Sebelum membaca lebih lanjut. Pada tanggal tanggal 7 July 2020 adalah ulang tahunnya Killua. Saya, authornya Lucia sekaligus fans beratnya Killua, saya akan mengucapkan キルアお誕生日おめでとうございます🎉‼️ (Killua Happy Birthday!! 🎉) Yay!!
Selamat membaca 😁
** My version, Lucia [Hunter x Hunter] **
Para peserta ujian mengunjungi sebuah pulau terpencil di mana terdapat banyak sekali kapal karam. Pulau ini bernama pulau bulan sabit dikarenakan dari atas pulau ini bentuknya terlihat seperti bulan sabit dan dikenal sebagai tempat kuburan kapal.
Ada seorang nenek yang sedang menjemur seprei, handuk dan beberapa pakaian di salah satu kapal karam yang cukup besar. Kapal tersebut masih berfungsi dengan baik meskipun sudah tidak terpakai dan terlihat berkarat.
Kapal karam tersebut dijadikan hotel sementara untuk para peserta ujian Hunter yang akan dijadikan sebagai tempat ujian tahap ke-3 bagian kedua.
Nenek yang sedang asyik menjemur, sedikit tersentak kaget karena dia melihat ada sebuah pesawat balon udara yang bersimbol Asosiasi Hunter datang mendekati kapal karam.
Nenek dengan segera langsung berteriak memanggil sang kakek yang berada di dalam kapal tersebut. Sang kakek tersebut ternyata adalah suaminya.
Nenek : Astaga! Kakek, kakek! Tamunya sudah tiba! Ayo bangun dan keluarlah untuk menyapa mereka!
Akan tetapi tidak terdengar jawaban dari sang suami. Dan sang istri pun kembali memanggilnya sekali lagi.
Nenek : Hei, kakek!
Sang suami yang sedang tertidur pulas di kursi karena bosan menunggu para tamu yang di maksud adalah para peserta ujian pun akhirnya terbangun.
Kakek : Ah... Akhirnya mereka tiba juga.
Sang suami pun bangkit dari kursinya dan melihat ke arah luar lewat jendela untuk memastikan perkataan sang istri.
Setelah itu, sepasang suami istri tersebut segera keluar dari dalam kapal dan sudah berdiri tegap di luar untuk menyambut para peserta ujian. Pesawat pun akhirnya mendarat, dan seluruh peserta ujian keluar dari dalam pesawat balon.
Para peserta ujian sedikit kebingungan dan melihat ke sekeliling mereka. Mereka di sambut cukup baik dan ramah oleh sepasang suami-istri yang ditugaskan oleh Lippo untuk mengawasi para peserta ujian.
Beberapa peserta ujian saling berbisik dan mulai bertanya-tanya siapakah kakek dan nenek yang berada dihadapan mereka saat ini? Apakah mereka penguji? Dan apakah ini adalah tempat ujian tahap ke-3 bagian kedua diadakan?
Nenek : Para peserta ujian sekalian, selamat datang ditempat ini
Setelah nenek memberi sapaan, sepasang suami-istri itu pun menundukan kepala mereka untuk memberikan hormat layaknya menyambut para tamu terhormat.
Gon : Apa mereka berdua penguji selanjutnya? Tapi kok rasanya aneh ya?
Leorio : Benar, mereka sangat tua dan tidak terlihat seperti penguji. Mereka lebih cocok menjadi orang biasa.
Kurapika : Sebaiknya kita tidak menilai dari penampilan luarnya saja. Bisa jadi mereka itu adalah penguji dan sedang menyamar untuk menguji kita.
Leorio : Be-benar juga ya...
Killua : Luci, bagaimana? Apa yang kau dapatkan dari kakek dan nenek itu?
Leorio : Benar juga! Lucia, coba kau baca dulu pikiran mereka?
Lucia : Kakek dan nenek itu tidak memikirkan apapun, jadi aku tidak tahu. Hehe..
Sepasang suami-istri itu tersenyum ramah lalu nenek mulai memperkenalkan diri mereka dan menjelaskan tentang kapal karam yang akan mereka tempati nanti.
Nenek : Kami adalah pengelolah dari hotel ini. Namaku adalah Banna. Dan dia adalah suamiku, Jinna.
Jinna : Senang bertemu dengan kalian (tersenyum ramah)
Hanzo : Hotel?!
Banna : Benar. Kapal ini adalah hotel, meskipun sedikit tua dan terlihat kumuh tapi fasilitas di hotel ini masih berfungsi dengan baik.
Hanzo maju ke depan ke arah sepasang suami-istri tersebut.
Hanzo : Hei nek, bisakah kamu jelaskan lebih detail lagi dari perkataanmu itu?
Banna hanya tersenyum tipis, Jinna membantu Banna untuk melanjutkan menjelaskan perkataannya.
Jinna : Maafkan kami, balon terbang yang tadi kalian naiki itu harus diperbaiki di salah satu bagiannya, karena itu jadi kalian harus terpaksa harus menginap di sini. Dulu hotel ini pernah menerima sebuah kehormatan dengan menginapnya seorang raja dari rajanya Bulla, kami juga sangat bangga dengan keindahan laut pemandangan sini.
Hanzo berdiri tegak tepat di hadapan sepasang suami-istri tersebut. Tubuh besar dan kepala botaknya menghadang sinar matahari yang masuk, sehingga menutupi sekitar dan terbentuknya sebuah bayangan di hadapan sepasang suami-istri tersebut. Dengan sedikit ragu, Jinna dan Banna melihat ke arah Hanzo yang sedang memasangkan wajah yang sedikit sanggar dan serius.
Hanzo : Cukup basa-basinya! Jadi jelasnya tempat ini dan kalian berdua ini bukanlah penguji untuk ujian tahap ke-3 bagian kedua, kan?! Hm?
Jinna dan Banna yang mengerti perkataan Hanzo hanya tersenyum di dalam hati mereka. Akan tetapi, Jinna berpura-pura tidak mengerti dan dengan sengaja melihat ke arah Banna, sehingga Banna mulai membuka suaranya, dengan berani mengangkat kepalanya dan memandangi Hanzo.
Jinna : Apa?
Banna : Ya, begitulah...
Leorio : Eh?! Jadi ini bukan tempat ujian bagian keduanya?! (sedikit kecewa)
Peserta lain : Apa-apaan ini?!
Banna : Baiklah sekarang akan saya sampaikan sebuah pesan dari Asosiasi Hunter.
Mendengar pengakuan dari Banna, semua peserta ujian yang tadinya heboh dan berbisik satu sama lain langsung terdiam dan memerhatikan dengan sesakma ke arah Banna.
Banna : "Selamat bagi seluruh para peserta ujian yang telah lulus. Ujian berikutnya akan diadakan tiga hari lagi. Sebelum ujian dimulai, silakan menikmati liburan yang menyenangkan dipulau ini."
Gon : Liburan?
Leorio : Mengecewakan. Padahal aku sudah mempersiapkan diriku untuk ujian bagian kedua dengan sempurna (mengeluh)
Peserta lain : Itu benar! Kenapa jadinya liburan?! Kalian mau menjebak kami ya?!
Banna dan Jinna hanya bisa saling tersenyum.
Pokkle : Berarti tiga hari lagi baru diadakan ujiannya ya?
Kurapika : Bukannya itu bagus? Bagaimana pun juga liburan ini akan sangat membantu, karena akhir-akhir ini sudah banyak ketegangan. Aku juga merasa sedikit lelah dengan ujian yang tadi.
Lucia : Ya, aku setuju. Bagaimana kalau kita menikmati saja liburannya sambil menunggu ujian bagian keduanya dimulai? (tersenyum)
Para peserta yang mendengar perkataan Lucia dan Kurapika pun kembali terdiam dan kehebohan di antara mereka pun mereda. Leorio mulai berjalan memasuki kapal dan diikuti oleh Gon, Kurapika dan para peserta lainnya.
Leorio : Kalau begitu, aku mandi duluan ya untuk menyegarkan badanku.
Jinna dan Banna hanya diam dan melihat Leorio dan lainnya memasuki kapal. Gon menghentikan langkah kakinya, karena dilihatnya Killua tidak mengikutinya dari belakang.
Gon : Killua, ada apa?
Killua : Luci, ayo?
Lucia : Aku rasa hotel ini tidak gratis. Kakek dan nenek ini akan meminta bayarannya. Benar? (tersenyum)
Banna : Benar sekali. Kami minta biaya penginapannya, satu kamar seharga sepuluh juta jenni dan di bayar di muka.
Semua peserta tersentak kaget dan mereka semua pun mulai protes.
Semua peserta : Haa?! *kaget*
Leorio : SE-SEPULUH JUTA JENNI?!
Gon : Eh, harus bayar ya?
Killua : Lagipula...
Kurapika : Mahal sekali
Tonpa : Hotel super mewah bahkan ada bintangnya dan juga lebih bagus dari ini saja tarifnya lebih murah dari hotel ini!
Gon : Maaf, bagaimana dengan anak kecil yang tidak membawa uang sebanyak itu?
Leorio : Memangnya kami semua terlihat seperti sekelompok bangsawan ya?!
Hanzo : Bahkan orang dewasa sekali pun, tak pernah membawa uang sebanyak itu!
Pokkle : Dasar penipu!
Tiga bersaudara Amori : Benar! Itu namanya pemerasan!
Banna : Kalau begitu, kalian tidak bisa menginap di sini (tersenyum)
Jinna : Maaf sekali, tapi di dunia ini tidak ada yang namanya gratis (tersenyum)
Terlihat kehebohan dan kericuhan telah di mulai. Suasana kembali memanas dikarenakan luapan emosi yang memuncak dari para peserta ujian.
Lucia : Bagaimana kalau kami membayar dengan sesuatu harta benda atau barang dengan harga yang sesuai?
Leorio : Apa maksudmu?
Lucia : Lihatlah di sekeliling kita.
Semua para peserta refleks melihat ke sekeliling dan Lucia pun mulai melanjutkan perkataannya.
Lucia : Di daerah sini ada banyak sekali kapal karam, bukan?
Leorio : Oh! Lucia, kau sungguh jenius!!
Kurapika : Benar juga ya, pasti ada banyak sekali barang atau harta benda yang setara dengan harga sepuluh juta jenni.
Hanzo : (Kenapa aku tidak kepikiran hal ini? Peserta nomor 100, kau sungguh hebat!)
Lucia : Jadi apa anda setuju, kakek dan nenek? (tersenyum)
Jinna : Kalau begitu, tentu saja boleh...
Terlihat kesenangan dan rasa semangat yang tinggi di wajah para peserta.
Banna : Akan tetapi...
Hanzo : Apa lagi?!
Jinna : Kami tidak menerima sembarangan barang. Tentu saja harta benda yang kalian bawakan akan kami seleksi terlebih dahulu dan kami berhak menentukan kamar hotel mana dengan tarif dari harta benda yang kalian temukan untuk ditempati oleh kalian.
Banna : Dan mohon maaf dikarenakan kamarnya terbatas, kalian harus saling berbagi dengan satu kamar ditempati oleh dua atau tiga orang. Bagaimana?
Tonpa : Itu tidak masalah
Tiga bersaudara Amori : Itu bukan masalah besar. Lagipula, kita ini tiga saudara Amori tidak ingin terpisah juga.
Jinna : Kamar untuk tiga orang hanya ada dua buah. Tentu saja harganya lebih mahal dari seorang dalam satu kamar atau dua orang dalam satu kamar dan harganya dua puluh juta jenni.
Tiga bersaudara Amori : Apa?!
Leorio : Terus bagaimana kamar dengan satu orang dan dua orang?
Jinna : Kamar untuk satu orang seharga sepuluh juta, sedangkan dua orang lima belas juta.
Leorio : Lebih hemat dua juta lima ratus yang untuk dua orang ya, Kurapika maukah kamu sekamar denganku?
Kurapika memandang Leorio dengan tatapan curiga.
Leorio : Apa maksud dari tatapanmu yang menyebalkan itu?! Kamu jangan salah paham ya! Tentu saja, aku hanya ingin berhemat! Karena satu kamar dengan dua orang itu lebih murah!
Kurapika : Baiklah, kalau pemikiranmu begitu.
Leorio : Haa?! Apa maksud dari perkataanmu itu, oi Kurapika?! Teman macam apa itu yang mencurigai temannya?! (mengomel)
Kurapika tidak menanggapi Leorio. Dia langsung meninggalkan Leorio dan pergi ke arah kapal karam.
Leorio : Dasar menyebalkan!!
Amori : Sialan, pokoknya kita harus mencari harta benda yang setara dengan dua puluh juta jenni ya!
Umori dan Imori : Baik, kak!!
Gon dan Killua sudah pergi duluan untuk mencari harta benda begitu juga dengan semua para peserta yang sudah mulai berburu dan memeriksa harta karun dalam kapal karam. Lucia melirik ke arah Illumi dan Hisoka yang masih belum bergerak sama sekali yang berdiri beberapa meter darinya.
Lucia : "Aniki?"
Illumi melihat ke arah Lucia.
Lucia : "Apa kamu akan sekamar dengan Hisoka?"
Illumi : "Kenapa aku harus sekamar dengannya?"
Baik Lucia dan Illumi walaupun ekspresi dari luar terlihat seperti biasanya, akan tetapi Lucia terkekeh dalam hati. Dia merasa puas bisa menggoda Illumi.
Lucia : "Kalau begitu, bagaimana kalau kita bertiga sekamar?"
Illumi : "Ditolak"
Lucia : "Ehhh... Kenapa?"
Illumi : "Baiklah, tapi jika kau bisa berhasil membuat dia menyetujuinya"
Setelah mengatakan itu Illumi langsung pergi untuk mencari harta karun. Hisoka melirik ke arah Lucia lalu tersenyum licik. Dan setelah itu, Hisoka pun menghilang dari hadapan Lucia.
Lucia : Cih! Dasar mereka berdua tidak seru! (bergumam)
-Bersambung-
PLEASE VOTE AND COMMENT 😁