Unduh Aplikasi
20% My version, Lucia [Hunter x Hunter] / Chapter 29: 29 - Killua x Anak Jahat? x Anak Baik? Part 1

Bab 29: 29 - Killua x Anak Jahat? x Anak Baik? Part 1

Sekarang di dalam ruangan, hanya ada Netero dan Gon saja.

Netero : Aduh, aduh jadi tidak seru dan mengasyikkan lagi. Semua pemeran utamanya sudah pergi.

Gon sedang mencari ide dan cara untuk mengalihkan perhatian Netero dengan berpura-pura menanyai sesuatu.

Gon : Hei, ketua Netero.

Netero : Kenapa?

Gon : Tadi Killua bisa menghilang, bagaimana cara melakukannya ya?

Netero : Itu adalah keahlian khusus yang hanya bisa dimiliki oleh orang sepertinya. Kau tidak perlu tahu, atau lebih tepatnya kau tidak boleh tahu.

Gon : Itu jurus yang sangat hebat kan?

Netero : Ya, jurus itu tidak akan bisa dikuasai, kalau tidak dengan latihan yang berat, khusus dan special.

Gon : Wah, Killua memang hebat sekali ya.

Gon berpura-pura melihat ke arah pintu. Dan setelah beberapa detik kemudian, dia langsung berbalik dan mencoba mengambil bola dari tangan Netero. Akan tetapi, Netero yang tahu trik daya tipu Gon langsung mengangkat bolanya ke atas. Gon pun tertawa kaku.

Netero : Lambat!

Netero memantulkan bola ke lantai, sehingga bola menggeluarkan suara

[Duk.. Duk.. Duk..]

Netero menantang Gon untuk menyuruhnya datang menyerang.

Netero : Pura-pura mau menyerah untuk mengalihkan perhatianku, padahal sebenarnya kau tidak pernah lengah ya.

Gon menyeringai dan langsung berlari ke arah Netero dengan semangat dan berusaha merebut bola darinya.

***************************************

Di bagian Lucia dan Killua.

Killua berjalan dengan kesal sambil mengeluarkan hawa pembunuhnya. Dari arah berlawanan ada dua peserta yang tidak beruntung bertemu Killua. Mereka berjalan beriringan.

Killua terus berjalan dan tidak menghindar lalu tidak sengaja menyenggol salah satu pundak dari dua peserta itu.

Killua : (Ah, apa boleh buat)

Peserta 1 : Hei!

Peserta 2 : Tunggu, bocah!

Killua terus berjalan lurus ke depan dan tanpa menoleh mau pun meminta maaf, dia mengabaikan kedua peserta yang memanggilnya itu.

Dua peserta yang melihat Killua semakin menjauh, dengan soknya salah satu dari mereka berdua mulai mencari gara-gara.

Peserta 1 : Kau menyenggol kami lalu mengabaikan kami?

Peserta 2 : Beraninya!! (marah)

Peserta 1 & 2 : (serentak) Kamprett!!

Dua peserta itu langsung berlari mengejar Killua, akan tetapi mereka berdua kena tebas dan langsung mati seketika. Killua kembali berjalan sambil tersenyum licik yang menyeramkan.

Killua : (Bukan salahku, mereka berdua yang mengejarku)

Di samping itu, Lucia terus berjalan di sepanjang koridor untuk mencari Killua. Dia tahu, saat ini Killua pasti sudah lepas kendali. Karena hanya sesama anggota keluarga yang bisa menenangkan dan menghentikan Killua saat sedang mengamuk. Dan ini juga berlaku pada seluruh anggota keluarga.

Lucia : Koridor di pesawat ini sangat panjang. Seharusnya Killua ada disekitar ini. Kemana perginya tuh anak ya?

Langkah kaki Lucia terhenti karena telah menemukan dua orang peserta ujian lainnya yang sudah tergeletak mati di lantai dengan berlumuran darah.

Lucia : Dasar Killua, kalau sampai menebas di bagian leher, sudah jelas dua orang ini pasti mati. Ah, darahnya masih mengalir itu berarti Killua masih belum jauh dari sini.

Lucia langsung bergegas mencari Killua dan benar, Lucia sudah menemukan Killua yang sedang menyendiri dan mulai berbicara sendirian sambil menatap ke arah jendela kaca.

Lucia berjaga jarak supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, sekarang Killua bukanlah Killua yang dia kenal seperti biasanya.

Lucia tidak ingin bertarung melawan Killua saat ini, bukan karena dia tidak mampu, hanya saja dia tidak ingin terluka ataupun melukai Killua. Dia berdiri sekitar beberapa meter tidak jauh dari Killua.

***************************************

Di bagian Anita.

Anita mendapat ide supaya bisa terlepas dari dua pengawas yang mengikutinya sejak tadi.

Anita : Tunggu dulu. Ah, tali sepatuku.

Anita berjongkok dan pura-pura memperbaiki tali sepatunya. Dua pengawas itu sedikit lengah, dan dengan mudahnya Anita langsung menjatuhkan mereka dan dua pengawas itu langsung jatuh pingsan.

Setelah menaruh dua pengawas itu di sebuah ruangan tertutup. Anita pun langsung bergegas pergi mencari Killua.

***************************************

Kembali di bagian Killua dan Lucia.

Terlihat ekspresi wajah menyeramkan Killua yang terpantul lewat jendela kaca besar. Moodnya sudah berubah total, sekarang dia bukanlah Killua yang biasanya. Sepertinya monster dan juga kepribadian buruk yang ada di dalam dirinya telah bangkit sepenuhnya.

Pandangan mata Killua terlihat kosong. Hawa pembunuhnya sudah keluar sepenuhnya dan tidak bisa dikendalikan lagi, sehingga seolah-olah disekitarannya berubah menjadi dingin dan gelap. Killua menggeluarkan aura hitam pekat.

Lucia melihat ada seseorang peserta ujian lainnya yang datang dari kejauhan.

Lucia : Ck! Korban ke tiga ya? (bergumam)

Killua berbicara sendirian dengan bayangannya sendiri yang terpantul lewat jendela kaca besar. Seperti ada dua orang Killua dengan sifat yang berbeda. Pantulan di jendela kaca adalah sisi jahatnya Killua.

Killua bisa melihat dirinya yang satu lagi di jendela kaca. Lalu dia mulai berbicara dengan sedikit menundukkan kepalanya tanpa melihat langsung ke arah matanya di jendela kaca.

Killua : Aku akan melakukannya dengan bersungguh-sungguh, aku akan merebut bolanya biarpun...

Killua menghentikan perkataannya lalu melihat ke arah jendela kaca tersebut, terlihat Killua yang sedang tersenyum menyeramkan, seolah-olah pantulan bayangan itu adalah orang lain dan dia pun melanjutkan perkataannya.

Killua : Aku harus membunuh. Itu wajar saja, itu karena aku dididik dengan cara seperti itu. Aku adalah anak laki-laki dari keluarga Zoldyck.

Tiba-tiba Killua menggelengkan kepalanya dan kembali menundukkan kepalanya.

Killua : Ya, itu benar dan sejak lahir aku sudah dijadikan mesin pembunuh. Tapi seperti yang sudah aku katakan padanya (Gon).

Killua kembali melihat ke arah jendela kaca.

Killua : Aku tidak menginginkan itu! Tapi...

Killua kembali menunduk.

Killua : Benarkah? Segitupun dia (Gon) tidak terkejut saat kukatakan kalau aku adalah pembunuh. Jangankan begitu, dia bahkan ingin mengenal diriku lebih jauh.

Killua kembali melihat ke arah jendela kaca.

Killua : Hee, jangan bercanda! Haha.. Memangnya ada orang yang mau berteman denganku yang penuh dengan bau kematian? (tersenyum licik)

Peserta itu sudah berdiri tepat di belakang Killua dan merasa terganggu karena Killua dari tadi berbicara sendirian.

Peserta : Berisik sekali! Dari tadi berbicara sendirian! Kau sangat menggangguku, bocah!

Killua hanya diam melihat peserta itu lewat dari pantulan jendela kaca. Peserta itu mulai cari gara-gara. Lucia mencoba mendekati Killua dan peserta itu.

Peserta : Apa kau mau bertanggung jawab, kalau aku sampai gagal di tahap ujian ketiga, hah?!

Killua : Tidak usah khawatir.

Killua pun menoleh ke arah peserta itu dengan senyuman yang mengerikan.

Killua : Kau tidak akan bisa mengikuti ujian tahap ketiga.

Peserta : APA KAU BILANG?! (marah)

Lucia : Benar, tanpa mengikuti ujian tahap ketiga pun, sekarang kau sudah gagal kok (tersenyum)

Peserta itu langsung menoleh ke arah Lucia

Peserta : Siapa kau?!

Lucia : Aku? Kau tidak perlu tahu siapa aku (tersenyum)

Peserta : Banyak bacot kalian!!

Peserta itu hendak mau menyerang Lucia, tapi Killua langsung menebas peserta itu.

Lucia : Ah, begini saja dia sudah mati. Tadi dengan soknya mau menyuruhmu bertanggung jawab di ujian tahap ketiga?! Bikin emosi saja! Huh dasar lemah!

Killua : . . . .

Anita berhasil menemukan Killua dan dia melihat semuanya dengan mata kepalanya sendiri saat Killua menebas peserta itu di hadapannya hingga mati.

Anita terkejut dan juga merasa marah, sehingga sekarang dia sangat yakin kalau Killua lah yang telah membunuh ayahnya.

Anita : Kau!!

Lucia dan Killua menoleh ke belakang.

Lucia : Ah, pengganggu datang lagi (tersenyum)

Anita : Sekarang aku yakin, kau lah yang telah membunuh ayahku!!

-Bersambung-


Load failed, please RETRY

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C29
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk