Di saat Castor sedang dilanda masalah yang tidak ada habisnya, seseorang justru merasakan kesenangan yang luar biasa. Itu adalah Namara. Dia menahan senyumnya sambil menatap ke arah gerbang istana.
"Apa yang kau lihat?" tanya Hestia. Dia melangkah mendekati Namara yang berdiri di tepi jendela. Akhirnya dia bisa melihat ke mana wanita itu sedang memandang.
Senyumnya langsung mengembang. "Ini luar biasa bukan? Castor yang malang. Dia harus menebus semuanya secara perlahan," ucap Hestia yang berpura-pura prihatin.
"Aku tidak berlebihan bukan?" tanya Namara yang merasa sedikit ragu.
"Tentu saja tidak. Dia memang harus diberi pelajaran. Dia harus tahu bahwa tindakan kejinya akan mendapatkan balasan yang jauh lebih kejam!" seru Hestia dengan kesal.
"Setidaknya aku sudah merasa kebih lega setelah berhasil melumpuhkan Lavena. Wanita yang berlagak baik itu pantas mendapatkan itu!" lanjut Hestia.