Kediaman Nay dan Rey
"Rey kamu sedang apa?" tanya Nay, yang baru tiba
"Loh katanya kamu malam pulangnya?" jawab Rey
"Mengapa? apa kau tak ingin aku dirumah?" ucap Nay sambil mencuci tangannya.
"Tidak, aku kira malam, aku ingin memasak untukmu" jelas Rey
"Masak apa?"
"Masak Tom Yam"
"Baiklah tolong pakaikan aku celemek" ucap Nay
"Baiklah, bagaimana kabar Dewi?" tanya Rey sambil mengikat tali celemek di pinggang Nay
"Kak Dewi sangat baik, tadi aku membantu kak Dewi memasak soup daging, katanya kak Manuel minta makan siangnya itu" jelas Nay sambil mengiris sayuran
"Oh begitu...Aku dengan Manuel bertengkar, dan belum baikan" ucap Rey
"Ya karena kamu salah" jawab Nay singkat.
"Ia karena aku salah, Nay apa kau memaafkanku?" tanya Rey yang sedang mencuci beberapa sayuran.
"Aku sudah memaafkanmu"
"Apa kau mau menerima ku kembali" tanya Rey sangat hati-hati
"Rey mari kita ke surga" ucap Nay
"Sekarang?"
"Ya nggak lah kalau sekarang mah, kita masuknya neraka bukan surga" ucap Nay sambil memukul kepala Rey pakai sendok sayur
"Auu, kan aku hanya bertanya Nay" Rey mengusap kepalanya
"Pertanyaan mu ngeselin, intinya Rey jika kamu mencintaiku, maukah kamu membawaku ke surga?"
"Akan aku lakukan semuanya untukmu Nay"
"Jangan untukku namun untuk Allah, untuk kita, untuk keluarga kita, untuk anak-anak kita" jelas Nay
"Aku tidak mengerti maksutmu"
"Hmmm bagaimana ya menjelaskan nya, biar sama seperti kak Dewi tadi menjelaskan padaku...hmm pokok Rey aku mengajakmu untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah, dan tidak memikirkan duniawi saja sekarang duniawi mu sudah di cukup kan oleh Allah, bahkan di limpahkan oleh Allah, kini kita harus memikirkan akhirat kita" ucap Nay
"Maksutmu aku harus mempelajari agama kita, agama ini, dan mendekatkan diri kepada Allah seperti Manuel yang berubah menjadi sangat baik?" tanya Rey
"Naaah ia itu maksutku" ucap Nay senang sambil bergumam dalam hati (mengapa mengatakan itu saja aku dari tadi bertele-tele ya, bukannya kak Dewi tadi udah ngejelasin buanyak banget)
"Apa kau ingin kita seperti Dewi dan Manuel?" tanya Rey
"Tidak aku ingin kita tetap seperti kita tidak meniru orang lain, namun aku menginginkan kita harus melakukan tanggung jawab dan kewajiban kita sebagai seorang muslim, menjadikan contoh dalam rumah tangga adalah kehidupan Rasullullah SAW beserta para istrinya" ucap Nay
"Apa kau akan memberiku kesempatan kedua?" tanya Rey
"Iya asal kau berubah seperti yang kubilang."
"Mengapa kau ingin aku berubah?"
"Karena aku ingin cinta kita tidak hanya di dunia melainkan juga di akhirat dan kalau di akhirat aku mau surga adalah tempat kita untuk kembali, karena sebaik-baiknya tempat untuk kita kembali adalah surga dan tempat seburuk buruknya untuk kembali adalah neraka,. Aku tidak mau kesana, jika kau mencintaiku bimbing aku menuju syurga-NYA"
"Apa kau masih ingin hidup bersamaku Nay, setelah semua yang kulakukan padamu?"
"Semua manusia pernah berbuat salah, dan kesalahanmu kali ini adalah menghianatiku, namun aku memberimu kesempatan kedua karena aku yakin jika kamu berhak mendapatkannya"
"Terimakasih Nay, baiklah mari kita sama-sama belajar agama, sama-sama mendekatkan diri kepada Allah, maukah kamu menemaniku mengajari ku sayang?" ucap Rey
"Aku juga bingung mau belajar bagaimana, belajar darimana. Kata kak Dewi aku disuruh memperbaiki sholat ku dulu, mempelajari Islam baik akhlak, adab, akidah dan membedakan haram dan halal, banyak sekali yang kita perlukan. Mau membeli buku tuntunan sholat sayang?" tanya Nay
"Rasanya sudah lama kau tidak memanggilku dengan sebutan sayang. Ia setelah makan mari kita membeli bukunya" ucap Rey senang
"Salah siapa kamu kasih sayangmu untuk wanita lain hiih" ucap Nay kesal
"Hmm salah lagi, iya iya aku minta maaf istriku karena sudah menjadi pria yang tak setia, aku menyakitimu dengan perkataanku, aku melukaimu dengan perbuatanku, aku menghinamu, mengabaikan mu, mencaci-makimu, melukai harga dirimu, menghancurkan perasaanmu. Maafkan aku istriku, aku bersalah aku memohon kepadamu untuk mau memaafkan ku" ucap Rey sambil memegang tangan Nay dan melihat Nay
Nay yang mendengar kalimat itu semua sangat senang, ia memang belum bisa mempercayai Rey 100% namun ia melihat sebuah penyesalan dalam diri Rey yang amat besar, bagi Nay itu sudah lebih dari cukup. Nay pun memeluk Rey sembari berkata,
"Hatiku cuman ada satu sudah untuk mencintaimu, tolong jangan sakiti lagi" ucap Nay
"Itu seperti lagunya Nindi ya Nay..." ucap Rey yang memeluk tubuh istrinya tersebut. Membuyarkan suasana romantis
"Loh kok kamu tau sihh itu lagu, ih kan nggak seru banget" gerutu Nay sambil melepas pelukan Rey
"Aku sering mendengar Vellycia menyanyikan lagu itu sambil ngelihat Anggara" ucap Rey
"Iya ih kak Vellycia betah banget nahan perasaannya bertahun-tahun"
"Yasudah ayo makan, katanya tadi habis makan mau beli buku"
"Iyah ayo, nanti beli buku nya Asiyah, Khadijah,Maryam,dan Fatimah juga ya Rey?"
"Siapa mereka Nay?"
"Kata kak Dewi mereka ber4 adalah wanita sempurna penghuni syurga, yang hingga saat ini belum ada yang ke-5" jawab Nay
"Oh begitu, yasudah nanti kita baca bersama. Nanti aku mau beli buku tuntunan sholat, pokok dasar-dasar islam ya Nay"
"Iyah nanti kita shoping buku ajah"
"Iya sayang"
"Rey, kak Daniel mengajak ku bertemu"
Rey menghentikan makannya, ia terdiam lalu berkata,
"Kapan Nay?"
"Besok malam,"
"Baiklah berangkatlah sayang"
"Mengapa kau membolehkan aku menemuinya"
"Aku memang cemburu dan tidak suka kau dekat dengannya, namun aku belajar dari kesalahanku, kecemburuanku kepadamu membuatmu semakin terluka sayang, aku sungguh tak mau melihatmu terluka kembali" ujar Rey
"Terimakasih sayang, namun aku ingin menemuinya bersamamu, sudah waktunya kau meluruskan kesalah pahaman yang terjadi di antara kalian"
"Aku tidak bisa Nay, karena Daniel adalah orang yang paling aku benci"
"Justru dalam Islam di ajari cara memaafkan dan melapangkan dada kita, bersabar, indahnya ketika kita bisa mengikhlaskan segala sesuatu sayang"
" tapi Nay, dia sangatlah menyebalkan dan dia menyukaimu, aku semakin membencinya"
"Sayang, berdamai lah dengan dirimu sendiri, agar kau mendapatkan ketenangan dalam dirimu. Selama ini kamu senang tapi tidak tenang,. Ciptakanlah kedamaian itu sayang, kedamaian yang nantinya akan membuatmu merasa tenang"
"Hmmm mari kita selesaikan makan dulu. Baru beli buku belajar terus kita membahasnya lagi sayang, akan coba aku fikirkan saran darimu ini"
"Baiklah, tolong ambilkan aku garam" pinta Nay
"Apakah terlalu manis?"
"Tidak sayang ini hambar tidak ada rasanya"
"Loh kok bisa ya"
"karena sedari tadi kita memasak tapi sambil mengobrol"
"Oh hehehe, Nay apa kau merindukanku?"
"Aku merindukanmu, tapi aku masih kesal kepadamu"
"Lantas apa yang harus aku lakukan agar kau tak kesal kepadaku"
"Ceritakan tentang kak Vellycia"
"Mengapa Vellycia?"
"Aku tau kak Vellycia mengagumi kak Anggara, namun apa yang membuat kak Vellycia enggan mengutarakan nya"
"Karena Vellycia takut di tolak kayaknya" jawab Rey
"Loh kenapa takut di tolak, jadi selama ini kak Vellycia mengagumi kak Anggara secara diam-diam"
"Ia sedari mereka masih kuliah semester 2"
"Astaga sampai sekarang?, kok kuat banget ya kak Vellycia"
"Sudah ah jangan bahas Vellycia terus, tadi Vellycia, Daniel, Manuel, kapan bahas kitanya?"
"Lah kitanya kan udah dibahas dari awal, kalau kita mau nabung untuk ke surganya Allah"
"Hmm, maksut aku lainnya"
"Lainnya apa sih?"
"Rencana punya anak lagi misalnya"
"Hmmmmmmm aku masih takut dan belum siap, nanti bayinya meninggal lagi aku takut" ucap Nay hendak menangis
Rey melihat kesedihan di wajah Nay, Rey langsung memeluk Nay. Baiklah sayang jangan bersedih semua akan indah pada waktunya sayang, tak apa ini bukan kesalahanmu, ini kesalahanku sebagai seorang suami dan seorang ayah aku tak bisa menjagamu dan anak kita, aku memberimu tekanan memberimu masalah membuatmu jadi stress hingga mempengaruhi kesehatanmu, ini salahku sayang berhenti menyalahkan dirimu sendiri" ucap Rey memeluk Nay yang sedang menangis.
"Jangan tinggalkan aku lagi Rey, jangan sakiti aku lagi, jangan hancurkan aku lagi Rey"
"Aku tidak akan melakukannya lagi sayang ,sungguh aku tidak akan membuatmu menangis lagi tidak akan sayang" ucap Rey yang meneteskan air mata nya.
"Rey,"
"Ia Nay ada apa?"
"Apa kau barusan menangis?"
"Tidak" jawab Rey sambil menghapus airmatanya
"Hmmm ada yang jatuh tapi bukan air hujan" ucap Nay sambil tersenyum
"Yasudah ah ayuk pergi sayang, jangan makan ini, kita makan di luar saja sayang"
"Hehehe nggak enak ya" gurau Nay
"Memang nggak ada bakat kita"
"Kitaa,kita,kita kamu ajah kali, aku mah bisa masak, kamu yang nggak bisa masak"
"Hmmmmm yaudah yaudah ayuk keluar"
"Ganti baju dulu napa, asli bosen banget aku lihat kamu pakai jas terus"
"Iya, kamu juga pakau baju lain, jangan rok terus"
"Hehehe iya iya, kita kan udah fix jadi pengangguran ya ini, hehehe yaudah yuk ganti baju terus cus kita keluar"
"Iya sayang"
Nay dan Rey sudah berbaikan. Menjalani hari demi hari kehidupan mereka seperti biasanya. Rey mendapatkan kesempatan keduanya. Rey dan Nay belajar otodidak tentang agama, seperti mengikuti kajian, dan sering minta di ajarin Manuel dan Dewi, setiap hari mereka habiskan untuk membaca buku- buku islam. Nay dan Rey sering dirumah baik dirumah Manuel, maupun dirumah Vellycia, atau dirumah mereka sendiri. Vellycia masih tetap bekerja di hotel, sementara Manuel sudah mengurus bisnisnya sendiri dan memiliki kantornya sendiri di Jakarta Pusat. Rey bekerja dari rumah ia sudah tidak mengurus hotel lagi. Rey blokir semua nomor telephone keluarga Afsheen. Manuel dan Rey sudah berbaikan.
Tidak semua kesalahan harus di maafkan
Namun jika kau bisa memaafkan maka maaf kan lah
Tidak semua orang bisa bertahan walau di keadaan tersulit
Namun jika kau mampu bertahan maka pertahankan lah.
Ingatlah selalu...bahwa badai selalu menyisahkan pohon-pohon terkuat.
🍁Nayy