Hujan masih belum mereda. Anggota Genei Ryodan sedang berdiri di tengah-tengah jalan yang berada di dekat tangga stasiun. Mereka sedang menunggu Shizuku untuk memberi tahukan arah ke mana untuk menuju ke hotel.
Shizuku : Hm, ayo kita lihat, arah ke hotel...
Nobunaga yang tidak sabaran langsung merebut peta mini di tangan Shizuku.
Nobunaga : Shizuku! Sini biar kulihat petanya! Dasar!
Shizuku dan Nobunaga pun saling berebutan melihat peta.
Shizuku : Ah, kita harus berjalan sekitar 850 meter, lalu belok kiri melewati zebra cross terus berjalan sekitar 100 meter lagi dan tiba di tujuan!
Chrollo : Baiklah. Dari sini, kalian harus bersiap-siap untuk berburu mangsa. Jaga jarak untuk melindungi satu sama lain. Lalu Nobunaga, kuizinkan...
Chrollo sengaja menjeda perkataannya. Nobunaga sedikit tersentak kaget. Dia tidak bisa mempercayai perkataan Chrollo yang barusan dia dengarkan. Dia masih menunggu Chrollo untuk melanjutkan kata-katanya lagi.
Chrollo : Kau bisa melakukan sesukamu.
Nobunaga pun tersenyum senang.
Nobunaga : Yosha! (Yes!)
Nobunaga yang sangat senang dan sudah tidak sabar ingin segera menebas Kurapika pun langsung melesat pergi. Dia berlari sangat cepat menuju ke arah Hotel. Yang lain juga langsung mengejar Nobunaga dari belakang.
Dari kejauhan, di dalam mobil hitam, Gon, Kurapika, dan Leorio yang sejak tadi memerhatikan dan menyaksikan gerak gerik Ryodan langsung tersentak kaget karena tiba-tiba Ryodan berlari menuju ke arah hotel.
Gon : Ah!
Kurapika : Mereka berlari menuju ke arah hotel!
Leorio : Apa?!
Kurapika sangat terkejut dengan kecepatan berlari para Ryodan yang sangat luar biasa cepat itu. Kurapika yang memerhatikan para Ryodan berlari, tanpa sadar telah memeras celana panjangnya dan mengepal erat tangannya.
Kurapika : Ugh...
Gon : Hey, ayo kita ke sana sebelum mereka tiba!
Leorio : Jika menggunakan mobil, itu sedikit mustahil. Sekarang adalah jam sibuk!
Kurapika menggertakkan giginya dengan geram tanpa suara.
Leorio : Mereka mungkin akan tiba di sana lebih cepat dari pada mobil!
Tiba-tiba Kurapika membuka pintu mobil dan berlari mengejar Ryodan. Gon dan Leorio terkejut dengan tindakan Kurapika yang terburu-buru itu.
Leorio : Hah? Hey!
Gon : Kurapika!
Kurapika : Aku akan kembali! Tunggulah di sana! (berteriak keras)
Leorio : Apa yang dia pikirkan sih?! Dia pikir siapa itu laba-laba?! (mengomel-omel dan mulai emosi)
Tiba-tiba Gon pun membuka pintu mobil, dia terpaksa turun dari mobil dan mengejar Kurapika. Leorio kembali dikejutkan lagi oleh tindakan Gon yang gegabah seperti yang dilakukan oleh Kurapika barusan.
Leorio : AH?! GON?! KAU JUGA?! YA AMPUNNNN MEREKA INI!!
Gon hampir berhasil menyusul Kurapika. Dia mempercepat larinya sambil berteriak keras supaya Kurapika yang berada sedikit jauh di depannya bisa mendengarnya.
Gon : Tunggu! Kurapika! Pikirkan lagi strategi yang baik dulu! Kurapika! Dengarkan! (berteriak keras)
Kurapika yang tahu Gon sedang mengejarnya pun tidak menghentikan langkahnya, dia terus berlari ke depan tanpa menoleh. Tiba-tiba ponsel Kurapika berbunyi.
Kurapika : Halo?
Killua : Kurapika? Sekarang aku dan Senritsu berada di depan stasiun, mereka berlari menuju ke arah barat.
Kurapika : Ya, aku tahu. Sekarang aku sedang berlari mengejar mereka.
Killua : Hah?! Jangan bilang sekarang kau berada di belakang mereka?! Itu terlalu berbahaya! Kau pasti akan ketahuan! Hentikan sekarang! Eh? Ck! Dimatikan! (mulai emosi) Si bodoh itu! (marah)
Lalu tanpa berpamitan terlebih dahulu dengan Senritsu, dengan cepat Killua pun langsung berlari meninggalkan Senritsu untuk mengejar mereka (Ryodan dan Kurapika). Senritsu juga langsung ikut mengejar Killua.
Sementara itu, Leorio juga berusaha mengejar mereka dengan mobil hitamnya. Dia cukup kesal karena terjebak macet yang cukup panjang untuk mencapai hotel.
Leorio bingung bagaimana caranya supaya bisa tiba di hotel duluan sebelum Ryodan karena ada rencana yang harus dia lakukan untuk menyukseskan misi.
Terpaksa Leorio melanggar lalu lintas. Dia membuat jalannya sendiri dengan menyeberangi tangga menuju ke arah taman dan gang kecil yang biasa digunakan sama pejalan kaki.
Leorio : Nah, kalau dari sini tidak akan terjebak macet dan akan lebih cepat!
Orang-orang biasa yang berada di dalam cafe maupun luar cafe kebingungan saat melihat kecepatan Ryodan yang di luar nalar itu. Ryodan terus berlari tanpa memerdulikan pandangan orang sekitar mereka.
Nobunaga : Pengguna rantai sialan, tunggulah aku!
Tanpa menoleh, Chrollo menyadari jika dari arah belakang beberapa meter dari mereka, ada yang sedang mengejar mereka. Terlihat Gon dan Kurapika yang juga terus berlari tanpa henti.
Chrollo : Kita sedang dibuntuti.
Machi : Sejak kapan?
Shizuku : Ah! Aku terlalu fokus mengejar target yang ada di hotel itu sampai tidak sadar kalau kita telah diikuti.
Nobunaga : Jika mereka menargetkan kita...
Pakunoda : Mungkin itu si pengguna rantai?
Nobunaga : Cih! Di depan dan di belakang, bagaimana bisa itu?!
Nobunaga membuang kain pembungkus pedangnya ke sembarangan tempat dan siap-siap menarik keluar pedang katananya.
Nobunaga : Beritahu aku yang mana si pengguna rantai sialan itu?!
Nobunaga melihat ke arah Chrollo yang berlari di sampingnya. Dia sedang menunggu perintah.
Nobunaga : Boss!
Chrollo : Nobunaga, Pakunoda dan Kortopi. Kalian bertiga berlarilah terus sampai ke hotel. Dan tunggulah di sana.
Pakunoda : Dimengerti.
Nobunaga : Baiklah! Serahkan padaku! Kalau ternyata yang di belakang adalah si sialan itu, tunggu sampai aku datang kembali! (berteriak)
Nobunaga, Pakunoda dan Kortopi langsung melesat pergi. Sedangkan Chrollo dan sisa rekannya tiba-tiba berhenti berlari dan langsung menoleh ke belakang.
Gon dan Kurapika : Hah?!
Gon dan Kurapika terkejut bukan main dengan tindakan Ryodan yang di luar dugaan mereka, tanpa sadar mereka langsung melompat ke arah samping dan terpecah menjadi dua.
Kurapika bersembunyi di balik gang kecil yang ada di samping kanan. Sedangkan Gon di balik tong sampah yang ada di samping kiri. Detak jantung keduanya pun langsung berdetak tak karuan.
Chrollo : Kalian lihat?
Shizuku : Hanya bayangan, bukan keseluruhan penampilan mereka.
Machi : Satu di gang. Satunya lagi di balik tong sampah.
Chrollo : Oke.
Chrollo, Machi dan Shizuku berjalan santai dan perlahan mendekati ke arah Gon dan Kurapika yang sedang bersembunyi.
Chrollo : Tetap gunakan Gyou.
Shizuku dan Machi : Baik.
☆
Senritsu : Hah?
Killua : Ada apa?
Senritsu : Mereka berhenti! Mereka ketahuan!
Killua : Eh?! Seberapa jauh lagi mereka?!
Senritsu : Sangat dekat. Tapi kita harus buru-buru!
Killua : Ya!
Killua dan Senritsu pun langsung mempercepat lari mereka.
☆
Gon meneteskan bulir-bulir keringat di atas tanah. Dia merasa tegang. Sekilas dia melirik ke arah Kurapika yang berada tepat di depannya. Dilihatnya Kurapika sudah siap bertarung.
Rantai Kurapika telah keluar dan tanpa sadar dia juga sudah mengeluarkan sedikit aura Nennya. Di samping itu juga, dari balik kacamata hitamnya, mata Kurapika juga sudah berubah menjadi merah.
Gon berpikir keras bagaimana supaya mencegah pertarungan Kurapika dengan mereka saat ini. Gon berusaha untuk memanggil Kurapika. Akan tetapi, Kurapika tidak melihat ke arah Gon.
Dia yang sangat membenci Ryodan, tidak sadar dengan Gon yang sedang berusaha memanggilnya sekuat tenaga dari dalam hatinya. Dia terlalu fokus kepada Ryodan.
Gon : (Yabai! Dame da Kurapika! (Ini gawat! Tidak boleh Kurapika!) Kau harus menahan dirimu itu, tahanlah Kurapika! Jika melawan mereka bertiga saat ini, kita tidak akan mungkin bisa menang! Kurapika!! Ah, bagaimana ini?! Seandainya saat ini aku punya kekuatan telepati seperti Lucia! Kurapikaaaa!!!)
Pada akhirnya Gon hanya kepikiran keluar sendirian untuk mengulurkan waktu selama mungkin supaya Kurapika mempunyai kesempatan untuk kabur dan menuju ke hotel. Chrollo, Machi dan Shizuku hampir mendekati mereka. Gon pun langsung keluar dari tempat persembunyiannya. Kurapika tersentak kaget.
Kurapika : (Gon?!)
Gon : Gomennasai! (Maaf!) Aku akan berhenti mengikuti, jadi maafkan aku? (pura-pura panik)
Machi : Jadi lagi-lagi kau?
Chrollo, Machi dan Shizuku berdiri tepat di hadapan Gon.
Chrollo : Jadi anak ini yang kita bicarakan di markas itu?
Machi : Yang satunya lagi di situ, kan? Keluarlah!
Pada saat Kurapika juga hendak mau keluar. Tiba-tiba Killua yang tepat waktu sudah tiba di belakang Kurapika. Dia menepuk bahu Kurapika. Killua langsung keluar menggantikan Kurapika dari gang tersebut. Chrollo sedikit tersentak kaget ketika melihat penampilan Killua.
Chrollo : (Dia mirip sekali dengan Lucia.)
Machi : Apa yang kau inginkan?! (menatap dingin) Bukannya mafia sudah mencabut hadiahnya?
Killua : E-eh? Ah, benarkah?
Machi : Lalu apa?
Killua : Ah, aku hanya ingin mengajak Luci pulang, tapi ternyata dia tidak bersama kalian? Aku berpikir jika mengikuti kalian, aku bisa bertemu dia lagi.
Bersamaan dengan itu, dari arah belakang tampak Lucia muncul sambil membawa kantongan kertas yang cukup besar di dadanya. Isi dari kantongan kertas itu adalah semuanya makanan ringan dan cookies kesukaan Lucia. Gon dan Killua sedikit tersentak kaget dengan kehadiran Lucia.
Killua : Luci!
Gon : Lucia?!
Lucia : Are?! (Lho?!) Lucilfer! Machi dan Shizuku juga ada!
Shizuku : Zero, kau telat!
Machi : Dasar anak ini! Kau kemana saja?
Lucia hanya tertawa kecil dan berjalan santai ke arah Chrollo dan melewati Killua dan Gon begitu saja. Lucia menoleh ke arah Gon dan Killua yang berada di belakangnya lalu tersenyum sangat lebar.
Lucia : Gon! Oniichan! Lama tidak bertemu ya! Wah, kebetulan sekali ya!
Baik Gon maupun Killua tidak menjawab.
Killua : (Apanya yang lama dan kebetulan?! Kita kan sejam yang lalu baru ketemu!)
Lucia yang mendengar isi hati Killua hanya bisa tersenyum. Tanpa basa basi, Lucia langsung memberikan kantongannya ke Chrollo. Refleks Chrollo menerima kantongan tersebut.
Chrollo : Ini apa?
Lucia : Itu cookies limited edition yang aku bilang itu! Nanti kita makan bersama ya! Lalu, kenalkan dia temanku, Gon dan ini oniichanku, Killua (tersenyum)
Chrollo : Jadi dia kakak laki-lakimu?
Lucia : Benar! Kami mirip, bukan? (tersenyum)
Chrollo : Ya. Lalu, sejak tadi kau ada di sekitar ini. Kau senjaga ya?
Lucia : Wah, ketahuan, kah? Hehe...
Chrollo : Tentu saja. Kenapa bersembunyi?
Lucia : Cih... Tidak seru ah, lain kali aku akan mengasah Zetsu-ku lebih dalam lagi supaya tidak ketahuan saat membuntutimu. Hihi...
Shizuku : Eh? Zero juga membuntuti kita?
Lucia : Ya.
Machi : Sejak kapan?
Lucia : Hmm sejak di kereta listrik. Hihi...
Chrollo menghela nafas ringan, lalu berjalan mendekati Lucia dan mengembalikan kantongan kertas itu ke Lucia.
Chrollo : Machi, ikat lalu bawa mereka.
Machi : Baik.
Lucia : Lucilfer, apa tugasku?
Chrollo : Meskipun mereka teman dan kakak laki-lakimu, jangan sampai mereka kabur. Bunuh saja jika mengganggu.
Lucia : Baiklah (tersenyum)
Machi mengikat kuat tangan Killua dan Gon dengan benang Nen. Killua hanya diam, dia masih kebingungan dan belum bisa mengerti dengan tindakan Lucia. Dia melirik ke arah Lucia, tapi Lucia hanya diam dan menatap tajam.
Killua : (Oi, apa yang sebenarnya kau rencanakan Luci?! Jadi ini akting yang kau maksud tadi?!)
Lucia tahu Killua sedang marah. Akan tetapi, meskipun Lucia bisa mendengar isi hati Killua yang terus berontak dan memberikan banyak pertanyaan, dia tetap diam dan mengabaikannya.
Lucia : Machi, bisa kau urus Gon saja? Biar oniichan aku yang urus.
Machi : Baiklah.
Chrollo pun menelepon Phinks dan menyuruh tim Phinks ke hotel. Chrollo mematikan ponselnya.
Lucia : Lucilfer, kalau seandainya mereka berdua ada hubungannya dengan si pengguna rantai, apa yang akan kau lakukan? Membunuh mereka? Atau?
Gon dan Killua pun tersentak kaget mendengar perkataan Lucia. Chrollo menatap Lucia yang tersenyum padanya.
Chrollo : Jika mereka ada hubungannya dengan si pengguna rantai maka aku akan biarkan mereka hidup.
Lucia : Hee... Kenapa?
Belum sempat Chrollo menjawab, Gon langsung menyelanya.
Gon : Ada yang ingin kutanyakan.
Semua melihat ke arah Gon. Ekspresi Gon berubah dingin dan serius. Dia sangat marah.
Gon : Kenapa kalian bisa membunuh orang tanpa memikirkan apa-apa?
Chrollo menatap dingin ke arah Gon.
Chrollo : Kau masih ingin melawan, padahal tadi kau baru saja menyerah.
Killua melirik Lucia. Lucia hanya menunjukkan ekspresi datarnya. Dia sudah berada di belakang Gon dengan kuku tajam yang menyentuh lehernya. Gon hanya diam dan menggertakkan giginya tanpa suara. Dia sungguh marah.
Sedangkan Killua terdiam karena terkejut. Chrollo menatap Lucia dan Gon. Kemudian dia mengangkat wajahnya ke atas. Air hujan pun jatuh ke wajahnya.
Chrollo : Naze darou na? Kankei nai kara janai ka. Iya. (Kira-kira kenapa ya? Bukannya karena tidak ada hubungan? Tidak.) Jika dipikirkan lagi, tidaklah semudah itu. Bagaimana cara mengungkapkannya ya...
Chrollo masih melihat ke arah atas sambil membalikkan tubuhnya dan membelakangi lainnya.
Chrollo : Aku juga tidak terlalu menyukainya.
Chrollo menundukkan kepalanya dan melihat ke arah tanah.
Chrollo : Tapi anehnya... Tidak, mungkin tidak aneh. Apa ini kunci untuk mengerti diriku?
Killua : (Nanda koitsu? (Kenapa dengannya?))
Lucia berjalan mendekati Chrollo lalu menepuk sekali lengannya Chrollo. Chrollo menoleh. Lucia kembali menepuk lengannya Chrollo berulang-ulang kali dengan pelan. Chrollo tidak menolaknya, dia membiarkan Lucia melakukannya. Kemudian Lucia mengelus lengan Chrollo dengan lembut.
Lucia : Daijoubu desu yo... (Tidak apa-apa...)
Chrollo tersenyum tipis. Lucia memberikan sebuah kue kering rasa asin pada Chrollo. Chrollo menerimanya. Killua sedikit terkejut. Sorot matanya dan ekspresi wajahnya saat melihat semua itu menjadi sangat mengerikan.
Chrollo : Baiklah. Sekarang kita pergi ke hotel dan tunggu Phinks dan lainnya datang. Jika mereka ingin kabur, bunuh saja.
Machi, Lucia dan Shizuku : Dimengerti.
-Bersambung-