"Alexei?" panggilku ketika wajahnya masih membeku.
"Apa katamu tadi?" Ekspresinya terlihat mengeras, sesekali rahangnya berkedut marah. Aku tidak mengerti mengapa Alexei terlihat marah. Apa Ia tersinggung karena imitasi aksen Rusiaku barusan? pikirku sambil mengerutkan kening.
Aku berdiri dari kursi dengan ekspresi bersalah. "Alexei... Aku tidak bermaksud menghina..."
Tapi anehnya kedua matanya tiba-tiba membesar terkejut saat mendengar ucapanku, seoah Ia tidak menyadari emosinya barusan. Tiba-tiba Alexei melangkah lalu menarikku ke dalam pelukannya. Tubuhku terasa hangat dan aman setiap kali Ia merengkuhku dalam pelukannya.
"Maaf, aku tidak bermaksud membentakmu, Rosie." Alexei meletakkan dagunya di puncak kepalaku lalu mengelus-elus punggungku dengan salah satu tangannya.
Jadi Ia tersinggung atau tidak? pikirku lagi. Tapi aku tidak ingin merusak momen kecil ini dengan melemparkan pertanyaan itu... walaupun sikapnya barusan memang terasa mengganjal di dalam kepalaku.