Di istana klan Sayap Hitam, Midas duduk di kursi kebesarannya. Eskpresinya rumit, tidak bisa ditebak. Ada banyak pikiran yang terlintas di kepalanya.
Seorang wanita duduk di kursi yang ada di ruangan itu. Wanita berwajah tenang itu tak lain adalah Xara, salah satu putri Midas.
"Apa yang Ayah pikirkan?" tanya Xara.
"Ini tentang pergantian kekuasaan di klan Matahari," jawab Midas dengan suara yang dalam.
"Apa yang membuat Ayah begitu kepikiran?"
Midas menatap Xara dengan serius. "Kepala klan yang baru adalah Hestia. Aku pernah melihatnya sekilas. Sepertinya dia bukan wanita yang mudah."
"Klan Matahari mungkin akan melangkah maju," komentar Xara.
Midas langsung mengangguk. "Castor itu cukup bodoh, aku bisa menipunya dengan banyak hal. Namun, untuk Hestia … aku ragu kalau aku masih bisa merebut wilayah darinya."