Sudah enam hari berlalu sejak ujian berburu dan diburu di pulau Zebil di mulai. Setelah berpikir panjang selama berhari-hari, Gon berhasil keluar dari zona kesedihan dan kegelapannya. Dia mencoba kembali bersemangat dan menerima semua kejadian dengan lapang dada. Dia kembali ke tempat terakhir kalinya dia melihat Lucia.
Gon : Tidak ada di sini. Itu sudah pasti ya (tersenyum tipis) Kalau begitu, aku akan pergi mencari Kurapika dan Leorio saja.
Gon terus berjalan mentelusuri rumput-rumput tinggi dan melompati pohon-pohon tinggi untuk mencari Leorio maupun Kurapika. Dia berpikir pasti salah satu dari mereka belum menyelesaikan ujian dan memutuskan untuk bergabung dan membantu.
Akhirnya Gon menemukan Leorio dan Kurapika. Dia pun langsung menuju ke tempat Leorio dan Kurapika berada. Sementara itu Leorio mulai sedikit panik karena belum berhasil menemukan targetnya.
Leorio : Gawat sudah enam hari nih, hanya tinggal sehari lagi tapi aku bahkan belum menemukan targetku. Wanita itu (Ponzu), sebenarnya dia bersembunyi di mana sih?
Kurapika : Sejak kejadian pertarungan dengan Tonpa empat hari yang lalu dan kita belum melihat orang lain lagi.
Leorio : Apa sebaiknya kita kembali ke titik awal ya?
Kurapika : Mereka semua pasti bersembunyi untuk melindungi nomor ID yang sudah mereka dapatkan dengan susah payah. Ujian tahap ini sangatlah khusus dan berbeda dari ujian-ujian sebelumnya, karena kau mempunyai kesempatan untuk mengambil kembali nomor IDmu jika hilang. Jadi tidak ada jaminan kau bisa bertemu dengan yang lainnya sampai ujian berakhir.
Leorio : Begitu...
Terlihat mata Leorio sedikit bergetar karena merasa cemas akan gagal dalam ujian Hunter. Dia juga sudah patah semangat, akan tetapi Kurapika yang merasakan kecemasan Leorio mencoba untuk menyemangatinya.
Kurapika : Tapi itu juga layak dicoba. Biasanya orang-orang yang sudah mengumpulkan 6 poin akan menunggu tidak jauh dari tempat titik awal saat mereka memasuki pulau ini, karena aku juga berpikiran akan melakukan hal yang sama (tersenyum tipis)
Leorio terdiam sejenak. Dia yang hampir putus asa pun langsung kembali memiliki sebuah harapan kecil ketika mendengar perkataan Kurapika. Lalu mereka pun memutuskan untuk kembali ke titik awal saat pertama kali para peserta ujian memasuki pulau ini.
Leorio : Sial! Kukira bakalan akan ada orang lain di sekitar sini yang sudah selesai sambil menunggu karena batas waktu juga sudah hampir habis, tapi satu batang hidung pun tak terlihat (merasa sedikit kecewa)
Kurapika : Bagaimana kalau kita berpencar lalu kembali lagi disini setelah satu jam?
Leorio : Itu ide yang cukup bagus. Yoshi! (Baiklah!) Aku tidak boleh menyerah sampai ujian sialan ini berakhir. Ayo kita pergi dan mulai mencari!
Gon : Mungkin akan lebih cepat kalau tiga orang?
Refleks Leorio dan Kurapika langsung menoleh ke arah sumber suara.
Leorio dan Kurapika : Gon!! (serentak)
Gon : Ternyata kita mempunyai ide yang sama. Aku pikir salah satu dari kalian pasti belum menemukan target dan ternyata benar. Aku merasa sedikit lega karena keputusan untuk mencari dan membantu kalian tidaklah salah. Hehehe..
Lucia : Kalian tidak melupakan kami, kan? (tersenyum)
Gon langsung menoleh ke belakang. Lucia dan Killua muncul dari balik pohon.
Gon : Killua! Lucia! (merasa senang)
Killua : Yo! (menyeringai)
Leorio : Itsu kara soko ni ita no?! (Sejak kapan kalian ada di situ?!)
Lucia : Sejak kau mengatakan "wanita itu, sebenarnya dia bersembunyi di mana sih?"
Lucia menirukan gaya dan suara Leorio. Kurapika yang merasa geli pun tersenyum. Sedangkan Killua dan Gon terkekeh.
Leorio : Nani?! (Apa?!) Berarti itu dari awal dong! (sedikit tersentak)
Kurapika : Pantasan aku merasakan ada yang membuntuti kita dari awal. Ternyata itu kalian? (tertawa kecil)
Leorio : Eehhh?! Jadi Kurapika kau dari tadi sudah tahu kalau ada yang membuntuti kita?! Kenapa tidak memberitahuku?!
Killua : Pak tua, kalau kita ini jahat dan mengincar nomor IDmu, mungkin sekarang nomormu sudah hilang.
Lucia : Paman, kau tidak menyadari ada orang yang membuntutimu sama sekali? Pantas saja kau belum bisa menyelesaikan ujianmu (tersenyum merendahkan)
Gon yang merasa sindiran perkataan Killua dan Lucia untuk Leorio sangat menusuk tepat ke hatinya pun hanya bisa terdiam dan tersenyum kaku. Leorio sedikit panik, dia pun berdeham karena malu.
Leorio : Ehm! Baiklah. Aku akan mengingatnya dan lebih berhati-hati lagi. Tapi sekarang yang lebih penting dari itu semua, aku sudah tidak punya waktu, kumohon kali ini saja tolong bantulah aku.
Gon : Ya, untuk itulah kita semua berada disini, bukan? (tersenyum)
Leorio dan Kurapika merasakan ada sesuatu yang telah terjadi pada Gon. Baik Leorio maupun Kurapika tidak berani untuk bertanya. Terlihat dengan jelas ada yang berbeda dan berubah dari diri Gon. Terdapat rasa semangat yang tinggi, keyakinan dan kepercayaan diri pada mata Gon. Lucia dan Killua yang mengetahui hal tersebut pun hanya bisa diam dan tersenyum.
Lucia : Jadi katakan nomor berapa targetmu itu, paman?
Leorio mengeluarkan sebuah kartu dari saku celananya dan menunjukkannya.
Leorio : Dia adalah peserta nomor 246, seorang perempuan bernama Ponzu. Apa kalian pernah melihatnya?
Gon : 246 ya? Kalau aku sih tidak tapi aku bisa membantu untuk mencarikannya.
Leorio : Be-benarkah Gon?! Bagaimana caranya?!
Gon : Mencium aroma. Ponzu itu aroma tubuhnya penuh dengan bau obat-obatan, kan?
Leorio : Haa?
Kurapika : Benar juga, penciuman Gon sangatlah tajam. Mungkin bisa di coba dan mengikuti baunya!
Killua : Uwaa, Gon, kau mengingatkanku pada Mike (anjing pembunuh di keluarga Zoldyck). Sebelumnya di ujian tahap pertama** kau juga mengikuti bau parfumnya pak tua ini, kan?
(**Buat Readers yang lupa, silakan kilas balik baca di episode 16)
Leorio : Haa?! Tu-tunggu apa maksud kalian?!
Gon hanya menanggapi pertanyaan dan kebingungan Leorio dengan tertawa kaku sambil memegangi kepalanya. Lalu setelah itu, mereka memulai pencarian untuk seseorang yang bernama Ponzu dengan mengandalkan penciuman Gon yang tajam.
Tanpa terasa hari pun semakin sore, langit yang awalnya cerah pun mulai menjadi gelap. Lalu setelah berjalan cukup jauh, akhirnya Gon menemukan Ponzu yang bersembunyi di dalam goa kecil.
Leorio : Oke! Aku akan masuk ya! Ini adalah ujianku. Kalian semua tunggu disini saja.
Kurapika : 30 menit.
Leorio : Apa?
Kurapika : Jika dalam waktu 30 menit kau tidak kembali, maka kita semua akan menyusul.
Leorio : TIDAK BISA! Kau tidak mendengarkan apa yang barusan kukatakan? Ini adalah ujianku! Jadi kalian tidak usah ikut campur. Aku bisa menyelesaikannya sendirian tanpa perlu dibantu!
Gon : Tapi kita kan tim!
Kurapika : Apa yang dikatakan Gon itu benar, kita adalah tim. Sebagai anggota tim, kita tidak bisa menunggu dan diam begitu saja di luar tanpa tahu apa pun yang terjadi di dalam sana.
Leorio : Kalau gitu, aku keluar dari tim sekarang juga. Jadi ini bukan urusan kalian lagi. Egois, jika aku mengandalkan semua bantuan kalian.
Gon yang keras kepala dan keberatan pun ingin berteriak keras untuk menolak dengan tegas atas keputusan Leorio yang egois. Akan tetapi, Lucia yang sejak tadi hanya diam mendengarkan perdebatan mereka pun akhirnya membuka suaranya.
Lucia : Paman, kau tidak ingin tahu apa yang ada di dalam goa itu? Kalau aku mengetahui semuanya (tersenyum)
Leorio yang tahu kemampuan Lucia yang luar biasa itu pun langsung tergoda dan termakan dengan pancingan kecil yang dibuat oleh Lucia, lalu dia yang penasaran langsung bertanya dengan hati-hati.
Leorio : Memangnya ada apa di dalam sana?
Lucia : Hebi (Ular) *tersenyum*
Leorio : Dou iu koto?! (Apa maksudmu?!)
Lucia : Jadi dia dalam goa itu ada banyak sekali ular dan semua ular yang bersembunyi di dalam sana akan keluar dan mengigit siapa pun yang memasuki ke dalam goa itu.
Leorio : Kau bercanda ya? Bukannya Ponzu itu kan--
Lucia : Di sana ada peserta lainnya selain Ponzu (tersenyum)
Leorio : Be-begitukah? (mulai merasa ragu)
Lucia : Jika kau seorang diri saja yang pergi, aku jamin kau pasti mati kalau sampai tergigit oleh ular-ular yang sangat beracun itu.
Leorio mulai berpikir dengan keras.
Lucia : Tentu saja, aku akan senang jika kau mengajakku ke dalam sana (tersenyum licik)
Killua : Kalau Luci pergi, aku juga ikut ya. Aku tidak puas dengan ujianku tadi (tersenyum menyeramkan)
Gon dan Kurapika saling pandang, lalu mengangguk.
Gon : Bagaimana kalau kita semua masuk bersama saja? Lebih banyak orang lebih bagus, kan?
Kurapika : Tentu saja lebih cepat selesai juga!
Leorio menghela nafas panjang. Dia yang tidak bisa menang dalam berdebat dan tidak ingin mengambil resiko pun akhirnya mengalah.
Leorio : Terserah kalian saja lah!
Leorio langsung berjalan ke arah goa dengan kesal. Gon, Kurapika, Killua dan Lucia tersenyum lebar dan saling mengetos satu sama lain. Kemudian mereka mengikuti Leorio dari belakang.
Dan ternyata apa yang dikatakan Lucia semuanya benar, selain Ponzu ada banyak sekali ular dan ada seorang peserta lainnya yang duduk bersilang di pojokan dan dia adalah Bourbon, pemilik dari ular-ular ini. Ternyata bukan hanya pada tubuh Bourbon yang dikelilingi banyak sekali ular. Pada pintu masuk ke dalam goa ini pun sudah dipenuhi oleh ular.
Leorio : Hey yang disana, singkirkan ular-ularnya!! (berteriak)
Ponzu yang duduk tenang di pojokan di dalam goa menanggapi perkataan Leorio dengan tenang dan santai.
Ponzu : Percuma saja kau berteriak begitu, orang yang membuat perangkap ini sudah mati dan aku yang membunuhnya.
Leorio : APA?! (Gawat! Kalo begini kita tidak bisa masuk ke dalam dan aku tidak bisa mendapat nomor IDnya) *panik*
Lucia tersenyum dengan kepanikan Leorio.
Lucia : Tenanglah paman. Kita tidak perlu masuk ke dalam atau pun membunuh semua ular-ular ini. Aku bisa membantumu untuk mendapatkan nomor ID nya. Tapi sebagai gantinya...
Lucia melihat ke arah Leorio lalu tersenyum licik.
Leorio : Kenapa kamu melihatku dan tersenyum begitu? Tu-tunggu dulu, kau bukan mau menendangku atau melemparku ke dalam situ, kan?! (panik)
Semua orang kecuali Lucia yang ada di sana terbengong dengan lelucon Leorio yang tidak lucu itu. Mereka tidak menyangka Leorio akan berpikiran begitu.
Lucia : Tidak. Aku punya ide tapi aku memerlukan sedikit darahmu. Jadi goreskan tanganmu dengan belati ini.
Leorio melihat ke arah belati yang ada di tangan Lucia, lalu melihat lagi ke arah Gon, Kurapika dan Killua secara bergantian. Mereka hanya menatap Leorio dengan serius. Leorio yang mengerti dengan tatapan teman-temannya pun tanpa sedikit keraguan langsung menggoreskan telapak tangannya. Darah segar langsung mengalir dari telapak tangan Leorio.
Lucia mengambil darah tersebut dan langsung mengubahnya ke dalam bentuk senjata tajam. Ponzu yang menyadari ada sesuatu yang aneh pun langsung berdiri dari tempatnya. Lucia langsung melemparkan senjata tajam yang terbuat dari darah Leorio ke arah Ponzu dengan cepat.
Bertepatan dengan itu juga lebah yang ada di topinya Ponzu keluar untuk menyerang namun hanya dengan satu tebasan semua lebah Ponzu mati terpotong. Dalam moment itu juga senjata tajam itu berhasil mencongkel nomor ID Ponzu. Lucia menangkap nomor ID Ponzu lalu tersenyum licik sambil menunjukkannya ke arah Ponzu. Ponzu tersentak kaget. Dia langsung meraba-raba bajunya.
Ponzu : Kau sejak kapan?!
Lucia mengabaikan pertanyaan Ponzu. Dia melemparkan nomor ID Ponzu ke Leorio.
Lucia : Tugas sudah selesai ayo kita pergi dari sini.
Lucia berjalan santai keluar dari goa lalu tiba-tiba dia berhenti melangkah dan menoleh sedikit ke belakang, menatap sinis ke arah Ponzu yang sama sekali tidak berdaya. Ponzu tidak bisa bergerak keluar dari sana karena terhalang oleh banyaknya ular. Lucia tersenyum.
Lucia : Ah! Kau bisa mengikuti ujian lagi tahun depan. Jangan khawatir selama kau tidak mendekati ular-ular itu atau nekat keluar dari goa ini, kau bisa keluar dengan selamat sampai tim penyelamat datang pada esok harinya, jadi bertahanlah selama itu (tersenyum licik)
Ponzu langsung terduduk diam di atas tanah. Dia hanya bisa pasrah karena meskipun dia berhasil mendapatkan nomor targetnya (Bourbon), akan tetapi dia telah kehilangan nomor ID nya.
Setelah itu tim Gon berhasil keluar dari goa tersebut. Meskipun Leorio sudah mendapatkan nomor ID Ponzu berkat bantuan Lucia dan lainnya akan tetapi suasana hatinya tidak tenang. Dia merasa sedikit kasihan terhadap Ponzu.
Lucia : Tenanglah paman, dia akan baik-baik saja (tersenyum)
Leorio : Eh? Apa? Ha ha ha (tertawa kaku) Aku tidak sedang mengkhawatirkannya kok, ini kan ujian. Jadi sudah sepantasnya ada yang lulus dan tidak lulus. Dengan nomor ID ini aku bisa lulus.
Lucia : Pfft. Begitu? Kalau begitu selamat ya! (tersenyum)
Killua, Kurapika dan Gon hanya terkekeh melihat reaksi Leorio. Lalu mereka memutuskan untuk kembali ke titik awal. Di sepanjang perjalanan menuju ke titik awal, tidak terasa matahari pun kembali menampakan batang hidungnya.
Tiba-tiba terdengar bunyi suara klakson kapal ferry. Semua peserta ujian langsung keluar dari tempat persembunyian mereka. Terlihat ada sebuah kapal ferry dari Asosiasi Hunter mendekati pulau Zebil. Terdengar juga ada suara pemandu dari speaker. Seketika senyuman lebar langsung menghiasi wajah para peserta ujian.
Pemandu : Ujian tahap ke-4 sudah berakhir. Semua para peserta ujian harap kembali dan berkumpul ke titik awal di mana tahap ujian ke-4 ini dimulai. Kalian akan diberikan waktu tambahan selama satu jam untuk berkumpul di tempat awal. Jika dalam waktu satu jam kalian tidak kembali, maka akan dianggap gagal. Selain itu, tidak diizinkan untuk pertukaran nomor ID, setelah mencapai titik awal. Siapapun yang tertangkap saling menukar ID akan diskualifikasi.
-Bersambung-
Bagaimana dengan cerita pada episode kali ini, Readers? Author sempat stuck alias tidak menemukan ide 😭🤧 Mohon maaf jika updatenya lama dan episode kali ini kurang seru ya #kabur 🏃♀️🏃♀️🏃♀️ Author akan terus berusaha yang terbaik dalam cerita My version, Lucia ini.
Ya, seperti biasanya jangan lupa KOMENTAR dan tentu saja VOTE supaya Author semangat ya! Terima kasih banyak 🙏😊 Mohon ditunggu kelanjutannya ya ❤