Unduh Aplikasi
11.75% Cinta Kontrak Kerjasama (LoCC) / Chapter 49: Test Pack

Bab 49: Test Pack

Written by : Siska Friestiani

LoCC : 2014

Re-publish Web Novel : 31 Oktober 2020

*Siskahaling*

"Ingat sayang, jangan pernah sekali-sekali mengangkat beban berat. Mengerti?!" Mario kembali memperingatkan Alyssa layaknya boss yang memperingati bawahannya agar tidak melakukan kesalahan.

Alyssa, wanita itu kini hanya bisa mengangguk patuh dengan apa yang Mario katakan tapi percayalah, Alyssa sedang merutuk dalam hati saat ini. Bisa dibilang ia sudah mendengar segala celotehan Mario yang intinya itu selalu sama.

Jangan mengangkat benda berat.

Jangan terlalu lelah.

Sejak Alvin pergi tadi, Mario sudah begitu heboh. Pria itu seketika langsung berdiri dari ranjang lalu meraih kunci mobil diatas nakas dan beranjak pergi menuju apotik untuk membeli test pack. Perlu kalian tahu bahwa Mario bahkan melupakan fakta jika beberapa jam yang lalu ia pingsan di kantor dan berbaring lemas diranjang.

Perkara mudah sebenarnya untuk Mario mendapatkan benda kecil yang ia butuhkan tersebut. Ia bisa saja menyuruh Louis untuk membelikannya, namun Mario memilih membelinya sendiri. Karena ini adalah awal dimana ia di repotkan oleh anaknya untuk pertama kali dan ia menyukainya.

Dan benar saja benda kecil berwarna putih itu menunjukkan dua garis merah yang itu artinya Alyssa benar-benar hamil. Dan Mario saat itu langsung merengkuh tubuh mungil Alyssa dan memeluknya erat.

Mau tak mau Zeth, Manda dan Gina tertawa melihat tingkah Mario yang diluar dugaan mereka semua. Terlebih Manda, ia tidak pernah melihat Mario sebahagia ini dan untuk pertama kalinya seorang Alyssa mampu membuat keturunan Calvert berbuat diluar batas wajar.

Sampai akhirnya setelah melakukan aksi hebohnya tanpa rasa bersalah tersebut, Mario langsung memberi wejangan-wejangan kepada istrinya. Bahkan Manda dan Gina yang sudah berpengalaman hamil pun akan kalah gaya dengan Mario saat memberikan wejangan.

"Jaga kesehatan, jangan terlalu lelah, jangan mengangkat beban berat, tidak ada yang namanya keluar rumah tanpa aku Hon, kau boleh keluar rumah jika aku sudah pulang atau kau harus menghubungiku terlebih dahulu jika kau ingin melakukannya"

Ayo, tampar Alyssa saat ini juga untuk menyadarkan jika ini adalah mimpi. Bagaimana mungkin seorang Mario Calvert begitu berlebihan kepadanya. Ataukah memang sudah menjadi adat bagi keturunan pembisnis untuk memanjakan anak-anaknya walaupun masih didalam kandungan.

Namun entah kenapa sekesal-kesalnya ia mendapat larangan-larangan yang Mario berikan kepadanya, hatinya tetap menghangat saat Mario melakukannya.

"Selamat ya sayang" ucap Gina yang kini memeluk putri semata wayangnya dengan penuh haru. Tidak menyangka bahwa putri kecilnya sebentar lagi akan menjadi seorang ibu. Bahkan baru kemarin rasanya ia merasakan sakit yang luar biasa karena berjuang melahirkan putri kecilnya itu.

Tak ingin ketinggalan, Manda pun kini memeluk menantu kesayangannya itu, sambil mengucapkan selamat seperti apa yang Gina ucapkan tadi. Begitu berterima kasih kepada Alyssa saat menantunya itu akhirnya mewujudkan keinginannya untuk memiliki cucu. Sudah pasti cucu pertamanya mengingat ia hanya memiliki satu putra dan itu adalah Mario.

"Ma, kau bisa membuat istriku kesulitan bernafas jika kau tidak melepaskan pelukanmu sekarang juga" ucap Mario yang dari tadi sudah mengerucut sebal melihat istrinya sudah diambil alih oleh Mama dan mertuanya. Hey, biarkan saja jika kalian ingin mengatakannya lebay. Ia hanya ingin menjadi ayah yang baik untuk anaknya. Bukankah memang seharusnya seperti itu?

"Aduh, duh Mom" Mario mengaduh saat merasakan cubitan pedas dari Gina di pinggangnya. Mario kali ini tidak mengada-ngada cubitan ibu mertuanya ini memang benar-benar pedas mengalahkan bubuk cabe level 15. Jika kalian tidak percaya kalian bisa merasakan sendiri betapa pedasnya cubitan ibu-ibu yang sudah berumur setengah abad.

"Kau merusak suasana, Boy" Zeth angkat bicara. Namun diselingi dengan kekehan melihat tingkah anak laki-lakinya. Didikannya memang tidak salah, seorang putra Calvert memang harus seperti itu. Batin Zeth.

"Justru kalian yang merusak suasana, seharusnya aku saat ini sedang merayakan berita bahagia ini di ranjang bersama ist-"

Plakkkk

"Yakkkkk" Mario memekik saat kini giliran kepalanya yang menjadi korban keganasan istrinya. Alyssa memukul kepalanya sungguh tidak berperasaan. Astaga, ia salah apa sebenarnya, kenapa selalu menjadi bahan bullyan seperti ini. Mario merutuk dalam hati.

"Kau tau itu sangat sakit, Hon" Mario kini beralih mengusap kepalanya, padahal rasa sakit karena cubitan Gina tadi masih terasa panas di pinggangnya, dan kini malah Alyssa menambah di bagian kepala. Sekarang Mario sangat yakin jika Gina lah yang mewariskan sikap brutal tersebut kepada istrinya.

"Aku tidak akan memukul kepala mesum mu itu jika saja kau bisa menyaring omongan mu, Mario. Sikap mu benar-benar tidak tahu sopan santun" Alyssa langsung menarik tangan Mario lalu mendudukkan dirinya dan Mario di ranjang mereka, setelah itu tangan Alyssa terulur mengusap bagian kepala Mario yang baru saja ia pukul. Bagaimana pun Alyssa mengakui jika pukulannya tadi memang lumayan. Lumayan menyakitkan tentu saja. Tangannya saja sampai terasa panas.

Mendapat perlakuan manis dari istrinya, ah tidak bisa dikatakan manis juga karena Alyssa melakukannya dengan wajah ditekuk dan masih menyimpan raut kesal diwajahnya, Mario pun langsung menyandarkan kepalanya di bahu Alyssa. Karena Mario tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan sekecil apa pun jika sedang bersama istrinya untuk mendapatkan keuntungan.

"Aku seolah sedang melihat dirimu Zeth saat melihat Mario" rutuk Manda kesal saat melihat tingkah anaknya sekarang. Demi Tuhan, Mario seratus persen mewarisi semua yang ada pada diri suamianya. Bisa dibilang Mario adalah duplicate nya Zeth. Benar-benar menyebalkan.

"Kau tahu bukan jika tidak ada yang bisa mengalahkan dominannya seorang Zeth Calvert?" ucap Zeth menaik turunkan alisnya menggoda Manda. Membuat Manda semakin sebal.

"Ahhhh, aku merasa tidak memiliki sekutu saat ini, andai saja ada, Ferdy aku pasti ada yang diajak bertengkar"

"Tentu saja bisa Gin, aku akan senang hati menyuruh orang ku untuk membongkar makam Ferdy jika kau menginginkannya"

Dan jawaban Zeth barusan seketika mendapat pelototan dari ketiga wanita disana.

"Aku hanya bercanda, tentu saja" jawab Zeth kikuk.

Sedangkan Mario terkekeh melihat Papa-nya yang tidak berdaya mendapat pelototan tajam dari tiga wanita sekaligus. Sungguh Mario akan sangat bahagia jika Zeth sudah tidak berkutik seperti ini. Dasar anak durhaka!

"Kau benar-benar menyebalkan seperti anak mu Zeth" geram Gina yang masih berusaha menahan diri untuk tidak melempar tas jinjing-nya yang berlabel Hermes tersebut.

"Like Father, Like Son" ucap Zeth dan Mario kompak.

*siskahaling*

Alyssa kini menatap saja Mario yang masih dengan takjub menatap test pack ditangannya. Tidak bisa di pungkiri bahwa binar kebahagiaan terpatri dengan jelas di wajah suaminya itu. Dan mau tak mau sikap Mario membuatnya tidak bisa menahan senyumannya.

"Kau tidak akan bisa merubah hasilnya Mario, walaupun kau menatap benda itu hingga matamu terlepas" Alyssa akhirnya angkat bicara. Pasalnya sudah setengah jam yang lalu sejak Gina, Manda dan Zeth pamit pulang, Mario masih saja menatap benda putih itu tanpa bosan.

Yang benar saja, biasanya juga lima menit sudah membuat Mario kelimpungan saat tidak bersamanya disaat-saat berdua seperti ini. Tapi lihatlah, bahkan ini sudah setengah jam Mario megabaikannya hanya karena benda kecil putih bernama test pack itu. Apa benar jika pesonanya sekarang sudah dikalahkan oleh benda kecil itu? Menyedihkan sekali kau Alyssa.

"Kemarilah!" Mario menggunakan isyarat tangannya agar Alyssa mendekat. Walau dengan wajah bingung, Alyssa tetap saja mendekati suaminya yang kini sedang duduk bersandar di kepala ranjang.

Alyssa duduk memposisikan dirinya di samping kiri Mario, dan dengan cekatan Mario menarik Alyssa dengan tangan kanannya agar posisi mereka semakin dekat. Disandarkannya kepala Alyssa di dada bidangnya dan mengurung Alyssa dengan kedua lengan kokohnya.

"Kau lihat dua garis merah ini?" Mario menunjuk dua garis yang tertera di benda kecil itu, lalu Alyssa mengangguk sebagai jawaban.

"Aku selalu saja mengagumi dua garis merah ini saat aku melihatnya" ucap Mario menjelaskan. Alyssa mengerut kening mendengarnya.

"Kenapa?" tanya Alyssa yang begitu penasaran dengan alasan Mario menggumi dua garis merah tersebut.

"Karena dua garis ini yang memberitahu ku jika saat ini Mario junior sedang tumbuh di rahim wanita yang aku cintai" tangan Mario kini beralih mengusap perut Alyssa yang masih rata karena umur kehamilannya yang masih muda.

Mau tak mau Alyssa tersenyum haru mendengar jawaban suaminya.

Mario lalu meletakkan benda kecil tersebut di dalam laci nakas lalu kedua tangannya sudah sepenuhnya merengkuh tubuh mungil Alyssa kedalam dekapannya. Menyandarkan dagunya di bahu Alyssa yang sudah menjadi tempat favoritnya. Dan kini saatnya ia memanjakan ratunya.

"Dan sekarang, saatnya memanjakan sang, Ratu. Hamba sudah siap, Ratu melakukan dan menuruti apa saja yang, Ratu inginkan" ucap Mario berakting seolah ia adalah pengawal yang sudah siap menerima perintah. Alyssa terkekeh mendengarnya.

"Baiklah kalau begitu, aku ingin kau menjaga ku dan calon anak ku sebaik mungkin, dan aku akan menghukummu jika kau gagal melaksanakannya" ucap Alyssa sembari memainkan jemari Mario di genggamannya.

"Siap laksanakan, Ratu. Hamba akan melakukannya sebaik mungkin untuk menjaga, Ratu dan si kecil. Dan hamba bersedia menerima hukuman apa pun itu jika hamba gagal melakukannya." Mario masih membalas dengan gaya ala-ala kerajaan.

"Hukuman mu cukup berat jika kau gagal, aku kan menghukummu untuk mengabdikan seluruh hidupmu untuk ku dan calon anakku nanti" Alyssa pun tetap melanjutkan permainan yang Mario mulai.

"Hamba rasa, itu akan menjadi hukuman yang menyenangkan, Ratu, karena sudah pasti hamba akan terus melakukan kesalahan agar hamba bisa mendapatkan hukuman untuk terus mengabdikan seluruh hidup hamba bersama, Ratu dan si kecil"

Alyssa tertawa, ia merasa konyol dengan apa yang baru saja ia lakukan bersama Mario. Tanpa menyadari hati Mario yang kini bergejolak bahagia saat ia berhasil menciptakan senyum di bibir Ratunya. Yah, sampai kapan pun, Alyssa akan tetap menjadi Ratunya, Ratu di istana yang ia ciptakan.

***

Ayo yang mau mengutuk karena ngelihat kelakukuan Mario, waktu dan tempat di persilahkan. Wkwkwkwk


Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C49
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk