Unduh Aplikasi
23.94% ADAKAH AKU DI HATIMU / Chapter 34: BANTUAN DARI TEMAN ASING

Bab 34: BANTUAN DARI TEMAN ASING

Ayunda sangat marah saat itu, tetapi tidak ada yang bisa Ia lakukan.

Keesokan paginya, Ayunda dikejutkan oleh suara bising dari luar. Ia membuka matanya dan matahari menyilaukan matanya.

"Jam berapa ini?"

Ayunda melihat wanita yang ada di sampingnya kemarin, berdiri kembali menunggunya bangun.

"Suara apa ini?" Ayunda bertanya pada pelayan itu.

"Itu .., tuan punya tamu." Jawab pelayan tersebut.

Ayunda yang mendengar kata tamu, langsung turun dari ranjang dan berlari ke bawah dengan telanjang kaki tanpa menggunakan sendal.

(Pasti sekretaris Jimy, wanita itu pasti berhasil bertemu dengan sekretaris Jimy.) Gumam Ayunda girang sambil terus berlari dan semua pelayan yang melihatnya sangat terkejut.

ketika Ayunda tiba di ruang tamu, Ia sangat terkejut melihat sosok pria yang duduk bersama Jhonatan.

Jantungnya berdegup kencang dan napasnya masih terengah-engah.

Langkahnya terhenti melihat sosok pria yang sangat tidak ingin ia temui.

"Samuel?!"

Samuel segera berbalik saat mendengar seseorang memanggil namanya.

Saat Ia berbalik dan melihat siapa yang Telah memanggilnya, Ia pun terbelalak tidak percaya, melihat Ayunda yang kini berdiri tidak jauh darinya.

(Kita memang berjodoh, nenek bodohku!) Gumam Samuel sambil menyeringai.

Tubuh Ayunda gemetar melihat senyum dari Samuel itu, bulu kuduknya bahkan merinding saat itu.

(Nasibku sungguh sial! Masuk ke kandang harimau,dan bertemu dengan predator lainnya)batin ayunda.

"Apa kalian saling mengenal?" Tanya Jhonatan kepada Samuel.

"Tentu saja," jawab Samuel.

"Tidak, kami tidak saling mengenal." Ucap Ayunda yang segera berbalik untuk kembali ke dalam kamar.

Samuel segera berlari, dan menahan tangan Ayunda.

"Ingin pergi kemana kau, wanita murahan!" Ujar Samuel menghina Ayunda.

Pakk... Sebuah tamparan keras melayang kepada pria itu.

"Jaga mulutmu!" Ucap kesal Ayunda.

Samuel sangat kesal dan mengangkat tangannya untuk menampar Ayunda.

"Kau wanita Sialan!"

Namun tangannya berhasil di hentikan oleh Jhonatan.

"Dia tamuku, kau juga sama. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi kau tidak harus memukul seorang gadis." Ucap Jhonatan lalu menghempaskan tangan Samuel.

"Kita berteman cukup lama, dan saling mengenal. Gadis ini adalah seorang jalang! Dia merayu, kemudian memeras salah satu anggota keluarga ku, kemudian kabur. Aku telah mencarinya selama ini, tidak ku sangka, dia mencari mangsa baru disini," ucap Samuel dengan serius dan hal itu membuat Jhonatan percaya akan ucapnya.

"Aku yang akan menyelesaikan masalah ini, karena dia telah berani datang ke rumahku. Setelah aku selesai mengintrogasi dia, aku akan memberikannya padamu,"

Ayunda sangat terkejut mendengar perkataan Jhonatan.

"Kalian berdua sama-sama gila!" Teriak Ayunda yang mencoba kabur. Tapi, Jhonatan dengan cepat menahannya.

"Jika masih ingin kedua kakimu utuh, jangan berbuat hal konyol!" Ucap Jhonatan mengancam Ayunda.

Sementara, Samuel menyeringai puas saat itu.

"Baiklah, aku akan pamit pergi. Telepon aku jika kau telah selesai dengan wanita ini,"

Samuel pun pergi meninggalkan rumah Jhonatan.

Sementara itu. Jhonatan menyeret Ayunda masuk kedalam kamar.

***

Sekretaris Jimy mulai bergerak untuk pergi menyelamatkan Ayunda.

Sedangkan Ayunda masih terdiam di kamar usai kejadian pagi itu.

Ayunda yang hendak keluar kamar terkejut saat melihat pintu kamar terbuka. Saat itu Jonathan masuk dan mengunci pintu kamar.

"A-apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Ayunda terlihat gugup.

Jonathan hanya diam dan terus berjalan menuju Ayunda.

"Aku akan berteriak!" kata Ayunda mengancam Jonathan.

"Berteriak! Aku ingin melihat berapa lama tenggorokan mu bisa menahan."

Ayunda sangat ketakutan karena Jonathan terus mengancamnya. Itu mengingatkannya pada apa yang Razhel lakukan padanya saat mereka berada di kapal.

"Tolong, menjauhlah dariku." kata Ayunda dengan tubuh gemetar.

Jonathan meraih tangan Ayunda dan menjatuhkannya di tempat tidur. Hal ini membuat Ayunda semakin ketakutan bahkan tubuhnya pun gemetar.

"Cih! Kamu berpikir seperti ini, aku akan melepaskan mu?! Aku tidak akan!"

Tepat ketika Jonathan hendak melakukan sesuatu, seorang pelayan datang dan memberi tahu Jonathan tentang Ayumi.

"Pak…, Pak. Tolong, Bu Ayumi…, nyonya jatuh dari tangga." Seorang pelayan berteriak pada Jhonatan sambil mengetuk pintu kamar dengan keras.

Jonathan bergegas keluar dari kamar ketika dia mendengar ini.

"Apa? Ayumi jatuh?!"

Jonathan berlari dan melihat istrinya tergeletak di lantai berlumuran darah.

"Kenapa kamu hanya menatapnya?! Jika terjadi sesuatu padanya, aku akan mengubur kalian semua."

Panik, Jonathan melupakan ayunda. Dia bergegas meminta sopir untuk membawa mereka ke rumah sakit terdekat.

Sementara itu, pelayan yang melihat Jonathan pergi, masuk ke kamar dan meminta Ayunda untuk mengikutinya keluar.

Ayunda terkejut ketika mendengar kata-kata pelayan itu, tetapi pelayan itu mengatakan bahwa dia ingin membantu Adelia melarikan diri dari rumah ketika semua orang sibuk.

"Huuutttss..., diam Bu. Saya datang untuk membantu Bu, Bu Ayumi menyuruh saya untuk membantu Bu keluar dari sini."

Ayunda pun bertanya pada pelayan.

"Kamu dimana, Ayumi?"

Pelayan itu hanya diam.

"Tidak ada waktu Bu, ikut saya."

Pembantu itu memberikan pakaian pembantu Ayunda dan melewati penjaga yang berpura-pura sakit. Pelayan itu membawa Ayunda keluar dari kediaman Jonathan ke jalan.

di sepanjang jalan pelayan itu menceritakan kisah Ayumi dan juga Jonathan.

Awalnya Jhonatan dan Ayumi saling mencintai, namun ada sebuah kecelakaan yang membuat Jhonatan membenci Ayumi. meskipun Jhonatan membenci Ayumi, namun Jhonatan tidak mau menceraikannya dan tetap mengikat Ayumi di sisinya.

terkadang Jhonatan mengatakan sesuatu yang menyakiti Ayumi, tapi Jhonatan tidak pernah sekalipun memukul Ayumi. bahkan ketika Ayumi sakit, Jhonatan selalu berada di sisinya dan setelah dia sembuh, Jhonatan akan jahat lagi pada Ayumi.

Ayunda merasa sangat bingung dengan sikap Jonathan terhadap Ayumi.

"Bukankah itu pertanda bahwa Jonathan mencintai adik Ayumi, tapi?" Ayunda berkata kepada pelayan.

Pelayan itu hanya menggelengkan kepalanya.

setelah sampai di depan jalan, kata pelayan itu pada Ayunda.

"Ambil kesempatan ini dengan baik Nona, karena Nona Ayumi telah berkorban besar untuk kebebasanmu."

Ayunda sangat terkejut mendengar kata pengorbanan dari mulut pelayan. Ayunda mendekat dan dengan lembut menyentuh tangan pelayan itu.

pelayan itu bisa merasakan tangan yang dingin dan gemetar menyentuh tangannya.

"Pengorbanan? Apa maksudmu?" Tanya Ayunda khawatir dan itu membuat pelayan itu sedikit takut.

"Tidak nona, Bu Ayumi baik-baik saja. Nona cepat pergi sebelum tertangkap," kata pelayan sambil mendorong Ayunda menjauh.

Ayunda berjalan di sepanjang jalan raya. saat itu kebetulan ada mobil pengangkut yang membawa beberapa buah dari kebun.

Ayunda meminta bantuan untuk menumpang ke pinggiran kota.

dua jam kemudian pelayan memanggil penjaga dan melaporkan bahwa Ayunda telah melarikan diri. penjaga bergegas ke tempat kejadian dan menemukan pelayan berlumuran darah di kepalanya.

"Ada apa denganmu?! Dimana gadis itu?" tanya seorang penjaga kepada pelayan.

Pelayan itu menunjuk ke arah hutan dan pingsan karena luka itu.

seorang bodyguard membawa pelayan tersebut ke rumah sakit dan seorang bodyguard lainnya melewati hutan untuk mencari Ayunda.

Jonathan sangat marah ketika mengetahui bahwa Ayunda telah melarikan diri. Jhonatan memerintahkan semua pengawalnya untuk mencari Ayunda ke pusat kota B.

karena Jonathan mengira Ayunda tidak punya uang, makanya dia tidak pergi jauh.

Ayunda tiba di pusat kota B.

Ayunda berterima kasih kepada pengemudi mobil dan berjalan perlahan.

Ayunda berjalan ke pasar yang ramai untuk membeli pakaian dengan uang yang diberikan pelayan padanya.

Setelah berhasil berganti pakaian, Ayunda berjalan mencari telepon umum. namun langkahnya kembali terhenti mengingat, tak ada satupun angka yang ia hafal.

"Aku benar-benar bodoh! Percuma aku kuliah, kalau ingatanku buruk seperti ini."

Ayunda sendiri tidak mengenal tempat ini, karena ia lahir di kota J. Meski sudah beberapa kali ke luar kota, ingatannya masih payah.

"Saya harus mencari halte bus atau kereta untuk sampai ke kota J."

Ayunda berjalan menuju halte bus, namun Ayunda melihat sekelompok orang.

"Itu pasti utusan orang gila itu. Aku harus bersembunyi,"

Ayunda berbalik dan memasuki kerumunan.

Ayunda merasa bingung, meskipun dia bisa pergi tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan.


Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C34
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk