Unduh Aplikasi
98.62% My version, Lucia [Hunter x Hunter] / Chapter 143: 143 - Informasi × Kematian

Bab 143: 143 - Informasi × Kematian

Kazsule mengumpulkan setiap tim dari para pemain yang tidak menyukai tim Genthru. Tim Kazsule sedang berusaha sekuat tenaga untuk menghalangi tim Genthru supaya mereka tidak dapat memenangkan permainan di Greed Island. Saat ini semua tim termasuk tim Gon hanya diam dan mendengarkan dengan serius apa yang akan direncanakan Kazsule.

Kazsule : Semuanya, terima kasih sudah mau datang. Aku berterima kasih. Seperti yang aku katakan tadi di contact. Tim Genthru hampir menyelesaikan permainan ini. Aku baru mengecek ranking tadi. Tim mereka saat ini memiliki 96 dari 100 jenis kartu mantra sihir. Kita harus memikirkan cara untuk menghentikan mereka.

Killua : Chotto ii? (Boleh kutanya sesuatu?)

Kazsule : Nan da? (Apa?)

Killua : Rankingu tte douyatte shiraberu no? (Bagaimana caranya kau mengecek ranking?)

Kazsule : Sore wa... (Itu...)

Asta : Sonna koto mo shiranai no? (Hal seperti itu pun kau tidak tahu?) Jika kami menjawab semua pertanyaanmu, maka kita tidak akan bisa bergerak maju dan tetap di sini saja! (menyindir)

Killua, Gon dan Biscuit merasa kesal dan jengkel dengan sikap sombong Asta yang memotong pembicaraan orang. Lucia duduk di atas bebatuan dan Hisoka bersandar di pohon besar samping Lucia yang tidak jauh dari Gon, Killua dan Biscuit pun hanya diam menatap saja.

Asta : Sebaiknya langsung saja pada intinya.

Kazsule : Jangan begitu, tujuan kita mengumpulkan setiap pemain kan untuk saling bertukar informasi.

Nick Cue (tim Kazsule) : Asta, kau harus bersikap baik pada mereka, mungkin saja mereka juga punya informasi penting yang tidak kau tahu, kan?

Lucia mendengar hal itu pun tersenyum licik. Hisoka yang tidak perduli pun hanya menutup matanya dan melipatkan tangan di depan dada.

Asta : Pfft. Mana mungkin itu. Mereka itu hanya pemain amatiran yang bahkan tidak tahu cara menggunakan "Trade Shop" (tersenyum remeh dan menatap sombong + merendahkan)

Killua, Gon dan Biscuit pun semakin kesal dengan sikap Asta.

Lucia : Hisoka, kau tahu? (berbisik)

Hisoka pun hanya mengangkat bahunya tidak perduli. Lucia hanya tersenyum melihat sikap Hisoka yang tidak acuh itu. Kazsule pun mulai menjelaskan apa itu "Trade Shop."

Lucia : Hee, lagian tidak ada gunanya juga untuk mengetahui hal semacam itu.

Semua menatap ke arah Lucia.

Asta : Apa?! (merasa tidak senang)

Gon, Killua dan Biscuit pun langsung berharap kalau Lucia akan membalas perkataan wanita sombong itu.

Lucia : Meski kau tahu semua tentang cara bermain game ini, tapi aku jamin kau tidak tahu apa pun tentang tim Genthru, kan? Tapi tidak denganku, aku tahu semuanya tentang tim Genthru. Jadi percuma saja kau merendahkan kami dan menyombongkan dirimu itu, tante.

Asta : Ta-tante kau bilang?! (bangkit dari tempatnya) Memang apa yang kau ketahui mengenai tim Genthru, hah?! (marah)

Lucia tersenyum licik. Dia sangat santai saat mengatakan hal yang bisa memicu emosi lawannya. Gon, Killua, dan Biscuit pun langsung mengacungkan jempol mereka. Mereka merasa senang dan mendukung perkataan tajam Lucia. Asta yang tidak senang diremehkan pun marah.

Lucia : Kau bertanya? Kau sendiri yang bilang kan, "jika kami menjawab semua pertanyaanmu, maka kita tidak akan bisa bergerak maju dan tetap di sini saja," bukan tante? (tersenyum licik)

Lucia sengaja mengulangi sindiran Asta untuk memancing emosi Asta. Asta pun menggertakkan giginya geram dan juga mengeluarkan aura Nennya. Lucia menatap tajam Asta.

Kazsule : Sudah, sudah. Tolong jangan bertengkar, ini bukan waktunya untuk bertengkar sesama teman! Kita di sini tuh untuk saling membantu!

Lucia : Teman? Bahkan kita tidak saling kenal. Jadi jangan sok akrab! Jika kalian menginginkan informasi, bersikap baiklah dan setidaknya suruh tante itu meminta maaf sambil berlutut pada oniichanku yang dia remehkan itu!

Gon, Killua dan Biscuit hanya tersenyum lebar.

Asta : Sekali lagi kau memanggilku tante, akan kurobek mulutmu itu, sialan! (marah)

Lucia : Coba saja kalau kau mampu! (tersenyum meremehkan)

Kazsule : Asta! Ingat tujuan awal kita untuk mengumpulkan para pemain!

Asta : Aku akan meminta maaf asalkan mereka itu memang bisa berguna dan membantu tim! Meskipun aku lihat kalau mereka ini sama sekali tidak bisa membantu! (masih tersenyum merendahkan)

Killua : Padahal yang tidak ingin membantu itu kau, kan?

Asta : Omonganmu pintar juga ya, bocah! Lalu coba buktikan padaku! (senyum remeh)

Lucia langsung turun ke bawah dan berdiri di tengah antara Killua dan Gon. Hisoka yang sejak tadi hanya diam dan menutup matanya karena tidak tertarik pun kembali membuka matanya. Tanpa bergerak, dia menatap dengan ujung matanya, lalu dia juga tersenyum lebar.

Killua : Kami memiliki salah satu kartu yang tidak mereka miliki.

Gon : Kami juga tahu kemampuan Nen Genthru!

Lucia : Dan aku tahu berapa anggota tim Genthru beserta dengan kemampuan tim mereka.

Semua pemain yang berada di sana pun melihat ke arah tim Gon. Bukan hanya Asta saja yang terkejut melainkan tim lainnya juga ikut terkejut. Mereka tidak menyangka kalau tim Gon bisa mengetahui banyak informasi sepenting itu mengenai tim Genthru.

Lucia sengaja menatap dan tersenyum remeh pada Asta. Asta merasa kesal dengan tatapan Lucia, tapi dia tersenyum cukup lebar. Lucia tahu apa yang sedang dipikirkan Asta.

Lucia : Kami tidak akan memberitahumu apa kemampuan tim Genthru, kecuali kau meminta maaf dulu, tante!

Asta : Kau!

Killua : Kau sendiri bagaimana?

Asta : Huh?!

Killua hanya menatap datar Asta.

Killua : Tunjukkan bukti juga pada kami kalau kau dan timmu itu berguna.

Asta mencoba menahan emosinya. Tanpa basa basi, dia langsung menunjukkan dengan jelas ekspresi ketidak sukaannya pada tim Gon.

Asta : Kami punya 71 jenis kartu slot terbatas. Setidaknya itu jauh lebih banyak dari pada kalian.

Tiba-tiba Asta tersenyum licik dan remeh.

Asta : Aku juga bisa memberimu kartu rank A sebagai ganti infonya.

Lucia : Pfft. Tidak berguna.

Asta : Apa?!

Killua : Ya, itu tidak berguna. Kami bahkan bisa mendapatkan banyak kartu rank A sendirian. Jadi berikan 2 kartu rank S pada kami untuk info yang berharga. Jika tidak ya kita tidak akan memberitahumu.

Asta merasa geram dan seolah-olah aura panas di sekitarnya mulai terbakar amarah.

Asta : Ha! Jangan senang dulu, bocah! Kalian semua dengar dan lihat sendiri, kan? Bocah ini, dia tidak akan membantu kita! Mereka ingin 2 kartu rank S untuk dari tiap tim. Itu berarti mereka mengambil 10 kartu.

Killua menghela nafas pelan.

Killua : Kau jangan pura-pura bodoh.

Lucia : Tante, ternyata selain tua kau juga budeg ya? (menghina)

Asta : Apa?!

Lucia : Dengar baik-baik dong kalo orang bicara. Jangan main fitnah dulu. Oniichan bilang cuma mau 2 kartu bukannya 10 kartu! Dan itu hanya darimu saja. Benar begitu kan, oniichan?

Killua : Benar. Aku tidak butuh kartu dari tim lain. Aku tidak akan mengatakan apapun jika kau tidak memenuhi syaratnya.

Lucia : Tuh dengar, tante. Jadi bersihkan telingamu dulu sana!

Asta : Hah?! Ternyata memang bocah... Marah karena aku tidak berlaku baik padamu.

Lucia : Kau kan juga sama saja, tante!

Lucia mengulurkan lidahnya ke Asta.

Asta : Grrr!

Kazsule : Hentikan ini, kalian berdua!

Lucia dan Asta mengabaikan Kazsule, mereka masih saling mengejek satu sama lain.

Manheim (tim Asta) : Asta, sudahlah. Berikan saja 2 kartu padanya. Aku tidak masalah kok.

Amana (tim Asta) : Yang lebih penting, kita lanjutkan saja perundingannya.

Asta : Apa?! Aku juga tidak masalah kok memberikan mereka kartu, hanya saja aku masih tidak sudi jika mau membantu apalagi bergabung tim dengan mereka! Soalnya mereka duluan yang mengajak bertengkar!

Amana dan Manheim hanya bisa sweat drop.

Lucia : Kau kan yang mulai duluan, sialan! Kami juga tidak sudi!

Setelah perdebatan cukup lama, akhirnya tim Asta pun mengalah dan memenuhi syaratnya. Lalu Gon pun mulai mengatakan tentang kemampuan Nen Genthru. Gon menyarankan untuk tetap menjaga jarak dan jangan sampai bersentuhan dengan Genthru.

Asta : Gawat, aku kena!

Tim lain 1 : Aku juga! Dia ada menyentuhku saat membuat kesepakatan.

Tim lain 2 : Aku juga...

Killua dan Lucia merasa senang. Mereka tersenyum sangat lebar saat mengetahui Asta terkena masalah.

Biscuit : Mereka terdengar seperti sekumpulan korban ya (berbisik ke Killua dan Lucia)

Killua dan Lucia : Itu kesempatan bagus! Hihihi..

Asta : Apa tidak ada cara melepas teknik ini? (mulai sedikit panik)

Gon : Tentu ada. Kau harus kembali menyentuhnya lalu bilang, "aku menangkap bomber."

Killua : Bodoh! Kenapa kau mengatakannya pada dia, Gon?! Kita kan bisa dapat kartu lebih lagi dari dia!

Gon : Eh?! Tapi kalau gitu, nanti akan jadi pertengkaran lagi, kan? (sweat drop)

Lucia : Tidak masalah, oniichan.

Killia : Tapi?!

Lucia : Karena mereka tidak mungkin sanggup menyentuh bomber.

Killua : Ah, kalau begitu baguslah. Hehe..

Asta : Grrrr bocah sialan!

Setelah itu, sesuai perjanjian Asta pun menjelaskan dasar dasar cara menggunakan kartu mantra pada binder. Meskipun mereka masih ada sedikit rasa saling tidak menyukai, tapi baik tim Gon, tim Asta dan tim lainnya saling membantu dan bertukar informasi yang mereka ketahui satu sama lain.

Kemudian, mereka memutuskan untuk bekerja sama untuk mengumpulkan kartu yang tersisa sebelum tim Genthru yang mendapatkannya. Dari kartu yang tersisa, tim Gon dan tim lainnya memilih untuk mendapatkan kartu #2 yaitu "sepetak pantai."

Kartu #2 itu dikuasai oleh 15 bajak laut yang terkenal dengan sebutan 14 iblis dan Razor sebagai boss mereka. Tim Gon dan tim lainnya pun langsung pergi ke kota yang bernama Soufrabi, di mana tempat Razor berada.

Lucia dan Hisoka memutuskan untuk tidak ikut pergi bersama lainnya karena Lucia memutuskan ingin menemui dan membunuh tim Genthru secara diam-diam terlebih dahulu sebelum menemui Kaname.

Hisoka : Lalu sekarang apa tujuanmu? Kenapa kau tidak ikut bersama mereka?

Lucia : Bomber. Meski aku sanggup sendirian tapi akan terasa membosankan. Jadi kau harus menemaniku membunuh para kecoak itu, Hisoka. Lagian bukannya lebih seru bermain dengan bomber dari pada mengumpulkan kartu?

Hisoka hanya tersenyum sambil mengangkat bahunya acuh. Lucia tahu di cerita aslinya Killua yang menyadari sesuatu pun menjelaskan rencananya. Lalu mereka pun gagal dalam tes yang Razor berikan karena tim Gon sengaja kalah saat bertanding. Lalu mereka pun kembali untuk menyusun rencana dan mengumpulkan orang terkuat yang dapat melawan Razor.

Lucia menyuruh Hisoka untuk mengeluarkan bindernya. Awalnya Hisoka tidak mau menurutinya, lalu dengan santainya Lucia berkata, "Lho? Bukannya kau sendiri yang bilang jika kau tidak tertarik bermain? Sayang kan jika kartumu itu nganggur sia-sia begitu saja di bindermu itu, bukan? Jadi cepat keluarkan dan gunakan kartumu itu, Hisoka!"

Lucia pun tersenyum licik.

Mendengar alasan yang cukup masuk akal itu, Hisoka pun terpaksa mengeluarkan satu kartu "accompany" miliknya dengan pasrah. Kemudian Lucia dan Hisoka pun terbang ke tempat tim Genthru berada.

Sementara itu, tim Gon dan tim lainnya yang sudah berada di Soufrabi sedang mengumpulkan beberapa informasi dari penduduk setempat, dan sekarang mereka semua sedang berhadapan dengan anak buah Razor, para bajak laut.

Beberapa menit yang lalu sebelum Lucia dan Hisoka terbang menggunakan kartu "accompany" untuk mengunjungi tim Genthru.

Genthru, Sub dan Bara sedang berada di pinggiran kota masadora. Mereka sedang berada di dalam hutan dan lagi merencanakan target berikutnya untuk mendapatkan kartu mantra lainnya. Namun mereka terkejut karena tiba-tiba ada seseorang yang terbang dengan kecepatan tinggi sedang mendatangi mereka dari kejauhan.

Genthru : Kebetulan ada yang sukarela datang dengan membawakan kartu ke kita! Kalian berdua cepatlah bersembunyi! Kalian siapkan kartu "lucky dice" dan kartu "levy" jika ada kesempatan untuk mengambil kartu, kita lakukan seperti biasanya!

Sub dan Bara pun tertawa dan mengangguk lalu mereka langsung bersembunyi di balik pohon besar yang tidak jauh dari Genthru. Kaname psycho yang berambut putih dengan mata merah mendarat tepat di depan Genthru. Kaname tersenyum lebar.

Genthru : Siapa kau?!

Kaname tidak menjawab, dia hanya tersenyum lebar dan berjalan perlahan mendekati Genthru.

Kaname : Hm. Aku suka matamu yang berpura-pura baik itu (tersenyum licik)

Genthru : Kau...

Belum selesai Genthru berbicara, Kaname langsung berlari cepat melewati Genthru begitu saja. Genthru terkejut, dia tidak bisa bergerak. Kaname pun telah menyerang Sub dan Bara yang bersembunyi di balik pohon besar dengan cepat.

Genthru : (Apa?! Dia mengincar Sub dan Bara?!)

Kaname mengincar nadi bagian kaki mereka lebih dulu. Genthru langsung dengan cepat membuka bukunya untuk melarikan diri. Namun menyadari hal itu, Kaname lebih dulu memotong tangan Genthru.

Di waktu yang bersamaan. Genthru berhasil memegang tangan Kaname dan meletakkan bom di tangan Kaname. Kaname berhenti sejenak dan melihat ada bom muncul di tangannya. Genthru yang masih kesakitan dengan darah mengalir dari tangannya yang barusan terpotong pun tertawa keras.

Genthru : Hahahahah mati lah kau bajingan! Hahahahaha!!

Tanpa rasa panik, Kaname yang hanya berjarak hanya 2 meter dari Genthru langsung memanjangkan pisau Nennya dan mengoyak tenggorokan mangsanya.

Kaname berjalan mendekati Genthru.

Kaname : Ayo, cepat aktifkan bomnya. Kenapa kau diam saja? Ayo jangan malu-malu (tersenyum licik menyeramkan)

Genthru tidak bisa berbicara maupun bergerak. Dia mulai kehabisan darah. Sub dan Bara pun ketakutan setengah mati. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk kabur dengan merangkak-rangkak menjauh, tapi langsung di tikam Kaname.

Kematian mereka dipenuhi rasa takut. Kaname sangat menikmati kematian mereka. Baru saja Kaname hendak mau kembali untuk melihat keadaan Genthru. Namun Lucia dan Hisoka pun mendarat dan mereka pun dikejutkan dengan apa yang mereka lihat di hadapan mereka.

Lucia dan Hisoka : ?!

Kaname : Ck.

Kaname mundur beberapa langkah ke belakang menjaga jarak dari Hisoka dan Lucia.

Lucia : KANAME APA YANG KAU LAKUKAN SIALAN!!!!

Kaname hanya sedikit memiringkan kepalanya ke samping melihat Lucia yang murka. Lalu dia tertawa dan tersenyum licik cukup lebar.

Kaname : Kau datang mencari mereka? Tapi kau terlambat Lucia-san.

Tanpa basa basi, Lucia langsung menebas Kaname dengan pedang darahnya yang dia ubah menjadi bentuk sabit reaper. Namun Kaname berhasil menghindarnya, dengan cepat dia menggunakan kartu "return" untuk kabur.

Kaname : Kejarlah aku, kalau kau bisa! "return on, Antokiba!"

Lucia : DASAR BELUT SIALAAANNNNN!!!

Hisoka hanya diam melihat Genthru di ambang kematian. Lucia pun mendekati Genthru. Lalu berdecak kesal karena melihat keadaan Genthru yang sudah tidak ada harapan lagi, tiba-tiba tubuh Genthru, Sub dan Bara pun mengeluarkan cahaya keemasan dan mereka pun menghilang tanpa jejak menandakan diri mereka telah dikembalikan ke dunia nyata.

Lucia : Kita pergi ke tempat Gon.

Hisoka : Tidak di kejar?

Lucia : Tidak. Belum saatnya.

Lucia dan Hisoka pun pergi ke tempat Gon, Killua dan Biscuit berada.

-Bersambung-


Load failed, please RETRY

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C143
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk