Unduh Aplikasi
29.16% The King Ghost Wife / Chapter 28: Chapter 27 - Perselisihan

Bab 28: Chapter 27 - Perselisihan

~Happy Reading~

Kring~~~ Kring~~~

Dengan menaiki sepeda, Jialin dan Baojia menelusuri istana Kekaisaran dengan senang, sesekali Baojia menjelaskan bagian istana yang sedikit ia ketahui karena sudah sejak lama ia berada di istana. Gia mengangguk mengerti mendengar penjelasan dari Baojia, penjelasan darinya hampir mirip dengan penjelasan dari Junzhi.

Sesekali para pengawal dan pelayan berhenti sejenak untuk mengagumi benda unik ciptaan Sang Putri, mata mereka terpancar ingin memilikinya karena benda yang di sebut sepeda itu sangat praktis di gunakan dan bisa di bawa kemana-mana.

Mereka terus menaiki sepeda dan berbelok melewati sebuah paviliun, ketika berbelok mereka melihat 2 orang yang tengah berjalan dan menghalangi jalan mereka, sontak Gia memerintahkan mereka untuk segera minggir.

"Minggir! Minggir! Jangan menghalangi jalan!"

Dua orang tersebut menolehkan kepalanya dan melihat Putri Jialin mengendarai sebuah benda aneh.

Putra Mahkota mengerutkan dahinya melihat benda yang tak pernah dia lihat. "Berhenti! Apa yang kalian lakukan?!?!"

Srett

Dengan terpaksa Gia mengerem sepedanya tepat didepan Putra Mahkota. "Bisakah kamu minggir sebentar! Jalan ini bukan milikmu."

Putra Mahkota yang mendengarnya sangat marah. "Kamu sangat tidak sopan dengan Putra Mahkota ini, kau lah yang seharusnya berhenti dan memberi hormat pada Putra Mahkota ini. Putri macam apa kamu ini?!?!"

Gia hanya memutar matanya.

"Gege sudahlah jangan marah mungkin jiejie terburu-buru hingga tidak sempat memberi hormat pada gege." Putri Bailin mencoba menenangkan amarah Putra Mahkota.

(Gege = Kakak laki-laki)

(Jiejie = Kakak perempuan)

Putra Mahkota hanya mendengus, mendengar pembelaan Bailin terhadap Jialin. "Bailin kamu tidak usah membela anak ini, ini semua karena ketidaksopanannya."

Gia yang melihat drama di depan matanya mulai bosan. "Hoammm... apa kalian sudah selesai? Aku tidak perduli dengan semua kesopanan yang kamu maksud, aku hanya melakukan apa yang ingin aku lakukan."

"Kamu..." Putra Mahkota semakin marah mendengar perkataan tidak sopan Jialin, dia mulai mengeluarkan auranya untuk menekan Jialin dan memberinya pelajaran.

Gia merasakan sebuah kekuatan yang mencoba menindasnya dengan kuat seolah batu besar menimpa tubuhnya dan ia mulai kesulitan bernafas. Baojia yang merasakan ancaman dari Putra Mahkota mulai mengeluarkan auranya untuk menetralisir kekuatan Putra Mahkota.

"APA YANG KAMU LAKUKAN PADA SAUDARIKU?!?!" Baojia benar benar marah dengan kelakukan Putra Mahkota pada Jialin, dan dia mulai meningkatkan intesitas kekuatannya.

Putra Mahkota membelalakan matanya terkejut melihat aura kekuatan Baojia yang setara dengannya hingga bisa menetralisi aura menindasnya. "Kamu tingkat 3 King Realm?"

Putri Bailin juga terkejut melihatnya, ia tidak menyangka Pangeran Kedua memiliki kekuatan setara dengan Putra Mahkota yang sudah dianggap jenius di seluruh Kekaisaran. Seorang yang telah mencapai King Realm di usia 20'an sudah sangat mengejutkan, namun sekarang Pangeran kedua sudah mencapai King Realm dengan tingkat 3 pada usia 18 tahun?!?! Ini benar-benar mengejutkan mereka!

Dengan pandangan meremehkan, Baojia menatap Putra Mahkota. "Terkejut? Bukan hanya kau saja yang telah mencapai King Realm."

Putra Mahkota menggepalkan tangannya kesal melihat pandangan remeh yang di lemparkan Baojia.

Gia yang merasakan aura yang menindasnya sudah ternetralisir akhirnya bisa bernafas lega, aura dari King Realm sangat kuat dan bisa membunuhnya kapan saja, jika saja Baojia tidak memiliki kekuatan King Realm dan menetralisirnya dia pasti akan dalam bahaya.

Dengan pandangan meremehkan Gia melihat Putra Mahkota. "Kenapa tidak membunuhku sekalian saja daripada menekanku."

"Kau sangat konyol hanya karena niangqin meninggal mengorbankan nyawanya untukku, kau malah membenciku. Bukan keinginanku jika niangqin harus mati, aku hanyalah bayi kecil tak berdaya dan kau melampiaskan semuanya padaku."

(Niangqin = Ibu)

Putra Mahkota terdiam.

Gia melanjutkan. "Kau pikir alasan niangqin menghidupkanku untuk ditindas selama hidupku hah??? Kau tidak tahu apa-apa! Kau menyalahkanku karena tidak bisa merasakan kasih sayang niangqin lagi, namun pernahkah kau berfikir aku dan Baojia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu selama ini, tetapi kami bisa melewatinya. Dan kau! Kau masih terpaku dengan masa lalu, kau masih sedih atas kepergian niangqin." Nafas Gia tersenggal-segal mengicapkan kalimatnya.

"DIAMMM" Nafas Putra Mahkota tersenggal-senggal mendengar semua perkataan Jialin.

Dengan pandangan mengejek Gia terus melanjutkan. "Kenapa kau tidak ingin mendengarnya lagi? Kau hanyalah anak menyedihkan yang tidak bisa lepas dari ibu, kamu-"

"CUKUP!!!" Putra Mahkota mulai mengumpulkan kekuatannya di tangannya dan mulai menyerang Jialin.

Gia hanya diam tanpa rasa takut melihatnya.

Buggg~~~~

Baojia menahan pukulan Putra Mahkota dengan salah satu telapak tangannya, dan tangan lainnya ia gunakan untuk memukul perut Putra Mahkota. Putra Mahkota tidak diam saja dan mulai membalas Baojia dengan menendang kakinya. Baojia telah mengatisipasi serangan tersebut segera memblokir tendangan Putra Mahkota dan mulai melancarkan serangan balasan. Mereka terus bertarung tanpa memperdulikan orang-orang sekitar.

Bailin yang melihat pertarungan antar saudara mulai cemas dan mencoba menghentikan mereka. "Tolong bisakah kalian berhenti bertarung, kalian adalah saudara kandung jadi jangan saling melawan."

Gia hanya melihat Putri Bailin yang mencoba menghentikan mereka tanpa niat membantunya.

Sadar bahwa Putri Jialin hanya diam saja, Bailin membujuknya agar menghentikan mereka. "Jiejie tolong bantu menghentikan mereka, seharusnya mereka tidak seperti ini."

"Tak ada yang bisa kita lakukan, diam dan tonton saja." Jawab Gia santai.

Bailin terkejut mendengarnya, jika itu Putri Jialin dulu ia pasti akan panik dan mencoba menghentikan mereka, namun setelah ia hilang ingatan dia malah acuh tak acuh. "Jiejie"

Gia diam tidak membalasnya.

Bailin hanya menghentakan kakinya kesal melihat respon Putri Jialin yang hanya diam saja, ia mengalihkan pandangannya dan melihat petarungan tersebut yang kian sengit, dia menggigit kecil bibirnya cemas melihat pertarungan mereka.

Putra Mahkota dan Baojia terus bertarung hingga membuat semua orang menyingkir agar tidak terkena dampak dari pertarungan tersebut, sesekali Bailin membujuk mereka agar berhenti namun tidak dihiraukan oleh mereka. Sedangkan Gia, hanya berdiam dan menonton saja, dia tahu tidak ada yang bisa menghentikan mereka karena pertarungannya semakin intens, hanya jika salah satu kultivator di atas kekuatan mereka saja yang bisa menghentikan pertarungan tersebut. Dan ia sedang menunggu.

(Kultivator = Ahli beladiri)

"APA YANG KALIAN LAKUKAN?!?!"

Suara menggelegar Kaisar di iringi dengan pukulan di tanah olehnya hingga menyebabkan gempa kecil membuat mereka menghentikan pertarungan, mereka berhenti bertarung dan menoleh ke arah Kaisar yang memandang mereka dingin.

Gia tersenyum melihat kehadiran Kaisar, sesuai dugaannya.

Bailin melihat harapan akan kehadiran Kaisar dan mulai berlari mendekatinya. "Fuhuang akhirnya kamu datang, gege dan Pangeran Kedua telah bertarung sejak tadi, putrimu takut bahwa mereka akan saling melukai."

(Fuhuang = Ayah Kekaisaran)

Kaisar memandang Putri Keduanya dan bertanya. "Kenapa mereka bertarung?"

"Itu Karena-"

"Itu karena mereka ingin berlatih saja, Fuhuang tidak perlu khawatir." Gia segera memotong perkataan Bailin.

Bailin memandang Jialin tidak suka karena berbohong. "Jiejie kamu-"

"Bailin kamu hanya terlalu khawatir, mereka hanyalah sedang berlatih untuk menguji kekuatan mereka."

Kaisar melihat kedua Putranya yang babak belur. "Benarkah perkataan Jialin?"

Mereka mengangguk mensetujui alasan Jialin. "Benar Fuhuang."

"Kami hanya berlatih saja, setelah kami lama tidak berjumpa." Jawab Baojia.

"Meimei hanya khawatir saja ketika melihat kami yang semakin terhanyut dalam latihan." Kata Putra Mahkota.

(Meimei = Adik perempuan)

Bailin menatap mereka tidak suka karena berbohong.

"Baguslah jika seperti itu, kalian adalah saudara sedarah jadi tidak baik jika berkelahi. Dan kamu Putra Mahkota kau adalah yang tertua jadilah contoh untuk adik-adikmu." Nasehat Kaisar.

"Putramu mengerti Fuhuang." Putra Mahkota membungkuk hormat.

"Sudahlah cepat kembali dan panggil tabib untuk mengobati luka kalian!" Kaisar segera memerintahkan mereka untuk kembali kediaman masing-masing dan memanggil tabib.

"Baik Fuhuang." Jawab Putra Mahkota.

"Baik." Jawab Baojia.

Akhirnya mereka bubar kediaman masing masing, Putri Bailin mengikuti Putra Mahkota karena masih mengkhawatirkannya. Dan Baojia segera menaiki sepeda Jialin agar mengantarkannya kembali, Jialin langsung mengayunkan sepedanya setelah memastikan Baojia duduk dibelakang, dia mengayunnya pelan dan santai agar tidak memparah luka Baojia.

Kaisar yang melihat kepergian Putra dan Putrinya hanya menghela nafas, dia sadar bahwa mereka tidak latihan. Ini semua adalah kesalahannya yang tidak bisa merawat anak-anaknya dengan baik.

oOo

Zhouming dan Banzhou telah menyiapkan keperluan untuk ritual Wu Lao Su agar bisa memanggil roh master mereka. Mereka tidak ingin master mereka terdeteksi oleh kultivator Emperor Realm ketika ia menggunakan kekuatannya saaat lepas kendalli. Karena walaupun dia juga tingkat Emperor Realm dia hanya bisa menjelajahi dunia luar dalam bentu roh yang tidak stabil. Jika rohnya terkena serangan berbasis jiwa dari Emperor Realm maka rohnya akan rusak dan membutuhkan waktu yang lama untuk memperbaikinya.

Raja Hantu tidak dapat meninggalkan hutan terlarang dengan tubuh aslinya karena kutukan yang telah mengikatnya sejak dulu, ia hanya bisa memisahkan sedikit rohnya dari tubuh aslinya untuk keluar dari hutan terlarang. Semua bawahan Raja Hantu tidak tahu sejak kapan kutukan itu ada padanya, bahkan mereka juga terpengaruh dengan kutukannya dengan tidak bisa keluar terlalu lama dari hutan terlarang dan terikat kontrak hidup dan mati.

"Apakah kau sudah siap?"

Zhouming mengangguk.

Mereka menguncapkan sebuah mantra pemanggil roh secara bersamaan, perlahan lingkaran sihir yang mereka gambar di tengah mulai mengeluarkan cahaya yang semakin terang hingga menyilaukan mata. Perlahan cahaya mulai meredup dan terlihatlah sosok roh Raja Hantu yang muncul dalam posisi sedikit membungkuk bersiap mencium sesuatu.

Brukkk~~~

Raja Hantu terjungkal dari posisinya karena lingkaran sihir memiliki gravitasi penarik roh.

(Bayangin posisi kepala di lantai dan kaki di atas :v)

Banzhou. "....."

Zhouming. "....."

Matilah kita!!!! Σ( ° △ °|||)

-TBC-


Load failed, please RETRY

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C28
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk