1 bulan sudah berlalu, Nay bekerja seperti biasanya ia melihat Rey dan Natasya (yang belum juga pulang ke Negaranya entah sampai kapan ia tetap disisih Rey). Nay sudah terbiasa akan hal itu. Nay tetap melayani Rey layaknya seorang istri, dan Rey juga melakukan kewajibannya sebagai seorang suami. Nay berusaha mengabaikan perasaan dan nalurinya, ia hanya berusaha mempertahankan rumah tangganya, walau ia tau suaminya sedang main gila dengan wanita lain. Ia tetap mempertahankan rumah tangganya walau setiap hari ia harus terluka.
Setiap hari Nay memasak kan untuk Rey, membuat makanan untuk Rey. Walau sering Rey tidak memakannya. Setiap malam Nay menunggu Rey, walau sering Rey tak pulang. Setiap hari Nay mengirimi pesan kepada Rey, walau sering oleh Rey hanya dibaca. 2 minggu lamanya Rey tidak pulang, Nay juga tidak melihatnya di kantor, Nay tidak bisa menghubungi Rey, Rey tidak mengangkat teleponenya. Atau membalas pesan nya. Awalnya Nay merasa frustasi, namun lambat laun akhirnya dia jadi terbiasa. Nay memfokuskan untuk merawat tubuhnya. Memperbaiki makanannya agar badannya tidak terlalu kurus.
Hotel Aster Jakarta
Nay masuk kerja, memang badan Nay terlihat kurus, namun tidak menghilangkan kecantikan Nay. Nay yang merubah warna rambutnya menjadi coklat, dan memberikan poni di depan (ala-ala aktris Korea), lalu memotong sedikit rambutnya, membuatnya terlihat seperti remaja. Aura kecantikan Nay yang sempat terpendam kini terpancarkan kembali. Sambil mengenakan rok berwarna pink di atas lutut, dengan blazer senada dengan roknya, serta sepatu high heels yang tinggi berwarna hitam dengan membawa berkas-berkas ditangannya
"Pagi pak Anggara, Bu Siska" sapa Nay dengan sangat ramah
"Wihh ada anak SMU disini ya bu Siska" goda Anggara yang melihat Nay dengan perubahan dirinya
"Eh ia Nay, wah salon mana ini perasaan sabtu kemarin masih gitu gitu aja, hehehee"
"Hehehe ah bu Siska bisa saja, oh ia pak Anggara tadi saya dapat telepone dari sekertaris Pak.Rizki katanya beliau ingin adakan rapatnya di hotel kita saja pak" ucap Nay
"Oh gitu, yasudah tolong kamu siapkan ya Nay dan Bu Siska apa Nay bisa ikut saya rapat?"
"Ya gini deh, pak Anggara kalau ada yang belia mah yang tua di hempaskan" gurau Bu Siska
"Ah bu Siska nggak gitu Bu, berhubung pak Rizki ini orangnya muda, nah ngobrolnya itu enakan sama yang muda gini ini"
"Hehehe apaan sih Bu Siska dengan pak Anggara saya sebentar lagi masuk usia 26 sudah mau tua ini"
"Loh kamu usia 26? Serius? Kok kayak 20 tahun sih" apa nih rahasianya ucap Bu Siska
"Banyakin masalah deh bu, hehehe"
"Yah kalo perbanyak masalah adanya menepouse lebih awal dong saya"
"Hehehe ih bu Siska ni, aduh sakit perut saya ketawa terus"
Nay tampak bahagia, tertawa lepas bercanda dengan kedua atasannya tersebut. Saat itu Rey masuk ke hotel, ia baru tiba, ia melihat perubahan pada diri Nay, sempat ia tak mengenali wanita yang sudah 2 minggu tidak ia temui ini baik dirumah maupun di kantor. Rey melihat Nay yang sedang bercanda bersama pak Anggara dan Bu Siska. Rey melihat betapa manisnya Nay ketika ia tertawa lepas seperti itu.
Meeting room
"Selamat pagi pak Rizki" sapa Anggara menjabat tangan pengusaha asal kota Surabaya tersebut
"Pagi pak Anggara,"
"Selamat pagi mbak Sintya"
"Pagi juga pak Anggara."
"Nay masuk terlambat, karena Nay membawakan berkas-berkas yang dijadikan bahan rapat. Rapat pun dimulai, Nay menjelaskan banyak hal dalam rapat tersebut, hingga rapat pun akhirnya selesai. Ketika Nay hendak membereskan berkas-berkas nya, pak Rizky pun berkata,
"Nay?"
"Oh ia ada apa pak?"
"Boleh minta waktumu sebentar?"
"Baik pak, silahkan"
"Mari sambil berjalan"
"Baik pak" berjalan sambil membawa berkas di tangannya
"Nay, apa kau mau ku ajak makan malam?" tanya Rizki
"Dalam rangka apa ya pak?"
"Hanya sebagai teman kerja"
"Saya tanyakan kepada suami saya dulu ya pak?"
"Loh kamu sudah punya suami?" tanya Rizky kaget
"Ia pak, saya sudah memiliki suami" jawab Nay sambil tersenyum
"Ya ampun saya kira kamu belum menikah, seperti baru lulus kuliah tahun kemarin, maaf ya Nay" ucap Rizky tidak enak hati
"Hehehe santai saja pak, banyak yang ngira saya belum menikah, tapi saya sudah ada yang punya hehehe" ucap Nay sambil tertawa bersama Rizky
Rey yang melihat keakraban Nay dan Client nya tersebut, melihatnya dengan tidak senang,
"Entah apa yang kamu bicarakan Nay, tadi pagi kamu tertawa lepas dengan Anggara, kini dengan orang baru lagi, kalau tidak ya dengan si brengsek Daniel, apa kamu sengaja untuk mendekati mereka, dekat dengan banyak pria, semoga kamu tidak serendah itu Nay" gumam Rey dari atas yang melihat Nay.
"Apa kau marah Rey?" tanya Manuel
"Mengapa aku marah, dia masih istriku, aku berhak melarangnya dekat dengan siapa siapa yang tidak aku suka"
"Jangan menjadi orang munafik Rey" ucap Manuel meninggalkan Rey
Mendengar perkataan Manuel padanya, membuat Rey marah. Ia kesal dengan Manuel yang selalu dingin kepadanya. Ia melihat lagi kebawah, saat itu Nay berlari menuju pintu keluar, ternyata dia di panggil teman-temannya hendak keluar makan siang, ia melihat Nay yang berubah dari segi penampilan maupun fisik membuat Rey tak bisa berhenti memikirkan Nay.
Rumah
"Dimana nona muda?"
"Nona muda sedang keluar tuan"
"Apa? Dengan siapa?"
"Tadi tuan Daniel menjemputnya"
"Apa?"
"Sudah berapa jam mereka pergi?"
"Sudah 2 jam tuan"
"Baik pergilah!"
Rey, langsung mengeluarkan ponselnya, ia hendak menghubungi Nay, namun belum sempat ia menghubungi Nay, ia mendengar suara mobil.
Ternyata itu mobil Daniel, Nay di antar pulang. Ia melihat Nay yang terlihat sangat cantik malam itu, mengenakan celana panjang dan baju hitamnya, dengan rambut yang terikat menunjukan garis lehernya membuat Rey geram, dan Rey berkata,
"Berani sekali kamu meninggalkan rumah ini tanpa seizinku" kata Rey yang sedang duduk diruang tamu
"Oh kamu sudah pulang Rey, aku kira kamu tidak pulang, sudah 2 minggu aku tak melihatmu, kukira kamu sedang bersama Natasya, makanya aku tak menganggumu" ucap Nay, sambil berjalan kearah tangga
"Hmm darimana kamu?" tanya Rey berusaha tidak marah
"Aku habis menonton film dengan Daniel" naik ke atas untuk mengganti bajunya, saat itu Nay didalam kamar mandi hendak mandi setelah mandi ia yang hanya mengenakan handuk di tubuhnya. Nay kaget melihat Rey berada di kamar nya.
"Mengapa kau kaget?"
"Tidak, aku kaget saja" ucap Nay
Rey berjalan menghampiri Nay, namun Nay justru masuk kedalam kamar mandi untuk mengenakan pakaiannya. Nay hendak keluar kamar mandi, saat membuka pintu kamar mandi, ia kaget Rey sudah berdiri di depan kamar mandi, Nay hendak menghindari Rey, namun Rey menarik tangan Nay dan menahan tubuh Nay,
"Apa yang kau lakukan Rey" ucap Nay yang tak bisa bergerak, tubuh Rey menahannya disudutkan di sebuah dinding
"Bukan kah kau ini istriku, kau tau apa yang aku minta, kenapa kau berusaha menghindar" tanya Rey yang berusaha mencium leher Nay
"Bukankah Natasya sudah melayanimu dengan sangat baik, mengapa kini kau mencariku, setelah 2 minggu lebih aku tak melihatmu atau mendengar kabar darimu"
Nay merasa tak nyaman, Rey yang seperti orang mabuk, yang tak terkendali mencium Nay dari telinga hingga ke leher dan dada.
"Aku menginginkan mu, bukan Natasya" ucap Rey berusaha melepaskan baju Nay
"Namun aku sudah tak menginginkamu" jawab Nay.
Seketika Rey menghentikan aksinya. Ia melihat Nay, dengan amarahnya ia pun pergi dari kamar tersebut. Nay yang menahan air mata nya berusaha untuk kuat. Ia berusaha kuat. Agar tidak terjatuh lagi.
Aku bertahan karena cintaku padamu
Aku bertahan karena rasaku padamu
Kau masihlah suamiku
Ku melakukan tugasku sebagaimana mestinya
Namun semakin hari aku semakin lelah
Semoga kelelahanku ini tidak membuatku kehilanganmu.
Sekalipun aku akhirnya harus melepas mu kurasa memang itu sudah waktunya dan sudah saatnya.
🍁Nayy