Langkah lunglai juga mata sayu mengiringi kesedihan Aminah, tangannya lemas meraih handle pintu, "aku pulang," dorongnya pada pintu reog itu.
"Anak itu," langkah sang ibu nampak bersemangat menghampiri Aminah,
"Anak sialan! Kemana saja kau, sampai sampai kau pulang selarut ini? Apa kau tak tahu malu, berjalan sendiri di tengah malam? Mau jadi apa kau," tarik sang ibu pada lengan Aminah dengan kasar.
Aminah yang baru saja melepaskan sebelah alas kakinya, terseok-seok mengikuti tarikan sang ibu, sementara kedua tangannya terlihat penuh oleh paper bag,
"Ha.. apa ini," mata sang ibu terlihat bersemangat, meraih cepat paper bag dari tangan Aminah,
Membuka paperbag Itu tanpa menarik nafas, matanya semakin terbelalak saja mendapati isi paper bag yang bermacam-macam, disana ada beberapa pakaian bagus dan mewah, beberapa tas cantik juga alat make up, dan tak kalah pentingnya ada makanan lezat, sang ibu tersenyum sumringah pada anaknya Aminah, memeluknya dengan erat.