Unduh Aplikasi
31.08% Marriage in lost Memories / Chapter 23: Dua Puluh Tiga

Bab 23: Dua Puluh Tiga

Devan melepas sweater nya.

" Kalian siapkan ulang kamera nya! Lalu jangan mengintip! Tunggu diluar" Titah Devan disana.

Dengan patuh orang orang nya mengangguk. Hingga disana hanya ada aku yang masih tidak sadar dan Devan yang melepas celana yang ia pakai dengan tenang.

Devan mendekati ku disana seperti pria yang sudah haus sesuatu.

Jari nya mengusap pipi ku dengan lembut. Lalu melepas ikatan di mulut ku. Devan mengangkat dagu ku dan mencium ku disana. Ciuman nya turun ke bawah. Mengeriyangi leher ku.

Hingga aku disana bergerak. Devan mundur. Ia melebarkan kaki ku dan menindih ku. Kembali menciumi leher ku dengam brutal. Disana aku yang sepertinya sudah merasa keanehan Sekuat tenaga  memberontak dan menendang. Aku berhasil menendang Devan. Tapi Devan kembali menangkap ku. Dan aku berhasil menggigt punggung nya sampai ia mengerang keras.

Aku disana segera merayap ketakutan, hingga kedua kaki ku kembali ditarik kasar. Tubuh ku terseret dengan benda benda tajam disana. Aku merintih kesakitan. Ada sesuatu menancap di pinggang.

Kulihat pecahan beling menancap di pinggang.

Devan mencabut nya dan memberikan baju nya disana untuk mengeringkan darah nya. Tapi aku yang berontak disana membuat Devan harus melakukan tenaga extra. Ia berhasil menguasai ku kembali. Melebarkan kaki ku dan bisa kulihat pria ini menyetubuhi ku di tengah isak tangis ku disana dan kamera disana merekam sempurna.

Itu adalah sebuah Video yang kemudian menjadi pemutus hubungan ku dengan Jordan. Ia tidak terima aku adalah korban pemerkosaan dan disini aku yang sekarang berada. Melompat ke kenangan lainnya.

Aku dimasa itu menangis tersedu sedu di lantai. Jordan menerima kiriman video itu.

Aku mendekat menghampiri 2 pasangan ini yang baru selesai makan malam. Jordan baru mendapat kiriman video dan ia sontak berdiri kaget melihat isi video itu

" Alena! Apa kamu diperkosa?" Tanya nya sarat akan ketidakpercayaan.

Aku yang disana bengong menggeleng tidak tau.

Jordan menarik nafas berat." Lihat ini" Ia menyodorkan ponsel nya dan mata ku mulai berubah melihat isinya. Bisa kulihat buku buku jari ku memutih.

" Ini.. Kamu dapat dari mana Jord?

Jordan menarik ponsel nya lagi. " Aku ga bisa meneruskan hubungan kita Alena.. Kamu- suara nya terputus bahkan kulihat tatapan jijik dari pria ini.

Lantas belum apa apa dia sudah pergi dari sana.

Aku memanggil berteriak disana Jordan tak kembali. Ia meninggalkan aku yang penuh luka disana sendirian di bawah tontonan orang orang yang penasaran dengan kondisi ku yang tiba tiba berteriak.

Dan persis saat kenangan itu kulihat aku seperti itu sekarang. Menangis tersedu sedu di lantai dengan tubuh seperti tak bertulang. Sakit nya dalam hati ku membuat ku sulit membedakan mimpi atau kenyataan.

" Kenapa kamu melakukan nya Dev? Kenapa kamu mengganti penjahat itu? Harusnya penjahat suruhan Devi itu kan yang memperkosa ku!" Tanya ku dengan rasa kekuatan yang ada. Aku yakin aku bisa mehadapi nya saat ini bukan melupakan seperti masa lalu.

Aku bangun perlahan. Berbalik mehadap pria bajingan di depan ku ini.

" Karena aku tidak mau pria itu melakukan nya! " Jawab Devan menatap ku tajam disini.

Rasanya aku ingin tertawa saja! " Kenapa? Apa kamu tidak ingin melewatkan moment bagus karena sudah merenggut keperawanan ku?"

Dada ku sakit sekali.. Mama.. Kenapa aku mengalami kejadian ini, benak ku kembali merasa tak kuat.

" Kenapa tidak menyelamatkan ku saja waktu itu? " Suara ku melemah lagi.

" Dia tidak akan puas kalau tidak melakukan nya! Aku membantunya puas! Karena itu aku ingin menebus kesalahan ku Alena!!!"

Plak..

Aku kembali memukul Devan. Kulihat tangan nya mengepal. Apa ia akan membalas ku lagi.

" Karena aku juga ingin membuat hubungan mu hancur dengan Jordan" Sambung nya membungkam kemarahan ku.

Bahu ku di tangkup dengan kasar.

" Kamu bahkan tidak sadar aku terus mengawasi mu setelah malam itu! Malam saat kamu melihat aku dengan Devi di hotel...

Yang kamu lihat bukan sepenuh nya! Malam itu aku dijebak! Aku tidak mungkin mengundang mu datang kalau bukan karena permainan Devi! Aku juga di ancam dengan video panas malam itu! Ia tau kelemahan ku terletak pada Papi,saat itu aku lagi membangun perusahaan yang belum mendapat kepercayaan penuh dari Papi! Kalau video itu ia berikan sama Papi maka aku akan kehilangan segalanya "

Aku melepas tangan nya disana. Kulihat rahang Devan kembali mengeras. " Dia memberiku obat dan itu kesalahan, Devi ingin menghancurkan mu dengan melihat kami, dia wanita rubah! Dia membuat ku jadi jahat padamu Alena!

Devan berteriak nyaring. Memekikan telinga ku.

Meski ia menyesal dan ingin menebus semua kesalahan nya dengan jantung nya. Ia meminta ku untuk memberikan jantung nya untuk kamu. Dia menitipkan kamu ke aku! Di hembusan nafas terakhirnya. Tapi Alena! Meski dia meminta nya. Tanpa permintaan nya pun aku membayar semua kesalahan nya dan aku! Kesalahan yang mungkin tak termaafkan dari mu! "

Aku diam menahan semua gejolak di dadaku!

" Aku dan Devi sadar perbuatan kami membuat mu seperti mayat! Setelah beberapa hari kamu putus dengan Jordan kamu melupakan kami semua. Ingatan mu hilang begitu saja dan itu pukulan terberat ku. Aku ikut menjadi penyebab kamu waktu itu....

Dan aku kembali berada di masa itu.

Kulihat aku di sebuah kursi dengan wajah pucat pasi. Rambut tak terurus duduk melamun di kursi goyang milik Papa. Mata ku kosong disana. Aku terus berada di kursi goyang sambil mendengarkan music yang entah kurasakan tak ada arti apa apa.

Kulihat di belakang ada Papa disana dengan wajah tak sehat menangis melihat kondisi ku waktu itu.

" Maaf kan Papa Alena.. maaf.. Ini semua salah Papa. Papa mengabaikan mu.. Dan kamu harus mengalami hal ini.." Tangis Papa disana bahkan tubuh renta nya tak kuat. Papa berpegangan pada kursi goyang yang aku tempati. Tak bergerak. Hanya sesekali mata mengedip melihat jendela rumah sakit disana.

" Papa akan melakukan apa saja asal kamu kembali seperti dulu Alena..."

Kulihat di pintu ada seseorang yang papa tidak sadari.

Aku keluar dan disana ada Devi dengan Devan. Pakaian Devi mirip yang aku ingat di bangkar saat kecelakaan itu. Apa ini hari dimana Devi meninggal?

" Liat kan Dev! Ini semua karena kamu! Puas kamu sekarang Dev? Menghancurkan teman kamu sendiri! Bahkan ia tak punya kesempatan hidup panjang.. Puas kamu" Bentak Devan disana membuat Devi terisak dan membungkuk ketakutan.

" Dia sakit karena Kamu membuat nya lebih sakit dengan penculikan itu! Pemerkosaan itu otak kamu! Kamu melakukan nya hanya karena Jordan? Tapi kamu membunuh jiwa Alena sekarang Devi!!! Kamu... Tidak pantas penerima hidup mu sekarang Devi! " Devan terus berteriak disana. Membuat gadis itu gemetaran.

Mata ku rasanya tak bisa menangis lagi.

Kulihat di sisi lain ada Jordan! Dia mendengar semua pertengkaran Devi dan Devan.

Devi lalu berdiri " Ini juga karena kamu Dev... Kamu menyukai dia juga kan. Mengaku kamu... Bahkan aku juga tahu yang melakukan pemerkosaan bukan orang ku lagi tapi kamu.. Kamu ingin mereka pisah! Iyakan....

Teriak Devi sarat dengan kemarahan nya juga.

" Ya memang benar! Kamu memanipulasi kami semua! Dan aku memang bodoh mengabaikan Alena! Aku bahkan tidak punya keberanian mendekatinya karena malam itu! Kamu rubah sialan Devi!

" Kamu memang pantas mendapatkan nya Devan....kamu itu naif! Kamu bodoh mengikuti perintah ku! Kamu...

Wanita ini menjengkit saat Devan nyaris memukul nya. Tangan nya di tahan Jordan. Dan sukses Devi kaget luar biasa melihat Jordan disana.

" Ikut aku Devi.." Kata nya melempar tangan Devan disana dengan kasar.

" Jelaskan semua yang aku dengar" Suara Jordan sarat dengan kemarahan dan langsung menarik Devi dari sana.

Aku berlari ingin menyusul tapi suara bel di dalam sana mengintruksi ku berhenti. Ada sesuatu gawat terjadi didalam kamar pasien. Yaitu aku

Devan segera membuka pintu dan kulihat disana Papa berteriak memanggil dokter. Aku tak bergerak sama sekali di pelukan Papa. Ada air mata di mata ku yang tertutup disana.

Aku ingat saat itu aku merasa sangat lelah. Aku melihat Mama berdiri di bukit tersenyum hangat padaku. Melambaikan tangan nya dan mengulurkan tangan nya.

Tangis ku pecah  aku menyambut tangan mama kala itu dan tersenyum bahagia.

Harus nya aku mati saja waktu itu. Bukan berada pada kehidupan sekarang!

Kulihat Devan membungkuk. Kedua lutut nya menumpu pada lantai.

" Aku menyesal melakukan nya padamu Alena.. Aku minta maaf" Ucap nya dengan mata menahan air mata. Bahkan Devan yang ku kenal masa sekarang sangat anti dengan permintaan maaf. Lalu sekarang ia bahkan berlutut??

" Meski aku sudah mengikat mu dipernikahan ini! Aku takut mendekati mu! Takut kamu ingat kenangan jahat yang aku lakukan!! Kamu akan membenci ku lagi! Tapi Jordan kembali muncul meski pernikahan kita aku sembunyikan di mata public! Dia menemukan mu!aku tidak mau dia mengambil mu lagi. Tapi aku tetaplah menjadi jahat dimata mu! Aku punya sisi tempramen buruk! Aku kasar dan memukul ku! Aku memang benar benar buruk. Aku minta maaf..

Aku marah dengan mu yang menganggap Devi malaikat penyelamat mu! Dan juga aku tak bisa menutupi semua nya! Aku mengatakan ini untuk mengakui semua kesalahan dan permohonan maaf ku"

Ia meraih kedua tangan ku. Semula aku mengendik tapi kurasakan sentuhan Devan seperti perasaan nya saat ini. Ia tulus.

Tapi tidak jiwa ku.

" Aku memaafkan mu Dev.. " Kata ku membuat nya kaget dan melihat ku lagi.

" Aku mohon ceraikan aku..." Pinta ku disana.

Devan berdiri tegak lagi. Melihat ku dalam.

" Ce..rai??"

" Itu jalan yang terbaik untuk kita" Kata ku dengan sekali tarikan nafas. Cukup sudah penderitaan yang aku rasakan.

Kulihat Devan melengkungkan senyum nya.

" Tidak akan pernah Alena" Katanya disana dengan mata menggelap dan tangan di kepal. Lantas ia pergi begitu saja.

Tangis ku kembali pecah. Membuncah kemana mana. Devan sialan..

***

POV Devan

Menceraikan mu! Sama saja melepaskan mu pergi dan itu tidak akan. Benci saja aku seumur hidup mu tapi tidak untuk cerai.

Dengus ku kesal. Bahkan aku benci sekali kata itu keluar lagi dari mulut Alena. Aku memilih pergi karena takut akan menyakiti nya lagi. Susah sekali mengontrol marah ini. Cukup kemaren aku kehilangan kontrol dan menyakitinya.

Aku menuju dapur mencari air dingin. Mengambil air mineral dingin dari kulkas dan meminumnya langsung. Saat menutup pintu aku kaget ada Ada Dave disana dengan tampang horor.

Ia merebut botol air ku dan meminumnya kasar.

" Loe apain lagi Alena?" Tanya nya dingin. Aku tidak suka dengan nada bicara nya! Dia sodara ku tapi aku benci sekali kalau Dave bersentuhan, bersenda gurau dengan Alena bahkan ucapan terakhirnya membuat ku ingin mengoyak isi otaknya.

" Kenapa dia?"tanya ku balik. Aku jengkel juga dengan Alena yang menceritakan semua pada Dave! Dave itu ga sebaik ia pikir. Aku tau Dave itu ada rasa dengan Alena! Tapi Alena nya saja yang sok ga peka!

" Gue dengar ada yang pecah di kamar kalian dan teriakan Alena..

" Oh.. Kamu nguping ke dinding? Jadi cicak sekarang??"

" Jawab Dev! Loe sakitin Alena lagi??" Tanya nya dengan nada tinggi. Aku naik pitam mendengar nada anak ini.

" Sakitin ato ga bukan urusan mu! Berhenti berpikir untuk membuat Alena simpati! Buang jauh jauh otak kamu yang masih berharap pada Alena! Atau aku akan buang otak mu dengan mesin gergaji! Ancam ku tidak main main! Aku benci melihat pria lain terlalu peduli dengan Alena ku!

Ku tarik baju Dave dan ku lepas kasar. Aku tidak takut dengan Dave walau ia seorang tentara bahkan monster sekalipun.

" Gue mengangap dia adik gue! Otak loe yang ga beres sialan!!" Sergah nya tersulut.

" Bagus lah. Awas kalau macam macam Dave!! Kamu tau aku kan!" Kata ku mengintimidasi ke matanya.

Dave tersenyum sinis" Loe yang macam macam! Awas aja kalau loe nyakitin Alena lagi! Gue benar benar buang jasad loe ke kandang singa!  "

Aku menatap nya datar lalu pergi dari sana. Aku malas meladeni Dave. Kulambaikan tangan sambil pergi dari sana. Sodara ku itu masih mengumpat di belakang.

Ku dorong pintu. Kulihat Alena ada di minibar itu lagi. Ia duduk sambil minuman ku yang masih ada sisa.

Dari belakang saja pesona Alena membuat ku gila! Meski ia mengenakan baju tidur dengan gambar Mickey mouse. Aku masih ingat dengan tubuh molek nya yang indah. Kulit nya putih dan bersih sekali. Alena punya payudara yang padat dan berisi. Bahkan kalau mengingat nya lagi aku jadi frustasi. Ia tak bisa di sentuh terlebih dengan trauma yang sudah aku buat! Aku benci sekali dengan perbutan ku satu itu! Kebaikan apapun juga tidak akan bisa mehapus dosa itu.

Aku tau dia akan menjadi Alena sebelumnya. Membenci ku dan mungkin sekarang berkali kali lipat. Itu sudah keputusan ku! Aku tidak tahan menyembunyikan nya seperti bayangan kebencian yang besar dari nya aku dapatkan lagipula Cepat atau lambat ia akan ingat kebenaran nya. Lebih baik ia tahu dari mulut ku dari pada kenangan nya datang sendiri. Dan dengan begini aku lebih bisa membuka diri. Walau kemungkinan kecil sekali untuk dapat simpati dirinya.

Aku duduk di sofa menunggu nya selesai minum disana. Hati nya pasti sedang tidak baik untuk di ajak bicara dan ini baik juga untuk ku. Aku takut ia akan mendesak kata cerai lagi.

Ku tunggu Alena kembali ke kamar tapi hingga dini hari ia masih betah disana. Mata ku awas memperhatikan nya takut ia terjatuh dari kursi tinggi itu.

Hingga jam 4 dini hari kulihat kepala nya sudah menyentuh meja bar. Dia mungkin mabuk dan tertidur. Aku bangkit dengan kantuk juga menguasai ku.

Dugaan ku ternyata salah  ia tidak tidur  matanya masih terbuka dengan pandangan nanar disana.

Jantung ku rasanya meletus melihat nya begini, aku takut dia kembali sakit seperti waktu itu. Raga nya ada jiwa nya hilang.

Tidak.. Jangan lagi...

Panik menyelimuti ku.

Ku lambaikan tangan ku ke sana. Tak ada respon.

" Alena.. Kembali lah tidur" Kata ku merengkuh bahu nya. Kulihat matanya bergerak melihat ku dengan diam.

" Bicara lah Alena.." Pinta ku dalam hati.

Mata itu beralih kelain.

" Jangan sentuh aku Dev.." Ucap nya dengan mulut khas bau anggur yang ia minum.

Aku cukup lega ia bisa bicara.

Kulepas bahu nya dan kembali membiarkan nya disana.

Aku kembali duduk di sofa mengawasi nya disana. Rasanya hati ku sakit terus mendapat penolakan dari nya. Aku merindukan Alena ku yang dulu. Yang selalu manis bicara dan tersenyum manis menatap ku dengan rasa memuja dan siratan cinta nya kepada ku!

Kalau saja waktu berputar aku tidak akan menjadi laki laki bodoh dan boneka Devi, wanita rubah itu!


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C23
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk