Bumi yang tersulit emosi memilih pergi, meninggalkan Gen, ia berlalu dan kembali mendekat memangku tubuh Rolita.
"Bum..bumi, loe kok..kok nangis?" tanya Rolita dengan gemetar,
Bumi memegang lembut pipi Rolita, juga mengusap kepala Rolita dengan penuh rasa.
"Lo harus kuat! Lo ga sendirian ada gua!" Bumi yang memeluk Rolita erat.
"kenapa lo gak mau cerita sama gua? Gua gak nyangka kalau hari itu akan bikin lo kayak gini!" Lanjut Bumi dengan penyesalan mendalam.
Rolita menoleh wajah Bumi yang sedih, begitu juga wajah Rolita yang sudah sembab karena menangis sedari tadi.
Air mata keduanya seolah tak hentu tercurah, pipi keduanya selalu basah.
Gen tiba mendekat pada keberadaan Rolita juga Bumi, Gen melemparkan sebuah paper bag berukuran besar.
Bumi enggan meraihnya, menoleh pun berat untuk seorang Bumi, ia sangat membenci Gen dan sangat ingin memukulnya berkali-kali, apalagi jika mengingat hari itu.
Sedangkan Rolita hanya mengangguk dengan pemberian dari Gen.