Namara menatap dedaunan dengan tatapan tajam yang fokus. Bibirnya mulai berkecumik merapalkan mantra dengan tubuhnya bergerak ke sana kemari. Tangannya menarik busur dan anak panah pun tercipta.
Sembari terus bergerak menghindar, dia mulai menambakkan anak panahnya. Perlu tatapan yang fokus dan perkiraan arahh gerak daun yang tepat agar Namara bisa membidik sesuai sasaran.
Maka jadilah itu.
Namara melalui waktu yang sulit. Jika dia terlalu fokus menembak, beberapa dedaunan akan lolos dari pengawasannya lalu bergerak melukai tubuhnya.
Hal yang buruk pun akan terjadi jika dia terlalu fokus menghindar. Dedaunan itu tidak akan pernah habis karena dia tidak menjatuhkan mereka ke tanah.
Dengan begitu Namara harus bisa menyeimbangkan keduanya. Dia harus bisa menghindar dan menyerang secara bersamaan. Ini bukan hal yang mudah bagi pemula seperti Namara.
Meskipun begitu dia tidak akan menyerah pada hal ini. Dia pasti bisa melakukan tantangan dari Eros.