Kini Rolita hanya mampu menangis di sudut meja, iya tersedu-sedu tak bisa menolak rasa ketakutan nya.
Sementara sang pacar sudah terlihat rapi dengan mengenakan jas tebal berwarna hitam pekat nya, ia menelisik Rolita dengan wajah sembab karena menangis.
"Jika aku kembali Aku tak mau mendapatimu dengan tangisan seperti itu! Aku hanya mau melihat wajah cantikmu, kau dengar!" pinta sang pacar dengan mata garang.
Rolita hanya mampu mengangguk dan mencoba menghapus air mata di pipinya,
Menahan rasa sakit di beberapa luka yang ada di tubuhnya,
"Mengapa dia berubah?" ucap Rolita dengan tersedu-sedu menahan tangisnya dan menghapus air mata di pipinya.
"Selama berhubungan beberapa hari dia sosok yang sangat manis juga dermawan dan dewasa pengertian juga sangat murah hati tetapi belum juga genap seminggu perkenalan itu mengapa ia berubah?" Rolita yang penuh tanda tanya,