Pada akhirnya Killua menerima Biscuit sebagai tutor mereka setelah melihat pertarungan singkat antara Biscuit dengan Binolt. Lalu Biscuit memberikan sebuah kesempatan pada Binolt untuk dibiarkan tetap hidup jika dia mau bertarung dengan Gon, Killua dan Kaname selama dua minggu penuh.
Biscuit sengaja menawarkan hal itu supaya anak didiknya juga bisa mendapatkan pelatihan pada tubuh mereka yang lemah itu sebagai latihan pertama mereka yang diberikan oleh Biscuit. Biscuit duduk di atas bebatuan sebagai pengawas mereka. Dia meletakkan sebuah batu kecil di sampingnya sebagai tanda hari pertama.
Biscuit : HAJIME! (MULAI!)
Binolt langsung berlutut mengistirahatkan tubuhnya dan memegangi perutnya yang terluka cukup parah akibat serangan Biscuit yang kuat. Dia menghela nafas. Meskipun begitu dia masih memerhatikan lawannya dengan tajam.
Biscuit : Apa yang kalian lakukan?! Kenapa kalian bengong?! Lihat dia sedang mencoba memulihkan luka-lukanya! Apa kalian rela membiarkannya melakukan itu?!
Gon menunjukkan ekspresi serius. Dia berpikir keras. Kaname hanya diam melihat situasi dari belakang Killua dan Gon. Sedangkan Killua sedikit mengertakkan giginya dengan geram. Dia terpaksa bergerak maju perlahan ke depan.
Bagaikan seekor harimau, Killua mengendap-endap mencari kesempatan untuk menyerang Binolt yang hanya berlutut diam dan menutupi matanya.
Sekarang Killua berdiri tepat di belakang Binolt. Lalu tiba-tiba berlari ke arah Binolt. Binolt yang menyadari keberadaan Killua langsung membuka matanya dan dengan cepat mengayunkan guntingnya ke arah Killua.
Kaname : Killua-kun awas!!!
Killua tersentak kaget, refleks dia langsung melompat mundur ke belakang. Meskipun Killua berhasil menghindari serangan gunting Binolt, akan tetapi ujung gunting Binolt berhasil mengoreskan pipinya.
Killua : (Jika dia tidak terluka, mungkin kecepatannya tidak berkurang dan pada saat itu juga aku akan kehilangan mataku...)
Kaname terkejut melihat darah telah mengalir di pipi Killua. Hati Kaname menjadi kacau dan gundah. "Tidak apa-apa," teriak Killua ke arah Kaname dan Gon. Killua tahu kalo Kaname sangat mengkhawatirkan dia.
Di samping itu, Gon langsung datang menyerang, namun Gon tidak sanggup mendekati Binolt, langkahnya juga terhenti tepat beberapa senti di depan Binolt karena Binolt mengayunkan guntingnya ke arah Gon. Gon melompat mundur ke belakang.
Gon : Uhk (Aku tidak bisa mendekatinya!)
Sekali lagi, Killua ingin mencoba menyerang kembali tapi tidak ada celah yang ada hanya lukanya yang terus bertambah. Sejak tadi Killua dan Gon hanya memutari Binolt yang tidak bergerak sama sekali dari tempatnya.
Biscuit yang sejak tadi memerhatikan mereka dari atas bebatuan masih duduk diam. Tiba-tiba muncul Lucia dan anggota Ryodan lainnya dari belakang. Hanya Lucia saja yang berjalan ke arah Biscuit lalu berdiri tepat di samping Biscuit.
Lucia : Oh, sudah di mulai ya? Untung aku datang tepat waktu. Hihi.. Tapi di mana bocah (Kaname) itu ya?
Kaname terus mencari celah dan menghilangkan dirinya. Dengan menggunakan Gyou, Biscuit dan Lucia berhasil menemukan Kaname.
Lucia : Wah, tanpa Gyou Kaname bagaikan assassin yang pro ya. Hihi..
Biscuit : Lucia-san, kau ternyata datang membawa orang lain. Siapa mereka?
Lucia tidak menjawab pertanyaan Biscuit, dia tahu dengan kekuatan Biscuit yang luar biasa itu, percuma saja untuk menyembunyikan diri maupun orang lain.
Tanpa melihat, Biscuit bisa mengetahui jika ada orang lain yang berada di sekitarannya. Lucia mengalihkan pertanyaan Biscuit dengan berteriak memberi semangat ke arah Kaname, Killua dan Gon.
Lucia : Oniichaaannn, Gonnnnn, Kanameeee semangat yaaaaa!!! Jangan sampai terluka ya!!
Killua, Gon, Binolt dan Kaname refleks melihat ke atas. Lucia tersenyum sambil melambai-lambaikan tangannya. Killua balas tersenyum. Gon juga tersenyum senang dan membalas melambai-lambaikan tangannya. Kaname makin gundah melihat luka yang diterima Killua.
Kaname : (Dia... Tidak mungkin bisa tahu aku berada di mana. Aku harus segera mengalahkannya. Beraninya kau melukai Killua.)
Killua : Gon, kau istirahatlah, aku akan terus menyerangnya dengan batu kecil ini saat kau mengawasinya. Carilah celahnya. Ayo gantian setiap 6 jam ya.
Gon : Batu ya? Kita bisa menggunakan ide itu.
Binolt melirik Gon yang berjalan ke arah batu besar. Kaname terlihat terkejut karena dia dapat merasakan dirinya yang lain mulai menguasai dirinya dan Nen transparannya menjadi lebih halus.
Lucia yang sejak tadi memerhatikan Kaname merasa ada keanehan pada reaksi Kaname, lalu terkejut saat melihat mata merah Kaname dan perubahan lainnya pada diri Kaname. Kaname polos semakin terus menghilang dari pandangan Gyou Lucia.
Lucia : Masaka... (Tidak mungkin...) *bergumam*
"He-He" Kaname tersenyum psycho sambil melihat ke arah Lucia dan tangannya juga memegang senjata aura Nen yang berbentuk pisau bedah. Dalam waktu singkat itu, aura bloodlust pekat langsung terasa di mana. Anggota Ryodan lainnya, Lucia dan Biscuit langsung secepatnya menerjang ke arah Binolt.
Binolt : Si-siapa?!
Binolt merasakan bloodlust yang teramat sangat pekat dan merasa ketakutan. Killua dan Gon juga sampai tidak bisa bergerak maupun bersuara.
Killua : (Tidak mungkin!! Siapa?!)
Gon : (Ugh... A-aku tidak bisa mengeluarkan suaraku dan aura macam apa ini?!)
Dalam waktu itu juga, Kaname langsung menyayat tubuh korbannya dan melompat pergi dari tempat itu, langkah anggota Ryodan lainnya terhenti. Mereka melihat dari atas bebatuan dalam jarak yang lumayan dekat.
Lucia dan Biscuit sudah berada di belakang Binolt. Aura bloodlust langsung menghilang sepenuhnya. Tiba-tiba tampak cahaya menyilaukan dan terdengar samar-samar suara Kaname mengucapkan kata mantra "return on" dan pergi terbang meninggalkan tempat itu.
Killua dan Gon tertunduk berlutut sambil terengah-engah mengambil nafas banyak. Biscuit dan Lucia memperhatikan Binolt yang tidak bergerak dari tadi. Biscuit mendekati dan mengecek tubuh Binolt. Binolt tidak bisa bersuara, badannya terus merasa keanehan. Lucia berjalan ke depan Binolt, tampak Binolt yang syok lalu matanya melirik ke arah Lucia, tiba tiba badan Binolt meneteskan darah terus menerus tanpa henti, Biscuit melompat menjauh.
Darah Binolt tidak menyembur keluar, namun mengalir perlahan-lahan hingga seluruh tubuhnya berwarna kemerahan hingga dia mati. Setelah itu, Binolt ambruk ke tanah dan tidak lama kemudian tubuh mayat itu pun mengeluarkan cahaya keemasan dan menghilang tanpa jejak menandakan dirinya telah dikembalikan ke dunia nyata.
Lucia sangat syok melihat kejadian tragis ini. Anggota Ryodan lainnya kembali bersembunyi ke tempat semula dan melihat Lucia dari jauh.
Feitan : "Silent Death Show." Tanpa suara korban pun mati perlahan-lahan, pelaku membiarkan orang di sekitar korban melihat proses kematian korban dari hidup ke mati. Ditambah lagi dilakukan dalam hitungan detik sebelum kita menggapai lokasi korban.
Phinks hanya bersiul kecil mendengar penjelasan Feitan.
Shalnark : Kowai... (Menakutkan...)
Killua : Uso da (Bohong) *bergumam*
Killua yang syok tiba-tiba teringat pada Kaname.
Killua : Kaname! Kaname di mana?
Gon masih syok dan tidak bisa bersuara.
Lucia : Yang membunuh Binolt itu Kaname. Dia bukan player biasa. Teknik membunuhnya sangat keji dan kejam.
Kaget akan pernyataan Lucia, Killua terdiam sejenak dan berusaha menerima kenyataan pahit itu.
Biscuit : Lucia-san...
Lucia : Hm? Apa aku salah?
Biscuit : Tidak, terus kau mau bagaimana sekarang? Sepertinya dia adalah orang yang kau dan teman-temanmu cari-cari selama ini, kan?
Lucia : Ya, tentu saja aku harus mengejarnya. Biske, tolong jaga Gon dan oniichan-ku ya.
Biscuit : Serahkan saja padaku! Aku akan membuat mereka menjadi permata yang paling menyilaukan tanpa ada tandingannya!
Mata Biscuit mulai berbinar-binar. Lucia hanya tersenyum tipis lalu melirik ke arah Killua. Lucia berjalan mendekati Killua lalu menepuk ringan bahu Killua sekali. Killua sedikit tersentak kaget.
Lucia : Tenanglah, oniichan. Jangan khawatir. Aku akan menyeretnya pulang kembali. Oniichan latihan saja yang banyak bersama Gon.
Killua : Ha! Aku tidak khawatir sama sekali tuh.
Gon : Aku rasa kita perlu mengejarnya bersama. Dia adalah teman kita.
Lucia : Tidak perlu Gon. (Kalau benar Kaname yang telah membunuh anak buah bomber, maka tidak seharusnya Gon dan Killua terlibat sekarang. Karena dengan kekuatan mereka yang sekarang ini tidak mungkin bisa melawan para bomber. Itu namanya bunuh diri.)
Gon : Tapi...
Lucia : Gon, kau harus lebih kuat dari yang sekarang. Musuh kali ini terlalu berbahaya buatmu. Bukannya kau juga punya misi untuk mencari ayahmu?
Lucia meninggalkan Gon yang terpaku diam begitu saja. Dia kembali melompat ke atas bebatuan. Dia kembali ke tempat para Ryodan lainnya yang menunggunya di balik batu besar yang tidak jauh dari mereka.
Lucia : Apa kalian lihat tadi?
Feitan : Ya, aku melihatnya tadi.
Shalnark : Bocah rambut putih dengan mata merah yang terbang ke arah timur, kan?
Lucia : (Tapi bukannya rambut bocah itu seharusnya biru gelap ya? Lalu mata birunya juga kenapa bisa berubah menjadi merah ya?)
Lucia mengeluarkan sebuah kartu dari bindernya.
Lucia : "accompany on. Kaname!"
Lucia dan anggota Ryodan lainnya terbang ke tempat Kaname. Sementara itu, Gon dan Killua masih terpaku diam ditempat mereka. Mereka yang tidak bisa mempercayai sedikit syok dengan apa yang barusan terjadi.
Biscuit melihat Gon sedang marah dan itu cukup terlihat jelas dari auranya yang tidak stabil. Mata dan ekspresi Gon juga telah berbeda dari sebelumnya. Begitu juga dengan Killua.
Matahari telah kembali terbit, Biscuit mengangkat satu tangannya ke wajahnya untuk menutupi sinar matahari yang menyilaukan mata. Gon memandang lurus ke depan. Dia menikmati sinar matahari terbit, tiba-tiba kembali teringat dengan pesan Ging.
"Nikmati game ini saat kau berada di dalamnya, Gon. Tangkap aku kalau kau bisa. Kau sendiri ini Hunter, bukan?"
Gon melihat ke arah cincin pada tangannya. Lalu kembali melihat ke arah depan. Angin sepoi di pagi hari yang menyegarkan menerpa wajahnya.
Gon : (Dengan kemampuanku yang sekarang, aku bahkan tidak bisa mencegah Kaname-san membunuh Binolt-san maupun mengejarnya. Bagaimana pun juga aku harus segera menjadi lebih kuat.)
Gon mengepal erat tangannya. Lalu melihat ke arah Killua.
Gon : Killua...
Tanpa menjawab panggilan Gon, Killua melihat ke arah Gon.
Gon : Apa Kaname-san akan baik-baik saja?
Killua : . . . . Tidak tahu.
Biscuit : Ehm!
Gon dan Killua melihat ke arah Biscuit.
Biscuit : Dia pasti baik-baik saja. Berhenti memasangkan ekspresi murung dan ayo kita segera berangkat ke kota Masadora!
Gon dan Killua : Ya!
Biscuit berjalan ke depan dan diikuti Gon dan Killua dari belakang. Tiba-tiba Biscuit mengangkat satu jarinya ke atas.
Gon dan Killua : Ah! Angka 9!
Biscuit : Bingo!
Gon dan Killua menghela nafas lega.
Biscuit : Tapi reaksi kalian terlalu lambat!
Gon dan Killua : Eh?
Biscuit : Sekarang cepat push up 200 kali!
Gon : Eehhhh?!
Killua : Ck. Sialan!
Dengan cepat sebuah batu ukuran kecil langsung mendarat tepat di dahi Killua.
Killua : Argh.
Setelah itu, Gon dan Killua pun melakukan push up 200 kali sesuai hukuman yang diberikan Biscuit. Biscuit menguap lebar.
Biscuit : Lama sekali. Lakukan dengan cepat, kita musti tiba di kota Masadora dalam 3 jam lho!
Killua : Eh?! 3 jam?!
Gon : Itu serius?!
Biscuit : Tentu saja. Lalu siapa suruh kalian berhenti?
Gon dan Killua kembali push up.
Gon : Nanti ketika kita tiba di kota Masadora... Akhirnya kita bisa membeli beberapa kartu mantra, kan?
Killua : Ya. Tapi sebelum itu, kita harus melakukan sesuatu soal uang. Sial. Tahu gini sebelum Luci pergi mengejar Kaname tadi, aku seharusnya minta uangnya sedikit dulu. Setidaknya dia yang berteman dengan mereka (Ryodan) pasti banyak uangnya.
Gon : Kau ini tidak ada kapoknya ya... (sweatdrop)
Killua : Sekali berhutang, berhutang sajalah dulu. Bayarnya kan bisa double sekalian nanti.
Gon : Be-begitu ya? (tersenyum kaku)
Biscuit : (Dasar bocah-bocah nakal ini.) Jika kalian terus berbicara, kita tidak akan bisa sampai kota Masadora dalam waktu 3 jam! Baiklah terpaksa dalam 20 detik kalian harus selesai push up. Jika tidak maka akan dikenakan hukuman tambahan di kota Masadora nanti. 1... 2... 3...
Killua dan Gon pun langsung mempercepat push up mereka. Dan tidak lama kemudian mereka bertiga pun kembali melanjutkan perjalanan menuju ke kota Masadora.
-Bersambung-