"Serigala!"
Hal pertama yang Kace dengar saat dia masuk ke dalam rumah adalah suara Hope.
Gadis kecil itu berlari di sepanjang koridor dan membuka lengan kecilnya lebar- lebar saat dia mendekati Kace.
Senyuman di wajah Kace begitu cerah hingga membuat matahari menjadi malu. Secara naluri, Kace membungkukkan badannya dan menangkap tubuh kecilnya, yang hampir menabraknya.
"Hai, my baby!" Kace mengangkatnya setinggi lengannya yang membuat Hope terkikik penuh semangat.
"Serigala!" Hope menjerit. "Lagi! Lagi!"
Kace berputar di atas tumitnya beberapa kali sebelum dia mendudukkan Hope di bahunya saat gadis kecil itu menjambak rambut hitamnya.
Lana berdiri tidak terlalu jauh dari mereka sementara Serefina, seperti kunjungan Kace sebelumnya, dia tidak bisa ditemukan.
Namun, Kace tidak terlalu memedulikannya. Penyihir itu pasti sedang mengurus sesuatu. Masalah yang tidak ingin Kace ketahui.
Selama Serefina menjaga tempat ini terlindungi dan Hope aman dan sehat, dia tidak keberatan sama sekali, apalagi Lana selalu ada untuk menjaga Hope.
Sekarang Kace bisa melihatnya, membawa Lana bersama mereka memiliki banyak manfaat. Jika hanya Serefina, Kace sangat yakin Hope akan diabaikan.
"Aku ingin melihat serigala." Hope tertawa saat Kace berputar sekali lagi.
"Jangan lakukan itu, dia baru saja makan." Lana memperingatkan Kace saat dia mengulurkan tangannya untuk membawa Hope turun dari bahu Kace.
Namun, bayi itu menolak dan mencengkeram rambutnya lebih erat lagi. "Tidak. Hope ingin serigala!"
Mendengar itu, Kace sangat senang. Tiga tahun terakhir ketika dia mengunjungi Hope, dia akan melupakannya dan Kace akan mulai dari awal lagi untuk mendekatinya.
Namun tahun ini, Hope benar- benar menunggu dan berlari ke arahnya. Kace terkejut, tapi juga sangat senang.
Itu pasti karena tahun lalu, dia telah berubah wujud tepat di depan Hope menjadi monster putihnya, seperti boneka kesayangannya. Peristiwa itu pasti telah tertanam dalam di benak Hope dan membuatnya mengingatnya.
Kace bahkan membiarkannya menaiki lycan putih dan monster di dalam dirinya juga sangat gembira.
"Ya! Hope mendapatkan serigala!" Kace menderu, tapi dia menurunkannya, tidak ingin membuat perut kecilnya sakit karena apa yang dia lakukan.
Di sampingnya, Lana hanya bisa menggelengkan kepalanya karena kejenakaan sang Lycan dan meninggalkan keduanya sendirian seperti kunjungan Kace sebelumnya, dia akan memanggilnya jika dia membutuhkan sesuatu.
Lana harus menyelesaikan tugas yang diberikan Serefina padanya.
Di sisi lain, Kace membawa Hope ke halaman belakang dan beralih menjadi wujud serigala putihnya, menghabiskan sepanjang hari bermain dengan Hope dan membiarkan gadis kecil itu menepuk atau menarik telinganya.
Ada saat ketika Hope berlari terlalu cepat dan sang lycan putih itu terlambat menangkapnya, pada akhirnya dia melukai dirinya sendiri.
"Hope terluka ..." Hope merengek saat dia menunjukkan telapak tangannya yang kotor pada serigala besar, yang dia gunakan untuk menopang tubuhnya ketika dia jatuh. "Hope kotor…"
Ada kerutan kecil di antara alisnya ketika dia melihat gaun indahnya rusak. Monster buas itu kemudian menjilat telapak tangannya.
Ada luka kecil di atasnya dan itu membuat sang lycan putih merintih. Dia tidak suka saat gadis kecilnya terluka. Tidak peduli seberapa kecil itu.
Hope belum menangis, tapi matanya yang berkilau menunjukkan dia akan menangis.
Namun, ketika dia merasakan lidah yang basah dan hangat menyapu telapak tangannya, dia merasa geli dan terkikik kemudian menarik kembali tangannya.
"Geli." Dia menyembunyikan tangannya di belakang punggungnya, tetapi senyuman di wajahnya hanya bertahan sebentar karena saat dia melihat gaunnya lagi, dia terlihat sedih.
"Ayo ganti gaunmu." Kace menepuk kepalanya.
Hope mengedipkan matanya saat dia melihat Kace sudah berjongkok di tempat yang sama di mana serigala putih berada di sana sedetik yang lalu.
Dia masih berpikir bahwa Kace dan serigala putih adalah dua entitas yang berbeda. Tapi, dia mengerti bahwa setiap kali ada Kace, akan ada serigala putih.
"Serigala?" Hope mencoba untuk melihat dari balik bahu Kace seolah-olah pria di depan matanya bisa menyembunyikan sang monster besar di belakang punggungnya.
"Serigala akan kembali untuk bermain denganmu lagi, tapi sebelum itu, mari bersihkan lukamu dulu, oke?" Kace berbicara dengan lembut padanya.
"Oke." Hope mengangguk dan mengulurkan tangannya, meminta untuk digendong dan Kace memenuhi keinginannya dengan senang hati.
Hope melingkarkan lengannya di leher Kace dan membenamkan wajahnya di lekuk bahunya saat dia mencium baunya. Dia menyukai itu.
Pria ini berbau seperti coklat, susu dan krim yang sangat manis dan Hope menyukainya.
Melihat gadis kecil itu mendekat padanya, Kace menghela nafas lega, dia membelai punggung Hope saat dia menggendongnya ke dalam rumah.
Langkahnya begitu ringan ketika dia bersiul, menikmati momen itu.
==============
Setelah Kace membersihkannya dan mengganti pakaiannya, Hope berlari ke meja di samping tempat tidurnya dan mengeluarkan sebuah kotak dari sana.
"Hope menginginkan kepang rambut." Dia memberikan kotak itu ke arah Kace dan melompat ke tempat tidur. Dia merangkak dan menunjukkan rambut hitam panjangnya padanya.
"Kepang?" Kace sedang menatap kotak di tangannya yang dipenuhi ikat rambut warna- warni.
"Cepat. Cepat. Cepat… "Hope mendesaknya sambil memeluk boneka serigala putihnya.
Namun, bahkan setelah setengah jam berlalu, kepangan yang diinginkan Hope masih belum selesai. Gadis kecil itu menatap Kace dengan cemberut di wajahnya yang imut.
"Maafkan aku, my baby, tapi aku tidak tahu bagaimana melakukannya…" Kace meringis di bawah ekspresi cemberut Hope.
Kace berjanji dalam hati akan mempelajari hal ini nanti.