Pintu ruangan para penguji terbuka, semua orang langsung melihat ke arah pintu.
Netero : Maaf telah membuat kalian menunggu. Aku telah memutuskan, ini akan menjadi ujian tahap terakhir untuk para calon Hunter kita!
Netero menunjukkan sebuah papan kanvas. Semua penguji tersentak kaget kecuali Satotz karena belum tersadar sepenuhnya.
Netero : Bagaimana?
Satotz : Apa itu?
Menchi : Huh?!
Lippo : . . . . .
Buhara : E-eh?! Ka-kaichou sore wa... (Ke-ketua itu...)
Netero : Benar! Seperti yang kalian lihat. Ini adalah daftar ujian tahap terakhir untuk para peserta ujian kita. Hohohoho...
Buhara : Honki desuka?! (Apa kau serius?!)
Netero : Kekekeke... Hon maji jaa! (Aku serius!)
Satotz : Tashikani honki made su no (Dia benar-benar serius)
Menchi : Ho-honki no nemanda are?! (Apa itu benar-benar se-serius?!)
Lippo : Kalau dilihat dari kanvas tersebut, itu yang menang cuma satu orang, kan?
Netero : Hmm yaa, terus kenapa?
Lippo : Ti-tidak.
Netero : Jadi siapa pun yang menang bisa bergabung ke dalam jajaran Hunter.
************************************
Akhirnya pesawat balon udara mendarat tepat di depan sebuah hotel yang besar. Tempat di mana akan diadakan ujian tahap terakhir. Semua para penguji dan peserta ujian turun dari pesawat balon udara dan masuk ke dalam hotel.
Pada saat Lucia hendak mau masuk ke dalam hotel, terlihat ada seekor merpati berwarna emas hinggap di atas pohon.
Lucia : (Merpati emas? Jangan-jangan...)
Lucia mencoba mendekati merpati itu tanpa sepengetahuan lainnya. Merpati itu mendekatkan dirinya ke arah Lucia. Lucia melihat ada sesuatu yang diikatkan pada kaki merpati itu.
「流星 • 今から3日」
Artinya : "Ryuusei. Ima kara mikka (Meteor. 3 hari dari sekarang)"
Setelah itu, merpati itu langsung menghilang tertiup angin bagaikan debu.
Lucia : Kau selalu menggunakan cara yang menyolok ya (tersenyum)
*************************************
Ke-10 peserta sudah lengkap berkumpul di lobby hotel. Mereka semua berhadapan di depan Netero, para penguji dan pengawal yang memakai baju berwarna hitam.
Netero : Apakah kalian semua cukup istirahatnya? Pada ujian tahap terakhir ini, akulah yang akan mengawasi dan menjadi penguji kalian. Ini adalah hotel yang dimiliki oleh komite seleksi ujian Hunter. Jadi seluruh lantai dasar ini akan dijadikan tempat ujian tahap terakhir kalian. Pada ujian tahap terakhir, aku akan mengadakan turnamen 1 vs 1.
Seorang pengawal mendorong sebuah papan kanvas ke arah tengah. Netero membuka kain pada papan kanvas tersebut. Pada papan kanvas tertera nomor-nomor beserta foto-foto para peserta yang ada pada saat wawancara sebelumnya.
Semua peserta tersentak kaget saat melihat nomornya dengan nomor yang akan menjadi lawannya. Yang akan bertanding pada fase pertama adalah Hanzo dan Gon. Hanzo melirik ke arah Gon yang masih melihat ke arah papan kanvas lalu tersenyum tipis.
Lucia : (Nomorku ditempatkan di terakhir ya? Fase ke-1 Gon melawan Hanzo. Dan fase ke-2 Hisoka melawan Kurapika. Ternyata cerita aslinya masih berjalan sama) *tersenyum licik*
Lalu sebagian peserta terutama Leorio dan Gon langsung melihat ke arah Kurapika dan Hisoka karena pada fase kedua yang akan bertanding adalah mereka. Baik Hisoka maupun Kurapika memberikan ekspresi datar yang tidak perduli.
Leorio : Jadi yang lulus pada ujian hanya satu orang?
Netero melihat kebingungan pada wajah setiap para peserta ujian pun kembali menjelaskan aturan mainnya.
Netero : Salah. Jika menang dialah yang tidak lulus.
Hanzo : Apa bisa dijelaskan lebih detail?
Netero : Seperti yang bisa kalian lihat pada papan kanvas ini, hanya satu orang yang menang tapi bukan berarti dia yang lulus.
Leorio : Lalu di turnamen ini...
Netero : Jadi pemenang akan dikeluarkan dari kompetisi, sementara yang kalah akan terus melanjutkan kompetisinya. Dengan kata lain, orang yang sampai pada titik paling teratas ini lah yang akan gagal. Apakah semuanya sudah mengerti sekarang?
Hanzo : Intinya anda mengatakan bahwa hanya satu orang saja kan yang akan gagal, kan?
Netero : Hmm, begitulah. Bagaimana? Mengesankan, bukan? Hohoho... Lalu aturan pertempurannya cukup sederhana. Senjata apapun diperbolehkan, kecurangan tidak boleh, jika lawan mengakui kekalahan, maka dari itu kalian yang menang. TAPI!!
Gon : Tapi?
Netero : Jika kalian membunuh lawan, kalian akan langsung didiskualifikasi. Dan seketika itu, semua peserta yang tersisa akan lulus meskipun belum sempat bertanding dan seketika itu juga ujian akan berakhir. Apakah jelas?
Semua peserta hanya diam. Tidak ada satu pun dari mereka yang berkomentar dan seketika itu juga ujian tahap terakhir di dalam hotel telah di mulai.
*************************************
Seluruh para peserta ujian, para penguji juga para pengawal mundur ke belakang. Mereka memberikan jarak yang cukup lebar dan besar untuk dijadikan area pertandingan pada turnamen ini. Seorang pengawal berbaju hitam dan berkacamata hitam sebagai wasit maju ke depan dengan gagah berani.
Pertandingan pada fase ke-1 adalah Hanzo vs Gon. Hanzo dan Gon maju ke depan. Pertarungan Gon dan Hanzo sudah berlangsung selama beberapa menit. Gon yang masih sangat lemah pun terus menerus di hajar oleh Hanzo dan membuat Killua, Kurapika dan Leorio merasa sedikit geram di karenakan Hanzo tidak memberi ampun atau pun belas kasihan pada Gon.
Hanzo menendang perut Gon dengan keras. Gon terpental jauh dan tidak bergerak sedikitpun. Dia merasa tidak berdaya. Meskipun Gon sudah sangat babak belur, dia yang sangat keras kepala melebihi batu pun terus bangkit.
Hanzo : Menyerahlah! Atau kau akan mati!
Gon : Ugh... (menahan rasa sakit).
Hanzo berdiri tepat di hadapan Gon. Dia memaksa Gon untuk bangkit, lalu memukul Gon sangat keras terutama di kepala sehingga hampir membuat Gon hampir kehilangan penglihatan, telinga berdengung dan darah mengalir dari hidung. Gon memuntahkan darah dari mulutnya.
Hanzo : Masih belum menyerah juga?!
Kurapika : Ugh... (Gon cepat selesaikan pertarungannya atau ini namanya bunuh diri!) *menahan amarah*
Pokkle : Sudah tiga jam berlalu...
Para peserta lainnya dan beberapa para penguji yang dari tadi diam menonton pun sudah merasa sedikit kasihan dan bisa merasakan rasa pilu. Akan tetapi Gon masih belum juga menyerah dan Hanzo pun terus menyiksa Gon. Lucia yang sejak tadi hanya diam menonton pun akhirnya membuka suaranya.
Lucia : Gon, bertahanlah sebentar lagi!
Semua orang refleks melihat ke arah Lucia.
Killua : Luci, apa maksudmu?! (menahan emosi)
Leorio : Lucia, kau mau membiarkan Hanzo membunuh Gon begitu saja, hah?! (marah)
Lucia : Tenanglah, Gon tidak akan mati semudah itu.
Gon hendak bangkit lagi dan itu membuat hati Hanzo sedikit bergetar dan kebingungan dengan kekeras kepalanya Gon.
Gon : Tidak apa-apa, Leorio... Aku... Baik-baik... Saja... Uhuk-uhuk... (memuntahkan darah)
Leorio : Gon, cukup sudah! Biar aku yang membunuhnya! Aku akan ketempatmu dan melawannya!
Hanzo : Kau terlalu berisik dan banyak bacot! Jika kau tidak bisa menerima, pergi keluar dari sini saja!
Leorio : Apa kau bilang, hah?!
Suasana diantara mereka menjadi panas. Leorio yang murka pun hendak maju ke depan, tapi dia langsung dicegat oleh dua pengawal berbaju hitam.
Pengawal : Peserta lain tidak diizinkan untuk mengganggu pertandingan. Jika anda bebersi keras tetap turun tangan, Gon akan menjadi orang yang didiskualifikasi!
Leorio : Ugh!!
Leorio langsung terdiam dan dengan berat hati mundur ke belakang. Tubuhnya sedikit bergetar karena menahan amarah. Gon yang tidak sanggup berbicara, ditempatnya berdiri dia hanya mengangkat satu tangannya ke arah depan tepatnya ke arah Leorio untuk menyuruh Leorio berhenti bertindak dan tenang. Gon memaksakan diri untuk bersuara.
Gon : Aku masih bisa melawan, Leorio...
Gon memegangi lengan baju Hanzo, Hanzo pun langsung menendang Gon dengan keras hingga Gon terpental jauh lagi ke samping. Bukan hanya Leorio yang merasa sangat murka, melainkan peserta lainnya terutama Kurapika dan Killua juga merasakan hal yang sama. Tapi mereka tidak bisa melakukan apa pun dan hanya bisa diam menonton Hanzo yang menyiksa Gon.
Pada akhirnya Hanzo yang menyerah karena meskipun terus menerus melakukan segala cara seperti menyiksa sampai mematahkan tangannya dengan sempurna, mengancam akan memotong kakinya dan membunuhnya pun Gon tetap sangat keras kepala tidak mau menyerah.
Setelah itu pertandingan selesai begitu saja dan dimenangkan oleh Gon. Tentu saja Gon menolak dengan keras. Dia keberatan sewaktu Hanzo mengajukan tanda menyerah sehingga Hanzo yang emosi pun meninju tepat mengenai wajahnya dan Gon pun pingsan. Sekarang Gon masih berbaring di atas kasur. Dia belum tersadar dari tidurnya.
**************************************
Gon terus berlari di dalam kabut asap yang sangat tebal. Dia menaiki anak tangga yang sangat panjang dan tidak ada ujungnya, akan tetapi dia tidak menyerah dan terus berlari menaiki anak tangga tersebut. Dia melihat ada seorang pria yang berdiri di atas sana. Orang itu membelakangi dirinya. Dia berhenti menaiki anak tangga tersebut.
Gon : Siapa kamu?
Orang itu tidak menjawab dan melangkah ke depan. Gon terus berlari mengejar orang itu sambil berteriak memanggil orang itu akan tetapi orang itu mengabaikan Gon yang terus berlari mengejarnya.
Tiba-tiba orang itu menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke belakang lalu tersenyum. Gon langsung mengenali siapa orang itu pun tersenyum lebar. Pada saat Gon hendak mau melangkah maju ke depan tiba-tiba anak tangga yang dinaiki Gon seketika hancur dan runtuh. Gon pun langsung terjatuh ke bawah.
Gon : AAAAAAAA!!!!
Gon langsung tersadar dari tidurnya. Dia bangkit dengan wajah yang bercucuran keringat dan nafas yang terengah-engah.
Gon : Haa... Haa... Haa... Yume? (Mimpi?)
Tiba-tiba pintu terbuka, Satotz muncul di ambang pintu.
Gon : Eh? Satotz-san?
Satotz : Kamu sudah bangun ya?
Satotz menutup pintu dengan pelan lalu mengangkat sebuah kursi dan meletakannya di samping tempat tidur Gon lalu duduk. Gon yang masih kebingungan hanya diam.
Satotz : Bagaimana kabarmu?
Gon : Aku di mana?
Satotz : Kamu sekarang ada di ruangan tunggu, di dekat arena tahap ujian terakhir.
Gon langsung melihat ke sekeliling ruangan. Lalu melihat tangannya di gif dan dibalut perban yang digantungkan ke lehernya. Seketika dia teringat akan pertarungannya dengan Hanzo.
Gon : Oya, seharusnya aku berada di pertengahan ujian Hunter...
Satotz : Lenganmu itu akan sembuh dengan cepat. Istirahat itu sangat membantu. Faktanya, setelah sembuh tulangmu akan menjadi lebih kuat dari sebelumnya karena Hanzo mematahkannya dengan sempurna. Tapi dalam hal apapun itu...
Satotz mengulurkan tangannya ke arah Gon.
Satotz : Selamat atas kelulusanmu.
Gon tidak membalas uluran tangan Satotz. Dia hanya melihat uluran tangan itu. Lalu melihat ke arah Satotz dengan serius.
Gon : Satotz-san, aku...
Satotz : Dame desu (Tidak boleh).
Satotz menyerahkan sebuah buku hitam tanda kelulusan ujian Hunter ke Gon. Di dalam buku itu terdapat sebuah kartu lisensi Hunter dan sebuah surat kelulusan. Dia meletakannya di atas paha Gon yang tertutupi oleh selimut.
Lalu Satotz memaksa memegangi tangan Gon dan menyalaminya. Gon sedikit tersentak. Satotz yang tahu Gon sangat keras kepala dan tidak akan menerima dengan suka rela pun mencoba untuk menjelaskan panjang lebar secara pelan.
Satotz : Mau bagaimanapun itu, kamu telah lulus dari ujian tahap terakhir ini. Jika kau merasa dirimu tidak memenuhi syarat untuk menjadi Hunter profesional, kau bebas untuk menghancurkan atau menyingkirkan kartu lisensimu itu. Kau juga bisa menjualnya, kau tidak perlu takut orang lain tidak akan bisa menggunakannya. Jadi semua terserah padamu. Namun sekali seseorang yang sudah lulus ujian tidak akan diizinkan untuk ikut ujian lagi.
Gon tidak bergeming atau pun berkomentar, dia hanya diam menatap lurus ke arah Satotz dan mendengarkan penjelasan Satotz.
Satotz : Hunter profesional akan diperlakukan dengan sangat baik dan special, jadi karena itu ada banyak sekali orang yang memiliki niatan buruk untuk bisa mendapatkan kartu lisensi. Karena kartu lisensi banyak sekali fungsi kegunaannya dan keuntungan yang bisa di dapat. Kebanyakan Hunter profesional menganggap kartu ini lebih berharga dari pada hidup mereka sendiri padahal hanya secarik kertas ya? Yang paling terpenting adalah apa yang akan kamu capai setelah kamu menjadi seorang Hunter?
Gon : Apa yang akan aku capai...?
Satotz : Gon-kun, jadi kamu dapat memutuskan apa yang akan kamu lakukan terhadap kartu ini nanti.
Gon mengangguk tanda mengerti. Dia berterima kasih dan akhirnya dia menerima kelulusannya. Dan sekali lagi Satotz mengulurkan tangannya dan memberikan kata selamat. Gon pun membalas uluran tangan Satotz dan tersenyum dengan hati yang lega. Tiba-tiba dia teringat akan sesuatu.
Gon : Satotz-san... Bagaimana dengan peserta lainnya? Ujiannya masih berjalan, kan?
Satotz : Tidak, ujiannya sudah berakhir.
Gon : Benarkah?
Satotz : Ya, kamu tertidur selama hampir satu hari.
Gon : Eh? Begitukah?
Satotz : Peserta lainnya yang lulus saat ini sedang menyelesaikan orientasi singkat di aula. Kamu juga akan menjalani orientasi itu nanti.
Gon : Siapa yang gagal?
Satotz terdiam sejenak.
Satotz : Itu...
Gon menatap Satotz dengan serius.
Satotz : Killua.
-Bersambung-
YAHOOOO AUTHOR KEMBALI LAGI 👁👄👁
Author penasaran dan bertanya dengan serius nih. Mohon dijawab dengan jujur. Apa kalian merasa bosan pada episode kali ini, Readers? #degdegdeg
Ya, seperti biasa Author tidak akan pernah merasa bosan untuk meminta kebaikan hati para Readers untuk jangan lupa KOMENTAR dan tentu saja VOTE supaya Author semangat ya! Terima kasih banyak 🙏😊 Mohon ditunggu kelanjutannya ya ❤