Unduh Aplikasi
80.48% [BL] Hanya 24 Jam Saja / Chapter 33: Gantungan Kunci Pasangan

Bab 33: Gantungan Kunci Pasangan

Setelah menangis beberapa saat, Resa pun terdiam dan keduanya bergegas ke ruang keluarga untuk memberitahu jawaban mengenai perkataan Zhu Zheng di meja makan beberapa waktu yang lalu.

Sesampai di ruang keluarga, keduanya, Resa dan Zhu Zheng tidak lagi melihat keberadaan Anita.

"Tante Lin, di mana Anita?" Tanya Zhu Zheng bingung.

Ibu Anita memijit kepalanya karena pusing dengan sikap anaknya.

"Dia marah dan pergi." Ibu Anita menatap Zhu Zheng dan yang lain, "Aku minta maaf atas tindakan Anita pada kalian semua. Aku merasa sangat menyesal karena tidak mendidiknya dengan baik."

"Jangan terlalu menyalahkan Anita... Dia hanya belum bisa mengendalikan dirinya, dan belum bisa menerima kenyataan yang ada atas Zhu Zheng yang menolak perasaannya."

"Makasih atas masukannya Yiran. Aku sangat berterimah kasih atas pengertianmu... Mungkin aku dan Rei akan pergi sekarang untuk menyusul Anita... Dan makasih juga atas makan malamnya."

.....

Ayah Zhu berdehem sambil menahan senyumnya, "Jadi bagaimana... Apa RanRan sudah memutuskan?"

"Aku mau." Jawab Resa semangat.

"Kamu terlihat sangat bersemangat." Kata Lili.

"Tentu saja."

Lili, "Apa kamu tidak takut saat malam pengantin. Kamu dan Zhu Zheng... Akan melakukan itu, dan katanya rasanya sangat sakit. Di lihat dari penampilanmu, kakak yakin kamu pasti yang berada pada posisi di tusuk."

"Lili...!" Teriak Resa malu.

Mirna, "Jangan menggoda adikmu."

"Aku tidak sedang menggodannya, Bunda. Aku hanya mengatakan rasa perduliku pada adik Ranran."

Afan, Ayah Lili dan RanRan menghembuskan napas dan berkata pada anak perempuanya, "Perduli juga pada dirimu sendiri dan kapan kamu akan mencari pasangan. Lihat, adikmu saja sudah menemukan pendampingnya, sedangkan kamu, masih menjomblo sampai sekarang..."

"Ayah... Ayah menyebalkan." Ngambek Lili.

Setelah berbincang-bincang sebentar di ruang keluarga, kemudian merekapun memutuskan untuk kembali ke kediaman mereka masing-masing. Sesampai di rumah, Resa dan Zhu Zheng langsung menuju ke kamar.

"Tian–tunggu sebentar, Ah!... Hah, haah... Lebih pelan." Resa memeluk tubuh Zhu Zheng erat, kedua kakinya yang telanjang ia lingkari di pinggang Zhu Zheng.

Saat ini Resa masih menggunakan baju lengkap, namun pakaian bawahnya sudah di lepas habis oleh Zhu Zheng. Sedangkan Zhu Zheng masih menggunakan pakaian lengkap, dari baju sampai celana, dan hanya bagian kancing depan dan res celananyalah yang ia buka, guna untuk mengeluarkan kepemilikannya yang sudah tersasa sesak semenjak berduaan dengan Resa di dalam kamar saat berada di kediaman Zhu.

Keduanya bergulat sampai tengah malam. Zhu Zheng berhenti saat menembakan cairannya beberapa kali ke dalam lubang Resa.

Zhu Zheng menggendong Resa yang sudah kelelahan menuju ke kamar mandi, dan menaruhnya perlahan di atas bat up yang telah di isi air hangat oleh Zhu Zheng sebelumnya.

Keduanya berendam dengan Zhu Zheng memeluk Resa dari belakang.

"Tian."

"Hmm." Zhu Zheng membasuh tubuh Resa dengan air, dan sesekali dirinya mengecup bahu dan leher Resa. Tindakan ini seakan-akan dirinya menginginkannya lagi.

"Sejak kapan kamu mulai menyukaiku?"

"Saat mengantri untuk mengambil formulir pendaftaran. Pada saat itu kamu berdiri di depanku sambil mengeluh karena matahari terlalu terik."

Resa terkejut dan balik menatap Zhu Zheng, "Kamu, kamu ternyata lebih dulu menyukaiku!? Aku pertama kali melihatmu pada bulan November, dan aku mengambil formulir pendaftaran gelombang ke dua pada bulan Juni. Bagaimana ini bisa terjadi! Aku merasa tidak pernah melihatmu saat mengambil formulir pendaftaran."

Zhu Zheng memeluk Resa dan menaruh kepalanya di bahu Resa, "Karena kamu tidak memperhatikanku pada saat itu, kamu hanya mengatakan maaf setelah menginjak sepatu mahalku."

"Kenapa aku tidak ingat..."

"Tentu saja kamu tidak akan ingat, karena pada saat itu, kamu hanya terfokus pada kulitmu yang akan hangus terbakar oleh matahari."

[( Pada saat itu cuaca cukup panas sampai terasa membakar kulit, dan barisan pendaftaran masih sangat panjang untuk sampai pada posisi berdiri Zhu Zheng.

Zhu Zheng berdiri dalam barisan tanpa ada keluhan sama sekali. Tapi Zhu Zheng merasa risih dengan pria yang berdiri di depannya saat ini. Pria itu tidak henti-hentinya mengeluh.

"Ah, ini sangat panas." Keluh orang itu, "Aku rasa kulitku sudah hangus terbakar."

"Haus."

Zhu Zheng, "..."

"Lapar."

Zhu Zheng, "..." Kapan anak kecil ini berhenti mengeluh!

Entah karena terlalu capek atau apa, pada saat barisan depan sedikit terdorong ke belakang, pria di depan Zhu Zheng tersebut terhuyung ke belakang dan tidak sengaja menginjak sepatu mahal milik Zhu Zheng.

Zhu Zheng, "..."😑

Pria kecil di depan Zhu Zheng menoleh ke belakang dan melihat ke bawah.

"Aaaaaa... Maafkan aku. Aku benar-benar tidak sengaja." Ucap pria yang berada di depan Zhu Zheng yang tidak lain adalah Resa.

"Tidak apa-apa." )]

(Info : Terdapat di BAB 19. Zhu Zheng 10 Tahun yang Lalu).

Zhu Zheng menceritakan semua kisah yang di alaminya selama sepuluh tahun yang lalu pada Resa. Di mana dirinya tertarik pada Resa, memutuskan untuk menikahi Anita, dan masih banyak lagi."

"Jadi kamu membeli gantungan kunci itu?"

"Hmm, aku membelinya. Apa kamu ingin melihatnya?"

Resa kembali membelakangi Zhu Zheng, wajahnya terlihat murung.

"Aku rasa tidak perlu."

"Jangan dulu mengatakan tidak saat kamu belum melihatnya."

"Tapi aku sudah melihatnya."

"Maka lihat lagi."

Resa terdiam beberapa saat dan kemudian menyetujui keinginan Zhu Zheng.

Keduanyapun keluar dari bat up setelah berendam beberapa saat. Zhu Zheng mengambil piama mandi dan dengan cepat membungkus tubuh Resa dan dirinya.

Zhu Zheng berjalan ke tempat tidur dan menarik laci besar yang menyatuh dengan tempat tidur, ia mengambil dua boks kayu berukuran kecil dari laci dan menaruhnya di atas tempat tidur.

Resa duduk berhadapan dengan Zhu Zheng dan menyisahkan boks kayu tersebut berada di tengah antara dirinya dan Zhu Zheng.

Zhu Zheng menyerahkan salah satu boks kayu pada Resa dan memintanya untuk membukanya.

Resapun menuriti.

Dan terkejutlah Resa pada saat melihat isi boks tersebut.

Resa mengambil salah satu gantungan kunci boneka yang berbaju biru, dia  memandangnya penuh kagum.

"Bagaimana bisa kamu mendapatkan keduanya sebagai pasangan?"

"Hah... Aku membeli dua pasangan hanya untuk mendapatkan keduanya. Kakek itu sangat pelit."

"Kakek itu emang sangat pelit. Dia mengatakan diskon pada kita, tapi pada saat pembayaran dia akan memberi harga penuh tanpa memberi diskon."

Wajah Zhu Zheng berubah gelap, "Dia tidak memberiku uang kembalian pada saat aku membeli ke empat boneka ini."

Resa membuat wajah sedih atas kemalangan Zhu Zheng, "Aw... Sayang aku turut berduka atas kesialanmu."

Zhu Zheng, "😭😭😭"

"Tunggu, Tian."

"Ada apa?"

Resa sedikit berpikir, "Bukannya kamu dan RanRan bersaudara?"

Keduanya saling menatap. Zhu Zheng tiba-tiba saja mukul dahinya.

"Aku lupa memberitahumu. RanRan adalah anak dari teman Ayahmu yang sekarang (Afan). Kedua orangtuanya kecelakaan saat RanRan berusia enam bulan. Melalui proses yang panjang, akhirnya hak asuh jatuh di tangan om Afan."

"Kamu tahu dari mana?" Kata Resa dengan wajah tidak percaya.

"Karena aku paman barunya."

Wajah Resa tiba-tiba menjadi ceria, dirinya pun dengan santai membuang dirinya di pelukan Zhu Zheng.

"Paman Tian, aku menyukaimu."

Zhu Zheng, "..." Seharusnya aku tidak mengatakannya. 😑

.

.

.

Bersambung ...

Selesai pengetikan pada hari–

Senin, 27 – 07 – 2020

Pukul, 13.07 Wita


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C33
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk