2 bulan berlalu dengan cepatnya. Nay semakin akrab dan dekat dengan pak Anggara, sementara Rey masih tidak bisa berhenti memikirkan tentang Nay. Saat itu jam makan siang, Nay dan Anggarapun makan bersama di kantin, sambil membicarakan pekerjaan.
Rey melihatnya dari kejauhan merasa tidak suka, dalam hati ia berkata (ada hubungan apa mereka, kenapa mereka terlihat sangat dekat), dan keinginan nya memiliki Nay di tambah dengan amarah yang Rey pendam karena melihat kedekatan Nay dengan anggara, membuat Rey melakukan sebuah kesalahan.
°1 jam kemudian.
Kring..kring.kring.kring
"Ia selamat siang pak" jawab Nay
"Nay nanti jam 3 ikut saya rapat" perintah Rey
"Maaf pak saya hari ini ada rapat bersama pak Anggara membahas hotel Bali"
"Rapat lah besok, hari ini kamu temani saya rapat diluar bersama clien dari Jepang"
"Baik pak"
"Tolong kamu buat Reservasi di Restaurant Jepang yang bagus yang ada di Jakarta untuk pukul 17.00 WIB" Perintah Rey
"Baik pak, akan saya lakukan, kita pesan untuk berapa orang ya pak?" tanya Nay
"Untuk 5 orang"
"Baik pak"
"Terimakasih" Ucap Rey menutup telephone nya.
Nay yang tidak habis fikir dengan permintaan bosnya itupun segera mendatangi ruangan Anggara dan menyampaikan jika ia tidak bisa ikut rapat dan menundanya untuk besok, karena hari ini ia akan ikut rapat bersama Rey dengan client dari Jepang.
Jam 3 pun tiba, Rey dan Nay 1 mobil dan berangkat menuju Restaurant mewah yang sangat berkelas. Nay dan Rey serta 3 client dari Jepang ini makan lalu memulai rapatnya, selesai rapat mereka minum, awalnya Nay menolak karena ia takut mabuk namun tidak enak dengan Client tersebut, Nay terpaksa minum hingga mabuk berat, dan Client tersebutpun di jemput oleh supirnya dalam keadaan mabuk berat, Rey yang tidak kuat menyetirpun karena merasa sudah mabuk berat ia memanggil taxi dan membawa Nay bersamanya ke Apartemen miliknya.
Di apartemen tersebut Nay yang mabuk dan Rey yang mabuk melakukan sesuatu yang seharusnya tidak mereka lakukan.
Pagipun tiba Nay yang terbangun merasa sangat sakit dengan kepalanya yang terasa berat, ia melihat ada lengan besar sedang memeluk pinggangnya. Ia merasa kaget ia pun berteriak, mendengar teriakan Nay, Rey pun terbangun. Nay melihat badannya yang tidak menggunakan sehelai kain pun menangis. Rey yang melihat Nay menangis, dengan arogan ia berkata sudahlah tidak usah menangis kamupun menikmatinya semalam.
Nay yang tidak habis fikir mendengar ucapan dari bosnya tersebut pun langsung menampar Rey. Rey yang seumur hidup belum pernah mendapatkan tamparan dari seorang wanita pun langsung murka merasa dirinya telah dihina. Nay yang saat itu tertatih menahan sakit beranjak berdiri mengenakan selimut di badan nya pun langsung di tarik oleh Rey. Rey memaksa Nay untuk melakukan nya lagi, sambil menangis Nay berusaha untuk menolak, ia memohon kepada Rey, namun tenaga Nay habis Nay pun pasrah melihat perlakuan Rey kepadanya, ia menangis memejamkan mata, bibirnya menahan suara teriak kesakitan, tangan Nay hanya menggenggam erat kasur. Rey yang melakukannya tanpa memperdulikan Nay dan air mata nya, terus saja melakukannya hingga ia selesai dan merasa senang, ia pun tertidur di sisih Nay.
Setelah Nay memastikan Rey sudah tidur ia segera pergi mengenakan bajunya, sepatunya mengambil tasnya pelan-pelan ia meninggalkan pria yang sudah mengambil keperawanan nya itu, dan ia langsung memesan taxi untuk mengantar nya pulang, setibanya dirumah ia langsung mandi. Saat mandi ia melihat seluruh tubuhnya banyak bekas ciuman dari Rey, seluruh tubuhnya sakit, ia tidak hentinya menangis dan mengutuk Rey. Ia tertunduk sambil menangis didalam kamar mandi.
Di lain tempat di kamarnya, Rey yang terbangun melihat Nay sudah tiada ia berkata, "Dasar wanita sok suci, aku yakin dia sudah melakukan nya dengan banyak pria" saat mandi gumamnya dalam hati sejenak ia teringat dengan apa yang telah dilakukan dengan Nay, ia tersenyum puas. Ketika ia ingin membersihkan tempat tidur ia mengambil selimut ia sangat kaget melihat kasur nya yang ada bercak darah, ia berkata apa ini darah milik Nay, apakah Aku yang sudah mengambil keperawanan nya, apakah ini tandanya Nay tidak seperti yang aku fikirkan, (ucap Rey sendiri dalam hati), senyuman puas pun berubah menjadi kesedihan dan rasa bersalah. Rey menyesali perbuatannya kepada Nay, terlebih kata-kata yang sudah di lontarkan terhadap Nay.
^ Kost sederhana Nay,
Nay sedang menangis karena merasa hancur merasa dirinya sudah tidak berarti lagi sebagai seorang wanita. Nay pun menangis tiada henti di kamar mandi dalam kost nya, dia membiarkan tubuhnya yang masih mengenakan baju kerjanya itu basah oleh air shower kamar mandi, ia menangis sejadinya ia hancur sehancur-hancur nya. Ia marah terhadap dirinya sendiri, ia menyalahkan dirinya sendiri.
"Seharusnya aku tidak minum seharusnya aku tidak ikut minum, seharusnya kami tidak minum, seharusnya aku ikut rapat saja dengan pak Anggara, jika aku tidak ikut rapat kemarin, kesialan ini tidak akan menimpa diriku ini" tangis Nay semakin kencang ia mengingat semua perilaku Rey kepadanya, ia jijik melihat dirinya sendiri ia benci melihat dirinya sendiri.
Rey yang menyadari kesalahan nya bergegas ke kost Nay, ia menyesal dan ingin meminta maaf. Setibanya di kost Nay, Rey langsung berlari dan mengetuk pintu kost N
"Nay buka pintunya" teriak Rey.
Nay yang sudah lemah karena kehilangan banyak darah pun tidak sanggup menjawab Rey. Nay yang duduk lemas berlumuran darah di kamar mandi membawa pisau buah di tangan kanannya, dan tangan kiri nya sudah teriris mengeluarkan banyak darah. Rey yang tidak tenangpun mendobrak pintu kost Nay yang kecil, ia berlari mencari Nay, ketika tiba di depan kamar mandi, Rey melihat Nay yang duduk lemas menyalakan air shower sambil berlumuran darah pun langsung berlari dan menggendong Nay.
Setelah itu ia mengambil kain untuk mengikat pergelangan tangan Nay. Rey membawa Nay kerumah sakit disana Nay langsung mendapatkan tindakan medis Nay sempat kritis karena terlalu banyak kehilangan darah. Rey yang merasa bersalah pun ia saat itu langsung menghubungi Sekretarisnya.
"Hallo Vell,"
"Ia Rey, kenapa?"
"Buatkan surat cuti alasan sakit untuk Nay, timnya Pak Anggara"
"Siap Rey" jawab Sekretarisnya tersebut
"Manuel sudah berangkat belum?" tanya Rey kepada sekertaris yang juga sahabatnya itu
"Belum Rey, kenapa?"
"Ya sudah, suruh Manuel ke apartemenku untuk ambikan baju ganti dan ponselku serta laptop, suruh antar dirumah sakit Pelita"
"Loh kamu sakit Rey?"
"Bukan aku"
"Lalu siapa?"
"Kamu tidak perlu tau, dan Vell tolong kamu suruh orang untuk bersihkan rumah Nay"
"Ini Nay siapa sih yang kamu maksud"
"Heh karyawan kita yang namanya Nay ada berapa orang sih" ucap Rey kesal
"Oh si Nay yang sempet bikin kamu sering ngelamun itu? hehehe" canda Vellycia
"Semakin sedikit yang kamu ketahui semakin baik"
"Ia, ia serius amat, terus bersihin rumah Nay lalu apalagi?
"Udah itu aja"
"Yaudah siap lakukan bos" canda Vellycia
Rey langsung menutup ponselnya dan mondar mandir melihat Nay yang sedang berada di ruang ICU belum sadarkan diri.
Tak lama kemudian Manuel sampai dirumah sakit dia melihat Rey yang sedang duduk bajunya basah dan penuh dengan darah. Manuel semakin bingung melihat keadaan Rey " apa gerangan yang sedang terjadi, siapa yang ada dirumah sakit? dan darah siapa yang tadi di kasur Rey? mengapa Rey dirumah sakit" Banyak sekali pertanyaan yang berkecamuk di benak Manuel, namun ia menghormati Rey ia tidak akan bertanya sebelum Rey sendiri yang menceritakan dan memberitahu dirinya" Setelah bercengkrama sebentar dengan Rey, Manuel pun berpamitan untuk kembali ke kantor setelah itu Rey pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian, sungguh Rey merasa terpukul melihat keadaan Nay, tidak lama kemudian perawat datang dan mengatakan jika Nay butuh baju ganti,. Rey pun kembali bergegas kerumah Nay, disana ia melihat, coretan berupa usaha Nay untuk belajar lebih giat agar dapat membuat orangtuanya bangga nampak memenuhi dinding kamarnya. Rey merasa tidak sanggup melihat betapa menyedihkan hidup gadis yang sudah ia lecehkan ini. Ia menyesal ia memukul dirinya sendiri, ia menyesal. Ia menangis sendirian di kamar Nay.
Iblis dalam diriku
Bukankah aku seperti Iblis
Bagaimana aku bisa tersenyum dikala seseorang sedang menuju kematiannya
Bagaimana aku bisa merasa puas jika kepuasanku juga mengakibatkan kehancurannya
Apakah aku ini Iblis yang sedang menjelma menjadi seorang manusia
Ataukah aku manusia yang di dalam diriku ada iblis bersayam di dalamnya.
Sesungguhnya perilakuku itu bukanlah perilaku manusia, bahkan binatangpun tidak akan melakukannya.
Lantas bagaimana aku memulihkan kehidupan yang sudah aku hancurkan.
Lantas bagaimana aku menebus kesalahanku, dosaku dan kebodohanku.
Maukah dia menerima penyesalan ku dan permintaan maaf ku ini.
Rey