Jedrek tidak pernah mencium sesuatu yang begitu memabukkan dan menggoda seperti ini sebelumnya. Dia tidak tahu aroma macam apa ini sebenarnya. Bau bunga yang mekar? Tetapi, bunga seperti apa yang bisa mengeluarkan aroma menggetarkan seperti ini? Karena Jedrek bukanlah penyuka hal-hal rapuh seperti itu, benaknya tidak bisa menemukan jawabannya.
Namun, aroma itu sendiri nyaris membuat dia dan monsternya menjadi gila.
Aroma tersebut menghantamnya dengan keras hingga nyaris tidak bisa berjalan dan memaksanya harus berhenti, menimbulkan tatapan penuh pertanyaan dari kedelapan orang di belakangnya.
Lyruslah, orang yang kemudian datang ke sisinya dan bertanya. "Semuanya baik-baik saja, Tuanku?"
Rahang Jedrek mengatup dengan erat, hingga siapa pun bisa melihat dengan jelas urat-urat di leher dan dahinya yang menonjol.
Lyrus mengeratkan dahinya tatkala melihat kondisi Jedrek yang seperti itu. "Aku akan memeriksa..."