"Tapi ..." Salah satu wanita yang tersipu malu melirik Gong Zeli, ia berkata dengan centil, "Dengan penampilan yang begitu tampan, bahkan jika sifatnya sedikit buruk juga bisa dimaklumi, kan? Jika aku bisa menikah dengannya, tidak masalah jika dia ingin menghajarku beberapa kali."
"... Anak ini sudah tidak bisa ditolong lagi," katanya mengomentari seseorang yang bicara barusan.
Gong Zeli sudah terbiasa dengan komentar dan perhatian orang lain padanya. Ia tidak akan memedulikan beberapa wanita yang diam-diam memerhatikan dan membicarakannya. Tatapan matanya yang dingin dan kejam jatuh pada beberapa gelas anggur yang sudah kosong di atas meja bar. Pemandangan ini membuat ekspresi wajahnya tampak seperti terusik.
Matanya penuh dengan amarah yang tak tertahankan. "Kau minum anggur? Rourou, siapa yang membuatmu datang ke bar sendirian lalu minum anggur sebanyak ini?"