Keesokan Harinya.
Samael sekarang masuk ke kantor Eastern Group untuk menerima kontrak penggunaan dana mereka dan juga "icon" mereka selama seminggu.
Kemunculan Samael jelas menimbulkan beberapa gejolak pada para wanita berkerah putih disana, lagipula ketampanan dan aura Samael terlihat seperti seorang pria muda yang berbakat dan berhasil.
"Hei, lihat, dia tampan. Apakah dia adalah kolega bos kami? Kira-kira seberapa kaya dia?"
"Dia seharusnya kaya, lihat pakaian itu!"
"Hei, kudengar perusahaan berhasil mengakuisi Bentian Motor di Jepang sana. Apakah itu ada hubungannya dengan pria ini?"
"Mungkin saja! Ahh, indahnya hidup jika aku menjadi istrinya."
"Mimpi!"
...
.
.
.
...
Mereka berbisik dengan senang, tapi sebenarnya ada beberapa yang tidak peduli dengan Samael. Bahkan ada salah seorang disana yang jijik dengan Samael.
Alisha mengerutkan bibirnya cemberut dan berbisik: "Pria seperti dia memang tidak pantas untuk Kalika. Aneh jika Kalika mau dengannya lagi..."
Bagi Alisha, Samael memang benar-benar menjijikkan. Dia akui bahwa Samael tampan, berbakat, dan memiliki temperamen. Tapi kepribadiannya benar-benar membuatnya jijik, dan dia terlalu banyak menyusup ke hati wanita!
Samael juga diam-diam menatap Alisha, lagipula sosok Alisha masih sangat bagus. Terutama ketika dia memakai baju putih itu yang agak ketat di bagian dadanya.
Menemukan Alisha bukanlah hal yang susah!
Sayangnya Samael hanya mengabaikannya, dan segera seorang sekretaris wanita cantik datang ke sisi Samael dengan hormat.
"Tuan Samael, Bos sudah menunggumu. Tolong ikuti saya."
"Terima kasih."
Beberapa menit kemudian, Samael dan Kalika sekali lagi saling bertatapan sekali lagi, dan Sekretaris Kalika sudah keluar karena perintah Kalika.
Menempatkan kedua tangannya yang terhubung di atas laporan disana, Kalika menatap Samael dengan senyuman indah namun sedih.
"Aku sudah menunggumu." Kalika kemudian memberikan sebuah catatan kepada Samael dengan ringan.
Samael menerimanya, dan itu adalah laporan palsu untuk penggunaan sementara "nama" Eastern Group bagi Samael.
Dia sangat puas dengan ini dan berkata: "Terima kasih, aku akan menggunakan ini dengan baik. Dan aku akan memberikan sedikit kompensasi padamu nanti setelah seminggu secara langsung."
"Aku percaya padamu." Kalika mengangguk senang.
Kemudian dia membuka mulutnya, tapi anehnya dia tidak tahu, kata-kata apa yang harus dia keluarkan disana....
Samael melihat ini sejenak, dia menggelengkan kepalanya pada Kalika dan berkata: "Istriku hamil, sudah tiga minggu."
"...."
Senyum Kalika membeku, dan dia meremas senyumnya disana: "Itu, selamat."
"Terima kasih lagi. Lain kali, aku akan mengajakmu makan malam bersama. Sampai jumpa, Kalika."
Dengan itu, Samael keluar meninggalkan Kalika yang duduk diam di kursinya sambil menundukkan kepalanya, dan air mata sekali lagi membasahi matanya.
"Apakah itu benar-benar tidak mungkin..." Kalika bahkan tersenyum mencela dirinya sendiri: "Kalika, Kalika....sekali kau jatuh cinta, tapi hasil akhirnya hanya pahit?"
"Sakit..."
---------------
Setelah Samael meninggalkan kantor Kalika, dia segera kembali ke rumahnya dan terkejut bahwa sudah ada Lucy, Agnes, dan juga Chelsea yang menunggunya di ruang tamu.
"Kalian disini semua?" tanya Samael sedikit terkejut.
"Humph! Aku hanya ingin mengingatkan, besok adalah hari sambutan! Jangan sampai terlambat!" kata Lucy dengan gaya sombongnya yang biasa disana.
Samael melambaikan tangannya berkali-kali, "Aku tahu, aku tahu. Aku juga akan memberikanmu kejutan waktu itu. Aku sudah mendengar keadaanmu dari Har...."
"Hentikan! Jangan bicarakan masalah itu lagi!" Lucy langsung marah dan Samael tutup mulut.
Dia langsung duduk di samping Laelia dan bertanya: "Jangan terlalu lelah sayang, kau sekarang manusia biasa."
"Hehe, aku tahu~ Jangan khawatir, dua putri ini akan kulahirkan dengan selamat~"
Laelia menjawab dengan senang hati, tapi kata-kata ini mengejutkan ketiga wanita lainnya!
"Tunggu! Lia, kau hamil? Dan kembar ?!"
"Ya, sudah hampir sebulan!~ Ufufu, aku menantikannya, tinggal delapan bulan lagi!" Laelia mengelus perutnya dan wajahnya penuh akan kelembutan.
Lucy, Chelsea dan Agnes langsung menghempas Samael kesamping dan langsung mengelilingi Laelia disana dengan bombardir pertanyaan.
Lucy bertanya: "Kapan tepatnya itu terjadi? Wahhh, apakah ini adalah calon kehidupan baru?"
Chelsea juga bertanya: "Apakah kita akan menjadi Ibu Baptisnya nanti?"
"Itu, Nona Lia, selamat atas kehamilannya. Aku berharap bisa melihatnya sesegera mungkin." kata Agnes dengan wajah memerah bersemangat.
Laelia penuh akan senyuman dan menjawab dengan penuh hangat pada ketiganya disana....
Samael yang ditinggalkan hanya bisa menggelengkan kepalanya dan diam-diam senang bahwa Laelia juga punya teman disana.
Tapi siapa sangka, Lucy akan bertanya: "Ngomong-ngomong, dimana Atira?"
"...." x2
Samael dan Laelia terdiam, sampai akhirnya Samael berkata: "Dia ada di rumah sakit menunggu kesembuhan suaminya. Berita tentang pria setengah mati yang dibuang ke tong sampah, itu adalah suaminya ternyata...."
"Apa ?! Lalu bagaimana keadaannya sekarang ?!"
"Lucy, kami berencana kesana hari ini. Apakah kalian ingin ikut juga?" Ajak Laelia dengan hangat.
"Tentu saja!" Lucy langsung mengangkat kepalan tangan kanannya ke atas, "Aku akan membantu biaya Atira sebanyak mungkin!"
"Tapi Bos, kau..."
"Aku tahu! Tapi tidak ada salahnya membantu seseorang yang butuh bantuan, terutama itu masih teman sendiri!"
Samael puas dengan jawaban ini, jadi dia berkata: "Itu jawaban yang bagus Lucy. Aku sudah memutuskan..."
"Aku pasti akan membantumu!"
Sayangnya Lucy menatap Samael jijik, "Hanya kau? Haha."
"Oy oy, apakah ini balasanmu kepada calon dermawanmu? Aku dan Har sahabat baik tahu? Mungkin aku bisa menbantumu?"
"Tidak perlu!" kata Lucy sambil menghempaskan rambutnya: "Karena ini adalah urusanku sendiri, kau tidak perlu ikut campur!"
"Ini adalah urusanku dengan Har !!!"