, Abi hanya merasa kasihan, ucap Amanda dalam hati, menertawakan kembali semua kebodohan yang selalu dia lakukan setiap berurusan dengan Abi. Harusnya pertanyaan seperti itu tidak perlu dia ungkapkan, bukankah semua itu justru membuat dirinya kembali patah hati lagi. Semua ini justru membuat pikiran Amanda menjadi tidak karuan. Hatinya justru terasa bertambah sakit setelah video itu membuat dia terhina, kini kedatangan Abi malah menambah runyam segalanya.
Dibalik pintu, Abi masih menatap pintu apartemen Amanda. Mulutnya masih terkunci dengan rapat. Ada banyak kalimat yang ingin dia katakan, tapi hati, otak dan mulutnya seperti tidak mau bekerja sama. Amanda benar, sikapnya terlalu sering berubah-ubah, bagaimana gadis itu bisa dengan cepat mempercayainya begitu saja. Abi masih disana selama beberapa menit, masih berpikir, tapi dia tidak berani mengetuk pintu itu lagi, dia takut apapun kalimat yang keluar dari mulutnya, hanya akan menyakiti Amanda lagi. Sudah terlalu banyak Abi menyakiti Amanda, dia tidak mau seperti itu lagi, ucap Abi dalam hati.
____________
Halo, up baru ya
mohon maaf lelet sekali
karena kemarin aku sakit, kerjaan jadi numpuk bukan main,
btw aku mau minta dukungan untuk cerita baru aku yang ikut di lomba menulis webnovel, ceritanya agak sedikit beda, aku bawa tema yang menurut aku sensitif sekali, LGBT (sesuai tema lombanya)
judulnya Kisah Cinta Settingan
baru satu bab, tenang, Amanda ga akan ditinggal pergi gitu aja kok, bakal diterusin tp enggak janji bakal panjang ceritanya
ditunggu dukungannya di cerita baru aku, semoga suka ya
happy reading
"Bu, Ibu beneran enggak apa-apa?" tanya Latissa lagi. Dia berkali-kali melirik ke arah Amanda, mengamati wajah datar Amanda. Sudah dua hari sejak video itu beredar luas, bahkan sampai dibahas di akun-akun gosip, baik akun gosip yang diakui kebenarannya, sampai akun gosip yang baru memulai karir gosipnya. Banyak komentar jahat yang ditujukan pada Amanda, tidak sedikit orang yang sudah melihat video itu mengejek dirinya, bahkan lebih gilanya hanya dalam sekejap saja, siapa sebenarnya Amanda sudah diketahui para pengguna media sosial itu. Mereka dengan santainya menghina, mengejek dan tidak jarang menggunakan kalimat atau kata-kata kasar pada Amanda, seakan-akan mereka sudah tahu duduk masalah sebenarnya. Mereka juga membahas mengenai perusahaan Amanda, banyak tuduhan yang muncul, diantaranya tuduhan bagaimana perusahaan Amanda bisa sukses padahal baru berjalan selama lima tahun. Awalnya Amanda tidak mau memperdulikan hal ini, tapi sekarang mereka sudah menyinggung ranah pribadi Amanda, dia hanya takut publik tahu latar belakang kehidupannya, Amanda tidak suka, selain itu, nama baik perusahaannya juga terancam. Amanda berpikir dia harus melakukan sesuatu untuk membungkam semua ini.
"Saya enggak apa" jawab Amanda dengan tenang, dia sudah merencanakan beberapa hal di kepalanya.
"Panggilkan tim legal hukum kita, sekarang tugas kamu, cari siapa yang menyebabkan video itu bisa tersebar, lalu cari video lengkapnya di restauran tempat saya makan siang, kita harus tunjukkan pada publik, kalau bukan saya yang jahat di kasus ini" jawab Amanda, masih tetap tenang. Latissa sedikit terpukau, bosnya itu benar-benar beda, tidak panik sedikit pun, kalau pun Latissa bisa sedikit membaca perasaan Amanda, dia hanya menemukan kesedihan disana.
"Harusnya saya ikut kemarin" sesal Latissa. Dia merasa gagal karena tidak mengetahui kalau Anton sudah bertunangan dengan Ervita Maharani, putri seorang pengusaha terkenal yang sudah mempermalukan Amanda. Kabarnya pertunangan Ervita dan Anton memang tidak banyak yang mengetahui, karena hanya mengundang keluarga dekat saja, Anton memang sengaja tidak mau diketahui siapapun kalau dia sudah bertunangan, sepertinya pertunangan mereka hanya untuk permasalahan bisnis saja karena keinginan kedua orang tua Anton untuk menambah kekuatan perusahaan mereka karena Ayah Ervita memang punya banyak perusahaan di berbagai bidang.
"Tidak apa, lain kali memang lebih baik tidak ada makan siang pribadi" balas Amanda sambil tersenyum.
"Harusnya saya tahu Pak Anton sudah bertunangan" ucap Latissa lagi.
"Hampir tidak ada yang tahu memang Tis, sudah jangan menyesal berlebihan seperti itu, lebih baik kamu segera mencari rekaman CCTV dengan video lengkap di resto kemarin" perintah Amanda lagi, memberi Latissa suatu pekerjaan penting biasanya bisa sedikit menghibur gadis itu, pikir Amanda.
"Baik Bu segera saya lakukan" jawab Latissa segera. Dia menundukkan kepalanya denga. hormat, lalu keluar dari ruangan Amanda.
Amanda kembali mempelajari beberapa proposal pengajuan untuk mencari kembali calon investor produk baru perusahaanya. Kalau seperti ini sepertinya dia harus menunda launching produk baru mereka, mencari investor seperti Anton bukan perkara mudah. Konsentrasi Amanda terganggu ketika ponselnya berdering, dari Latissa. Kening Amanda berkerut, mengapa asistennya itu sudah menghubungi dirinya, apa dia sudah mendapatkan video lengkap CCTV yang baru saja dia perintahkan, atau ada masalah lain yang muncul, pikir Amanda.
"Halo?" sapa Amanda.
"Bu Amanda, code red." ucap Latissa cepat. Code red adalah sebuah tanda yang hanya Amanda dan orang-orang kepercayaannya saja yang tahu, karena Amanda yang membuat kode ini. Hal ini berarti perusahaan mereka kedatangan dewan pemegang saham, Amanda tidak masalah kecuali dengan satu orang yang benar-benar menyulitkan, yaitu Pak Ananda, yang tidak lain adalah adik kandung Ibu Angella. Amanda membuat kode itu untuk berkomunikasi rahasia terutama dengan Latissa. Amanda tahu kalau ini pasti berhubungan dengan video itu dan Amanda juga yakin ini pasti akan menjadi salah satu alasan Pak Ananda untuk menggeser posisi Amanda di perusahaannya. Apapun yang akan Pak Ananda katakan nanti, Amanda harus siap sedia melawannya dan mempertahankan perusahaannya.
____________
Halo semua
sedikit dulu up nya ya
semoga suka
jangan lupa ditunggu dukungan ss dan komentarnya
ditunggu juga ss dan komentarnya di karya saya yang lain,
ada cerita baru yang saya buat
judulnya "Kisah Cinta Settingan" , semoga bisa banyak yang suka, karena rencananya kalau banyak yang suka mau saya lanjutkan sampai panjang (semoga ya)
happy reading
follow Ig saya rizkaadityahami
happy reading \(^o^)/
Komentar Paragraf
Fitur komentar paragraf sekarang ada di Web! Arahkan kursor ke atas paragraf apa pun dan klik ikon untuk menambahkan komentar Anda.
Selain itu, Anda selalu dapat menonaktifkannya atau mengaktifkannya di Pengaturan.
MENGERTI