WARNING!!Dalam cerita ini mengandung percakapan dewasa. Harap kebijksanaan pembaca. Bagi pembaca yang dibawah umur atau yang tidak nyaman dengan cerita ini, Dianjurkan untuk tidak membaca chapter ini
Dariel pulang cepat hari ini. Tepat pukul Jam 3 sore bahkan dia sudah ada dirumah. Triplets terlihat masih bermain-main dengan pengasuhnya membuat Dariel sedikit punya waktu untuk beristirahat. Dia pergi keatas untuk mandi agar bisa menyusul bermain dengan Triplets namun baru juga membuka jas dan dasinya dia mendengar suara seseorang rupanya itu Deby yang sedang mengayun Ravin. Kalo diingat-ingat lagi dibawah memang hanya ada dua kembarnya. Dariel membuka lebar pintu ajaibnya dan menghampiri Deby.
"Ravin tidur Deb?" Tanya Dariel.
"Iya bang..." Deby mulai membaringkan Ravin ditempat tidurnya. Deby menepuk perlahan pantat Ravin seakan itu anaknya. Dia membawa Ravin terlelap dalam mimpinya. Dariel kini menatapnya. Dia kagum. Ravin bisa nyaman dengan cepat dalam asuhan Deby. Rasanya sudah jarang juga melihat Ara menimang Ravin. Lama kelamaan Deby merasakan sesuatu yang berbeda. Dia merasakan seseorang memperhatikannya. Refleks Deby melihat kearah Dariel. Dilihatnya majikannya itu masih memperhatikannya.
"Bang?" Deby sambil menaik turunkan tangannya.
"Eh iya Deb, kenapa?"
"Abang ngelamun?"
"Engga ngelamun sih cuman lagi mikir Ravin cepet Deket juga sama kamu. Kadang dia digendong sama uncle atau auntynya aja suka nangis."
"Alhamdulillah deh jadi ngurusnya juga enak."
"Kok bisa sih?"
"Mungkin gara-gara aku udah punya anak juga jadi tahu harus gimana. Hm...Abang tumben udah pulang?"
"Iya jenuh dikantor mending pulang aja liat Triplets."
"Mau saya bikinin minuman?"
"Engga, ga usah. Bi Tini masih ada kok." Dariel masih saja seurius menatap Deby.
"Bang..jangan...liat saya gitu dong.."
"Kenapa?"
"Saya jadi malu."
"Malu?ga usah malu, kamu cantik..." Dariel meraih dagu kecil Deby mengangkat wajahnya yang tertunduk.
"Bang..." Deby meraih lengan Dariel.
"Kenapa lagi?"
"Nanti kak Ara marah jangan deket-deket..."
"Kak Ara ga ada dirumah."
"Ada CCTV..."
"Nanti saya hapus rekaman hari ini." Dariel yang entah ada apa kini mulai mendekat ke arah Deby.
"Bang..." Protes Deby lagi.
"Saya tahu kamu juga pingin. Sebentar aja Deb.." Ucap Dariel yang kemudian dilanjut dengan bungkaman di bibir Deby. Dia tak ingin Deby terus melakukan aksi protesnya. Dilumatnya bibir pengasuh anaknya itu. Deby sendiri yang banyak protes nyatanya menerima ciuman itu. Dia membalas setiap ciuman Dariel di bibirnya. Deby menjulurkan lidahnya didalam dan disambut tarikan oleh Dariel. Ah...ini sedap. Dariel memang best kisser. Deby rasanya sudah lama tak berciuman. Dariel semakin mendekap tubuh Deby.
"Bangh..." Deby mendorong sedikit badan Dariel.
"Kenapa?" Dariel seakan tak mau terlepas.
"Nanti kalau ketahuan yang lain gimana?" Deby takut. Perkataannya terus menolak Dariel tapi badannya seakan bersikap sebaliknya. Dia tak mau terlepas dari Dariel.
"Temenin Abang mandi aja yuk.."
"Ma..mandi?" Deby gugup.
"Iya, Abang panas deket kamu.." Dariel lalu mengecup-ngecup pipi dan lehernya.
"Mau ya? nanti Abang kasih uang tambahan..." Tawar Dariel. Deby menelan ludahnya. Dia tak tahu harus apa. Dia ingin tapi kalau sampai ketahuan bisa bahaya. Di sisi lain dia juga butuh uang untuk biaya anaknya yang sedang sakit.
"Ayo..." Dariel sudah tak sabar dan menuntun Deby ke kamarnya. Dia menutup rapat pintu ajaib itu. Deby sendiri seakan tersihir untuk mengikuti kemana langkah kaki Dariel membawanya. Kini untuk pertama kalinya Deby masuk kamar utama majikannya. Kamar itu tampak luas dengan dilengkapi furniture mahal dan peralatan yang super canggih. Mata Deby salah fokus dengan sebuah kursi coklat disana. Rupanya majikannya itu punya kegiatan seks yang panas juga. Dariel kini membuka pintu kamar mandi. Mata Deby dibuat kagum lagi bukan main. Ini benar-benar kamar mandi mewah. Nuansa kaca transparan sangat terasa sekali disini.
"Bajunya ga takut basah?" Dariel mulai membuka kemejanya sendiri sementara Deby masih diam. Dia kini memperhatikan gerakan Dariel. Dada berbulu dan badan seksi itu kembali menjadi pemandangan Deby. Ah... Pemandangan ini benar-benar menggoda iman.
"Ayo..katanya mau temenin abang mandi.." Dariel meraih pinggang Deby lagi. Memandangnya begitu lekat. Jantung Deby berdegup kencang saat dada berbulu itu benar-benar berada tepat didepannya. Tangan polosnya kini tersimpan di dadanya.
"A..apa ini ga papa bang?"
"Kita cuman punya waktu satu jam sayang sebelum Ara pulang. Jadi ayo cepet.." Dariel bersikap mesra. Sayang?apa Deby tak salah dengar ini?Dariel menyebutnya sayang?Kini wanita itu senyum-senyum. Dariel segera meraih bibirnya lagi. Mencoba merangsang nafsunya karena jujur Dariel sudah birahi. Perlahan tangan Dariel mulai nakal menarik baju Deby keatas membuat bra warna pink yang dikenakan Deby terlihat. Dariel juga membuka kancing celana pendek Deby yang longgar sehingga otomatis celana itu turun kebawah. Kini hanya tersisa dalamannya saja.
"Kamu buka sendiri ya sisanya, abang tunggu..." Dariel melepaskan pelukannya dan dia juga segera membuka celana bahan yang masih menempel dikakinya. Deby terguncang. Dia benar-benar malu sekaligus senang. Tadi itu nikmat. Rasanya dia senang bisa kembali disentuh oleh seorang pria. Entah setan apa yang menempel padanya, Deby langsung membuka pakaian dalamnya lalu merapikan semua pakaiannya tadi agar tidak basah nanti. Perlahan tapi pasti dia menghampiri Dariel yang sudah mengguyur dirinya sendiri dengan air yang keluar dari Shower. Matanya kini melihat sesuatu yang panjang dan besar yang sudah menegang. Lagi-lagi Deby dibuat kagum dengan badan majikannya. Itu sangat menggoda. Pantas saja Ara betah dekat dengan Dariel. Deby lebih mendekat dan kini mulai ikut berdiri dibelakang Dariel. Badannya mulai terkena percikan air yang keluar. Dariel membalikkan badannya dan meraih pinggang Deby lagi. Kini dua bulatan padat menghantam dadanya keras. Itu semakin merangsang birahinya. Tanpa menunggu lagi Dariel dan Deby kembali berciuman namun kali ini dengan nakal tangan Dariel bermain juga di area paling sensitif Deby.
"hhmm...." Desah Deby dalam ciumannya. Dia merasa sensasi yang luar biasa. Sudah lama sekali dia tak merasakan hal ini. Deby melepaskan ciumannya dengan nafas yang memburu. Kini tak perlu diperintah Deby berjongkok dibawah sementara tangan Dariel dengan cepat memutar keran agar airnya berhenti.
"Ahhh..." Desah Dariel saat sesuatu yang hangat menyelimuti kejantanannya yang basah. Ini nikmat. Kepala Deby maju dan mundur dibawah sana. Rambutnya yang basah terlihat menjadi lepek.
"Ahhh...ya...gitu sayanghhh....ahh...." Dariel memejamkan matanya sambil terus mendesah nikmat. Kepalanya dia naikan keatas sementara kedua tangannya menompang di pinggang. Belum cukup puas dengan lumatannya. Dariel menahan kepala Deby dan memaju mundurkan miliknya sampai terdengar bunyi akibat basahnya. Ini benar-benar luar biasa. Rasanya Dariel belum pernah merasakan kenikmatan ini. Saat bercinta dengan Ara dia terkesan lebih hati-hati dan mengikuti keinginan Ara tapi...dengan Deby dia seakan bebas memperlakukannya bagaimana pun.
"Berdiri sayang.." Dariel memerintah sekarang. Dia segera menarik badan Deby untuk menungging sementara dirinya dibelakang sudah siap untuk memulai permainan.
***To be continue
WARNING!!Dalam cerita ini mengandung percakapan dewasa. Harap kebijksanaan pembaca. Bagi pembaca yang dibawah umur atau yang tidak nyaman dengan cerita ini, Dianjurkan untuk tidak membaca chapter ini.
"Berdiri sayang.." Dariel memerintah sekarang. Dia segera menarik badan Deby untuk menungging sementara dirinya dibelakang sudah siap untuk memulai permainan. Perlahan kenjantananya itu diarahkan masuk ketempat seharusnya.
"Ahh...banghh..." Teriak Deby kecil sementara Dariel merasakan kesempitan tapi begitu nikmat. Dia mendorong lagi miliknya, sepertinya Dariel mengalami sedikit kesulitan, dia seakan sedang memerawani seorang wanita lagi.
"Ahhh...bangh..pelan.."
"Belum semua sayang, tahan....." Dariel terus mendorongnya dengan begitu perlahan dan saat semuanya tenggelam Dariel terdiam sejenak. Dia kini membungkuk mendekati Deby.
"Mulai yah…" Bisik Dariel menggoda. Kini dia memulai pergerakan yang akan menimbulkan kenikmatan ke level yang lebih tinggi. Pinggulnya yang kekar mulai bergerak maju dan mundur secara perlahan terlebih dahulu hingga lama kelamaan Gerakan itu cepat dengan sendirinya.
"Ahhh....Ahhh...." Deby menggigit bibirnya kecil sendiri. Antara sedikit ngilu dan nikmat bercampur. Miliknya benar-benar terasa penuh dan terisi. Gerakan Dariel semakin membuatnya terpesona dengan percintaan ini padahal dia jelas tahu ini adalah hubungan yang terlarang. Tapi ya sudahlah dia tak mau memikirkan hal itu dulu untuk sekarang dia tak bisa menolak gejolak dalam dirinya yang juga ingin memiliki Dariel. Dia suka dengan suami majikannya itu. Apalagi dilihat dari rupanya jelas menggoda. Ternyata benar saja, sekarang dapat dia rasakan tubuh Dariel yang menggoda dan nikmat tentunya. Dia pandai membuat wanita tergila-gila padanya. Dariel benar-benar paket lengkap. Rasanya ini seperti malam pertamanya. Dia merasa seakan kejantanan Dariel yang pertama menembus miliknya. Dia belum pernah merasakan hal senikmat ini bahkan dengan mantan suaminya terlebih dahulu pun tak sampai seperti ini. Kenikmatan ini akan selalu dia ingat sepanjang hidupnya.
"Ahh...ahhhh.." Dariel ikut mendesah seakan membalas desahan Deby sebelumnya. Dia juga tak lupa untuk ikut membungkuk agar bisa memegangi dua bukit kembar yang kini bergerak-gerak menggoda. Tangan besar Dariel meremasnya. Memilin-milin kecil puncak payudara itu. Dia senang bulatan kecil itu. Hanya dengan gerakan kecil yang dilakukan Dariel saja Deby benar-benar semakin basah padahal Keran sudah dimatikan Dariel sejak tadi. Bosan dengan posisi itu. Dariel langsung membalikkan badan Deby. Mengangkat satu kakinya keatas pinggang lalu kembali menusuk dengan nikmat lubang surgawinya. Tangan Deby kini melingkar erat di bahu Dariel. Nafasnya terdengar jelas akibat jarak yang begitu dekat. Sekali lagi Deby mencium bibir Dariel dengan ganas. Dia tak bisa menahan birahinya begitupun Dariel yang terlihat begitu menikmatinya. Akhirnya birahinya tersalurkan juga. Ara terlalu sibuk dengan pekerjaannya belakangan ini. Sampai rumah biasanya dia langsung mandi, bermain dengan Triplets dan tidur. Begitulah kesehariannya. Rasanya kalau bukan Dariel yang meminta mungkin Ara tak akan pernah ingat dengan kewajibannya sebagai istri.
"Sshhh...ahh..." Desah Deby sambil menyembunyikan kepalanya dipunggung Dariel. Badannya benar-benar terguncang oleh kekuatan Dariel.
"Enak sayanghhhh?"
"Enak banghh, Ahhh..."
"Abang kasih tanda ya.." Dariel meraih ceruk leher Deby dan menghisapnya agar warna merahnya keluar. Dia benar-benar lupa diri sekarang. Dariel tak sadar dengan perbuatan nistanya. Hanya karena nafsu yang merajai diri akal sehatnya hilang begitu saja. Harusnya dia sadar dia sudah menikah punya tiga anak pula yang masih kecil. Bagaimana jika Ara sampai tahu dan memergokinya?Bukan hanya karirnya tapi kehidupannya pun pasti langsung tamat. Ara tak mungkin tinggal diam. Dia bisa saja mengadukannya pada Kenan yang akan memberi pelajaran teramat perih pada suaminya itu. Perceraian bahkan bisa jadi pilihan Ara jika memang itu benar terjadi. Siap-siap saja Dariel dan Deby masuh neraka dunia yang dibuat Kenan.
"Banghhhh...ahhh aku lemes.."
"Lemes?baru juga sebentar." Dariel menyeringai kecil. Dia merasa perkasa sekarang. Kini Dariel menggunakan kekuatannya untuk mengangkat kedua kaki Deby dan menyudutkannya di tembok tepat samping showenya. Punggung Deby merasakan dingin namun dibawah sana sangat panas dan bergairah. Dariel benar-benar membuat Deby pasrah akan diperlakukan bagaimana. Dariel pintar memuaskannya. Dia bagaikan ratu yang sedang dilayani. Mereka bercinta lagi dengan posisi itu bahkan suara peraduan mereka semakin terdengar jelas.
"Ahhh…kamu enak deb…" Dariel melontarkan pujian lalu melumat bibir Deby dengan nafsu yang tak terbendung. Menarik-narik lidahnya dengan gemas dan mengairahkan. Ciuman mereka tak kalah panas dengan percintaannya. Ini benar-benar gila. Dariel dan Deby seperti seorang maniak Seks. Selang beberapa menit Dariel mulai menggendong Deby lagi kearah Bathtub. Mereka duduk disana. Dariel kini menyuruh Deby yang aktif bergerak. Deby yang duduk dipangkuan Dariel segera menggerakkan pinggulnya. Dia ingin membuktikan bahwa dia juga bisa memuaskan Dariel. Bagaimanapun dia punya pengalaman bercinta jadi…ini saatnya Deby membalas dendam.
"Yang cepet sayang..." Pinta Dariel merasa ada yang kurang dengan gerakannya. Deby menurut dan semakin menjadilah kenikmatan itu. Pantulan payudara Deby semakin terlihat naik turun dengan cepat tapi justru itu semakin menggoda.
"Ahh..ahh...ya sayanghh..." Desah Dariel sambil melihat peraduan mereka. Tak tinggal diam Dariel mulai memainkan lagi payudara Deby dengan mulutnya. Menjilat-jilat, menghisap payudara itu dengan kuat. Jika soal ukuran memang kepunyaan Deby lebih besar disbanding istrinya tapi jelas jika soal putih Ara pemenangnya. Badan Ara jelas menandakan bagaimana dia merawatnya dan menunjukkan seberapa tebal pula dompetnya. Mungkin perawatan Ara dari bawah kaki sampai ujung rambutnya membutuhkan biaya yang fantastis. Dariel kadang belum terbiasa dengan gaya hidupnya. Wajar sih bagaimanapun Ara hidup di keluarga yang serba berkecukupan.
"Banghhhh aku keluar..."
"Keluarin aja sayang..." Dariel mesra dan tanpa perlu waktu menunggu lagi Deby merasakan orgasmenya. Ah...ini benar-benar enak.
"Aku belum..." Dariel kini menyuruh Deby mengangkang didepannya sementara dirinya bergerak dengan cepat.
"Ahhh...ahh...banghhh pelan..."
"Dalem..luar sayanghhh?" Dariel dengan tergesa-gesa. Dia rasanya akan keluar juga.
"Luar ajahhh Ahhh..."
"Gahh enakk donghhh ahh..." Dariel menawar dengan tetap bergerak. Dariel harusnya tahu konsekuensi jika dia mengeluarkannya di dalam.
"Bang..ahh...aku keluar lagihh..." Deby begitu cepat merasakan orgasme keduanya sementara Dariel masih bergerak cepat.
"Ahhh deb..Deby...Abang keluar..Ahhhhhhhh...." Dariel menyemprotkan cairannya didalam. Teriakannya sedikit panjang dan nikmat. Dariel dibuat ngos-ngosan. Deby langsung lemas dalam pelukan Dariel.
"Kalo Ara sampai tahu gimana bang?"
"Engga, ga akan tenang aja. Kamu bener-bener enak Deb…" Puji Dariel sambil mengusap pelan punggung Deby yang basah.
"Abang juga jago mainnya.."
"Kalo jago, mau lagi dong?"
"Bang…aku ngerasa diawasin kalo disini."
"Oke..Abang sewa hotel nanti." Dariel rupanya ingin ada pertemuan selanjutnya. Deby melepaskan pelukannya dan menatap Dariel.
"Bang ini…"
"Ssttt….hidup kamu abang yang jamin." Dariel segera memotong kalimat Deby dan seketika menciumnya. Ciuman yang basah dan menggelora.
"A…Abang…" Ara tak percaya dengan pemadangan yang ada dihadapannya. Lututnya lemas bukan main. Dia tak percaya jika kali ini dia memergoki suami dan pengasuh anaknya bertelanjang dikamar mandinya sendiri sedang berciuman pula. Hatinya terkoyak dan dunia seakan runtuh sekarang. Semua hancur dan tak bersisa.
****To Be Continue
Makin Hot nih bang Dariel!!!
Ara auto:
~kumenangis.....membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku, kau duakan cinta ini...kau pergi bersamanya....~~
Don't forget leave comment and vote ya :)
Anda mungkin juga menyukai
Komentar Paragraf
Fitur komentar paragraf sekarang ada di Web! Arahkan kursor ke atas paragraf apa pun dan klik ikon untuk menambahkan komentar Anda.
Selain itu, Anda selalu dapat menonaktifkannya atau mengaktifkannya di Pengaturan.
MENGERTI