Sungguh, dalam hati Khanza dia mendecak senang meski kedua kakinya sudah terasa tidak menginjak di atas bumi. Ketika kini, Devano mengulurkan tangannya untuk menggandeng tangan Khanza menuju ke dalam gedung.
Apakah aku bermimpi?
Tanya Khanza dalam hatinya.
"Ayo!" ajak Devano. Dengan ragu-ragu Khanza meraih uluran tangan Devano, dia tersenyum manis menatap wajah Khanza.
Rasanya sekujur tubuh Khanza sudah gemetar menahan gejolak di dadanya, ketika Devano menggenggam erat tangannya. Begitupun Devano yang berjalan tegak sembari menggandeng tangan Khanza, dia berjalan seakan tanpa detak jantungnya.
Oke Devano, kau sudah melakukan hal yang benar saat ini. Kau hanya perlu bersikap tetap cool dan macho, jadi kau akan tetap terlihat lelaki yang berkelas.
Cakap Devano dalam hatinya.