Khanza menyeka air matanya dengan sikap kasar. Dia tetap menutupi wajahnya dengan lengan tangannya di atas keningnya, berulang kali dia menyeka air matanya semakin deras pula keluar air mata itu membanjiri pipinya. Melihat Khanza terus menangis, ibunya perlahan mendekatinya yang kini duduk di sisi kepala Khanza yang terlentang. Lalu menyeka air mata itu dengan lembut, tanpa di sadari ari matanya pun ikut terjatuh.
"Laki-laki yang kau lihat bersama ibu adalah cinta pertama ibu," ujar ibu Khanza dengan suara lirih.
"Ibu pembohong!" cetus Khanza.