Unduh Aplikasi
91.72% My version, Lucia [Hunter x Hunter] / Chapter 133: 133 - Bomber Part 2

Bab 133: 133 - Bomber Part 2

Shalnark : Jadi ini kota Rubicuta ya?

Shizuku : Oh, kita sudah sampai ya? Apa Feitan dan Phinks ada di sini?

Shalnark : Tidak tahu.

Kortopi : Kenapa Zero menyuruh kita ke kota ini?

Shalnark : Entahlah, pasti ada sesuatu yang menarik, kan?

Shizuku : Begitu, kah?

Shalnark hanya tertawa kecil saat melihat keraguan teman rekannya.

Kortopi : Sebaiknya kita mulai mencari Feitan dan Phinks.

Shizuku : Tapi sebelum itu, apa kalian tidak merasa kota ini tidak berbeda dari dunia kita yang asli ya?

Shalnark tersenyum lebar.

Shalnark : Benar-benar tidak terasa seperti di dalam dunia game ya. Sebaiknya kita berpencar ke arah yang berbeda untuk mengumpulkan beberapa informasi.

Gon, Killua, Lucia dan Kaname tiba di tempat tujuan. Lucia melihat Biscuit Krueger duduk santai di sebelah Puhat. Biscuit menyadari ada tatapan tajam yang sedang menatapnya, tanpa di sengaja pandangannya bertemu dengan Lucia. Lucia tersenyum cukup lebar. Biscuit langsung sedikit membuang wajahnya ke samping.

Lucia : (Wah, meskipun umurnya sudah lebih dari setengah abad tapi ternyata penampilan aslinya lebih imut walaupun itu diubah dengan kekuatan Nen-nya.)

Nickes berjalan ke salah satu pemain veteran bernama Assam.

Nickes : Dengan ini semua...

Nickes menghentikan perkataannya sejenak, dia melihat ke arah pemain veteran lainnya, Genthru yang berdiri tidak jauh dari Assam. Genthru adalah leader dari grup bomber.

Nickes : Mana kedua pemain itu?

Genthru membetulkan kacamatanya.

Genthru : Mereka menolak tawaran kita. Mereka tidak mau mendengarkan kita.

Nickes : Oh, begitu.

Assam : Kalau begitu, kita mulai saja pembahasannya.

Nickes melihat ke arah pemain pemula yang datang hari ini.

Nickes : Pemain pemula yang datang di waktu yang sama seperti kalian barusan tewas di sebelah sana. Dan mereka (Gon, dkk) ini yang menjadi saksi matanya. Perut orang itu meledak.

Killua : Dia pria berotot dengan rambut hitam. Dia orang pertama yang lulus seleksi ujian.

Nickes : Itu pasti ulah perbuatan bomber.

Genthru sedikit menutup mulutnya dengan tangannya, dia berpura-pura berpikir keras.

Genthru : Jadi dia...

Killua : Bomber?

Genthru : Pertama, kita akan membahas tentang apa yang paling kalian khawatirkan sekarang ini. Kematian orang itu bukanlah disebabkan oleh kartu mantra sihir. Dalam game ini, kartu mantra sihir tidak dapat melukai atau pun membunuh siapa pun. Oleh karena itu, tidak ada pemain yang pernah terluka atau terbunuh oleh mantra sihir. Selain itu, semuanya ada 40 jenis kartu mantra sihir dan itu dipisahkan ke dalam kartu pertahanan dan penyerangan. Lalu ada satu kartu mantra sihir yang bernama "trace."

Lucia : "Trace"? Oh, itu kartu yang mau digunakan sama pria kribo (Latarza) kepada oniichan, bukan?

Gon : Eh?

Killua : Aku?

Lucia : Tapi pada saat itu, aku datang tepat waktu dan memotong kedua kaki dan tangannya, makanya dia tidak bisa berulah apa-apa. Hihi..

Killua : Hee... Lalu kartu mantra sihir apa itu?

Genthru : Mantra sihir yang dilemparkan untuk mengumpulkan informasi kepada orang yang mengenai serangan tersebut. Seperti di mana posisimu sekarang atau kartu apa yang kau miliki saat ini. Orang yang menerima serangan kartu "trace" akan sulit untuk keluar. Lalu dengan memanfaatkan hal itu, penyerang yang menggunakan kartu "trace" akan muncul setelah kau mendapatkan kartu berharga dan mencoba mengambilnya darimu secara paksa. Yang terburuknya, kau bisa saja kehilangan nyawamu.

Puhat : Seperti orang yang barusan terbunuh tadi kan? Sayangnya aku tidak semudah itu dikalahkan (tersenyum remeh)

Genthru : Tidak, orang yang membunuhnya berbeda.

Lucia : (Hmph. Tentu saja berbeda, karena kau sendiri yang membunuhnya. Dasar bekicot!)

Genthru : Mereka yang paling ekstrim dari pemburu pemain. Mereka membunuh dengan tujuan untuk mengurangi jumlah saingan mereka. Mereka memilih target terlebih dahulu lalu membunuh target tanpa diketahui. Kemungkinan tipe kekuatan Nen mereka adalah pengguna Nen Manipulasi atau pengguna Nen Emisi. Karena gaya pembunuhannya menggunakan bom, maka dari itu kita menyebutnya "bomber."

Lucia : (Manipulasi dan Emisi? Ha! Dia bisa membodohi yang lain tapi tidak denganku. Dia sungguh lawan yang merepotkan. Aktingnya sungguh bagus sekali. Tapi...) Hmm, bukannya pengguna dengan tipe Nen Conjuration juga bisa membuat bom? Seperti satu temanku yang bisa membuat rantai. Hihihi.. (pura-pura polos)

Genthru sedikit tersentak kaget. Killua langsung menyadari dan mengerti maksud Lucia pun tersenyum. Sedangkan Gon dan Kaname hanya diam. Semua orang di sana terutama Genthru langsung melihat ke arah Lucia yang sedang tersenyum licik cukup lebar.

Genthru langsung berpura-pura mengalihkan pandangan dengan memperbaiki letak kacamatanya. Dari balik tangannya, dia menatap sinis dan tajam ke arah Lucia.

Assam : Dalam game ini ada tiga cara untuk mendapatkan kartu. Apa kalian tahu?

Lucia : (Pengalihan yang cukup bagus.)

Gon : Aku akan menemukannya sendiri.

Assam : Ya, itu cara pertama.

Salah satu pemain pemula yang berkulit hitam yang sejak tadi duduk diam tiba-tiba membuka suaranya.

Abengane : Menukarnya dengan pemain lain.

Assam : Ya, itu cara kedua.

Killua : Jadi yang ketiga adalah mencurinya dari pemain lain ya?

Assam : Itu benar. Terutama metode ketiga ini, daripada bertukar dan mencarinya sendiri, mayoritas para pemain lainnya lebih memilih mencuri langsung kartu pemain lainnya dengan kekerasan atau secara paksa. Jika mereka tidak mengeluarkan binder mereka, maka mereka akan disiksa, dipukuli, atau pun dibunuh.

Kaname melirik sedikit ke arah Lucia yang berdiri di samping Killua.

Kaname : (Ah, seperti yang dilakukan Lucia-san terhadap pria kribo (Latarza) itu.)

Gon : Tapi bukannya jika pemain dibunuh, maka cincin dan bindernya akan langsung menghilang?

Assam : Itu benar. Saat itu terjadi, meskipun tidak dapat mengambil isi dari binder tersebut, tapi setidaknya item slot akan menjadi lebih banyak tersedia, bukan?

Gon : Huh? Apa maksudnya?

Killua : Itu namanya jumlah dari maksimum kartu yang tersedia. Contohnya, jika limit kartu itu sudah mencapai batas maksimum untuk item tertentu, dan orang menginginkan item tertentu tersebut, tapi dia tidak bisa memilikinya lagi, lalu bagaimana cara untuk memilikinya?

Gon menatap serius, dia mencerna perkataan Killua dengan seksama.

Lucia : Tentu saja, jika orang itu membunuh orang yang memiliki item tertentu tersebut, otomatis kartu itu menghilang, maka itu akan membuat satu "ruang," bukan?

Refleks Killua langsung menunjuk Lucia dengan jari telunjuknya.

Killua : Seikai! (Jawaban benar!)

Lucia tersenyum. Gon hanya diam. Dia masih mencerna kata-kata Killua.

Nickes : Jadi jika kita membunuh lawan, kita tidak bisa mengambil kartunya. Aturan ini dibuat untuk mencegah pemain saling membunuh. Namun, sudah 10 tahun sejak game ini pertama kali di rilis ke publik dan membuat kondisinya semakin memburuk. Para pemain mulai saling membunuh hanya untuk membuat kartu yang tersedia bagi mereka. Untuk mencegah hal itu, inilah alasannya kenapa kita mengumpulkan para pemain baru sebanyak mungkin dan membuat sekutu. Ayo kita akhiri semua ini sekaligus bersama-sama dan menyelesaikan game!

Nickes menatap serius ke arah para pemain pemula.

Nickes : Bergabunglah dengan team kami.

Killua melirik ke arah Gon. Baik Gon dan pemain lainnya tidak ada yang merespon. Mereka masih memilih untuk diam dan berpikir keras.

Lucia : (Jika sesuai cerita aslinya, Gon pasti akan menolak tawaran mereka.)

Tiba-tiba Puhat membuka suaranya.

Puhat : Lalu caramu sendiri dari #1 #2 #3, masuk kategori yang mana? (tersenyum remeh)

Nickes : #3.

Puhat : Ha! Kau berbicara panjang lebar, tapi ternyata juga masih menggunakan kekerasan pula? (tertawa sinis)

Nickes yang tersinggung pun langsung marah.

Nickes : KAU SALAH!

Puhat menatap dingin ke arah Nickes.

Nickes : Meskipun dengan cara #3, tapi kita tidak melakukan kekerasan!

Abengane : Kartu mantra sihir. Kau mencurinya dengan menggunakan itu, kan?

Puhat melihat ke arah Abengane yang duduk tidak jauh darinya.

Puhat : Apa kau pernah bermain game ini sebelumnya?

Abengane : Tidak. Ini pertama kali. Hal semacam ini bisa kau ketahui jika kau menggunakan otakmu untuk berpikir, bukan?

Nickes : Tepat! Kami menggunakan cara itu untuk mengumpulkan kartu! Ada kartu mantra sihir untuk mencuri kartu dan beberapa untuk melindungi kartu yang kau miliki. Kita bisa menggunakan cara ini untuk memonopoli semua jenis kartu mantra sihir. Kita perlu 1.900 kartu mantra sihir supaya bisa memonopoli. Sekutu kami telah mengumpulkan 800 dari seluruhnya.

Puhat : Jadi pada dasarnya sudah terkumpul 70% dari jumlah total kartu ya?

Nickes : Akan aku ulangi, tidak ada cara lain untuk menyelesaikan game ini!

Puhat : Lalu bagaimana dengan hadiahnya? Bagaimana kau membagi hadiah setelah kita berhasil menyelesaikan gamenya?

Nickes : Aku tahu kalian semua dikirim ke sini oleh tuan Battera. Begitu pula kami dan total hadiahnya sekitar 50 Milyar. Jangan khawatir, kami akan membaginya secara adil, 20 Milyar akan diberikan kepada 10 orang yang memulai proyek ini 5 tahun yang lalu. Kemudian, sisa 30 Milyar akan dibagi antara sekutu kami yang lain. Aku memperkirakan kalian masing-masing akan menerima sekitar 200 juta.

Lucia : (Penjelasan mereka sungguh meyakinkan.)

Puhat : Baiklah, aku akan bergabung.

Abengane : Oke, aku masuk.

Nickes : Lalu sisanya? Bagaimana dengan kalian?

Biscuit melihat ke arah Gon, Killua, Kaname dan Lucia.

Gon : Killua, Kaname-san, Lucia, maaf...

Lucia tidak menjawab, karena dia mengetahui jawaban Gon. Dia hanya melihat ke arah Gon.

Killua : Untuk apa?

Kaname : Eh? Kenapa minta maaf?

Karena tidak ada balasan, Killua dan Kaname langsung melirik ke arah Gon yang sedikit menundukkan kepalanya yang menatap lantai. Terlihat Gon menunjukkan wajah yang serius. Dia tampak cukup kesal dan sedikit marah. Gon sudah cukup yakin dengan pilihannya.

Gon : Terima kasih atas tawaranmu, tapi maaf aku akan bermain sendiri saja.

Tanpa basa basi lagi, Gon langsung beranjak pergi dari tempatnya. Genthru tampak sedikit kecewa. Dia mengangkat kedua bahunya ke atas. Killua sedikit kebingungan. Dia hanya diam menatap Gon pergi. Tiba-tiba terdengar adanya suara yang terlintas muncul di kepalanya Killua.

"Oniichan, pergilah bersama Gon."

Killua langsung melirik Lucia.

Killua : "Terus kau sendiri?"

Lucia : "Kau dan Gon harus membayar hutang minuman kalian padaku, bukan?"

Killua : "Oi! Dasar kau ini. Kenapa di saat begini, malah membahas tentang hutang, sih?!"

Lucia tidak berkata apapun lagi. Lucia melirik ke arah Genthru.

Lucia : (Jika aku mengikuti Gon, maka aku tidak bisa mengurusi kecoak sialan (Genthru) ini.)

Nickes : Satu temanmu sudah pergi. Lalu bagaimana dengan kalian bertiga?

Killua langsung berjalan cepat mengejar Gon yang sudah cukup jauh berjalan di depan, lalu tiba-tiba dia menoleh ke belakang.

Killua : Kalau pemimpinku bilang tidak, jadi aku juga tidak (tersenyum)

Genthru langsung pura-pura memperbaiki kacamatanya. Sesaat Killua merasa ragu dan berpikir. Dia melihat ke arah Lucia. Dia yakin dengan tindakan Lucia seperti ini pasti adanya sesuatu. Dia terpaksa mundur dan menuruti permintaan Lucia.

Killua : (Luci, aku tidak tahu apa rencanamu, tapi kau harus mengatakan semuanya padaku nanti. Panggillah aku jika kau perlu sesuatu.)

Lucia hanya mengangguk pelan. Dia tersenyum licik cukup lebar. Setelah itu, Killua pergi meninggalkan Lucia dan berlari mengejar Gon.

Killua : Oi, Gon! Tunggu aku...

Lucia sedikit melirik ke arah Kaname.

Lucia : (Bocah ini... Aku tidak sudi bocah mencurigakan ini ikut bersama Killua dan Gon.)

Lucia melihat Kaname buru-buru hendak mau pergi mengejar Killua, akan tetapi tiba-tiba dengan cepat Lucia memegangi satu tangan Kaname untuk menahannya pergi.

Lucia : Paman, aku dan Kaname-san akan bergabung!

Lucia mengangkat tinggi satu tangannya dan Kaname ke atas. Kaname tersentak kaget. Dia refleks langsung melihat ke arah Lucia yang sedang tersenyum lebar. Semua orang yang masih tersisa di sana juga melihat ke arah Lucia.

Kaname : Eh?!

Lucia menatap Kaname dengan tajam dan sambil tersenyum lebar.

Lucia : Kaname-san, kau ikut denganku, kan?

Kaname : A-aku...?

Lucia hanya mengangguk dan masih tersenyum menyeramkan. Kaname melihat ke arah depan. Dia melihat Killua dan Gon sudah semakin jauh di depan sana. Akan tetapi, dia tidak bisa mengejar Killua dan Gon karena Lucia mencengkram tangannya dengan cukup kuat. Dia bercucuran keringat.

Kaname : Ta-tapi kenapa aku?

Lucia : Oh, kau melupakannya, huh?

Kaname : Me-melupakan apa?

Kaname tersentak kaget karena tiba-tiba perkataan Lucia terlintas masuk ke pikirannya, "Kau masuk dalam pengawasanku! Jadi kau harus ikut denganku, bocah!"

Seketika itu, mau tidak mau Kaname hanya bisa pasrah dan terpaksa menuruti kemauan Lucia. Dia menunduk sedih.

Kaname : Ba-baiklah... Hiks.

Senyuman Lucia semakin mengembang.

Lucia : Keputusan dan pilihan yang bagus! Hihi..

Genthru : Bukannya kedua temanmu itu sudah menolak tawaran kami? Kenapa kalian berdua malah memilih untuk bergabung?

Lucia : Sepertinya kau salah paham, paman. Aku tidak ada hubungan apa pun dengan mereka.

Kaname : (Eh?! Apa yang dia katakan?!)

Genthru : Begitu, kah?

Assam : Lalu kau bagaimana, nona?

Biscuit : Ya? Umm...

-10 menit kemudian-

Entah kenapa Killua merasa Gon sedikit marah, karena sejak tadi Gon terus berjalan cukup cepat dengan wajah serius menyeramkan. Killua hanya mengikuti Gon dari belakang dalam keadaan diam. Tiba-tiba Gon berhenti sejenak di satu jembatan jalan.

Dia menatap air yang mengalir dari atas jembatan jalan, lalu kembali bergerak dalam keadaan diam. Killua menatap Gon. Dia yang tidak bisa mengerti tujuan Gon pun hanya bisa menghela nafas ringan, lalu kembali mengikuti Gon dari belakang.

Tiba-tiba muncul seorang wanita berambut pirang yang dikucir dua. Wanita itu tersenyum lebar. Dia langsung mengikuti Killua dan Gon secara diam-diam tanpa sepengetahuan mereka.

-Bersambung-


Load failed, please RETRY

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C133
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk