Hionthea duduk di depan Namara. Dia menghela napas panjang. "Jadi apa yang inginkau sampaikan?"
Namara menghentikan kegiatan makannya. Dia menatap Hionthea dengan serius. "Castor sudah menemukan kalian."
Hening.
"Bagaimana ini? Aku mendengar Castor berbicara pada seseorang tentang kalian yang tinggal di Thersea. Aku hanya ingin menyampaikan itu," kata Namara dengan santai. Dia tidak terlihat tegang, berbeda dengan keadaan Hionthea yang justru semakin tidak keruan.
"Kau pasti berbohng. Penipu dari mana kau ini?"
Namara tersenyum. "Terserah kau akan percaya atau tidak padaku. Hanya saja … nyawamu dalam bahaya, kurasa? Aku tidak tahu kebencian atau dendam apa yang terjadi di antara kalian."
Hionthea mengerutkan kening. "Kenapa kau mau repot-repot menyampaikan ini? Kita tidak mengenal. Kau pasti memiliki tujuan lain," ujarnya dengan penuh selidik.