"Kau melarikan diri Kace." Maximus mendekati Kace dan Serefina dengan langkah mantap. Bersamanya, ada lima Lycanthrope lagi yang mengikuti di belakang.
Semuanya adalah prajurit dari kastil, orang- orang di bawah kendali Maximus. Mereka berjalan dengan hati- hati menuju Kace, menunjukkan bahwa mereka siap bertarung jika situasi memerlukan mereka untuk mengambil tindakan tersebut.
Kace menatap Serefina. Yah, setidaknya dia tidak sendiri, ada penyihir hebat bersamanya. Dia yakin Serefina bisa menangani mereka dengan baik.
Kace belum pernah melihat Serefina sebagai seseorang yang membutuhkan perlindungan, karena dia selalu mampu menangani dan melindungi dirinya sendiri dengan sangat baik.
Jadi bisa dikatakan, apabila pertarungan memang benar- benar terjadi, dan walaupun Kace dan Serefina kalah jumlah, hasilnya tidak akan ada yang tahu pasti.
"Tidak, Max." Kace menggelengkan kepalanya. Aku bertemu dengan seorang teman lama. Dia mengangguk pada Serefina dan sang penyihir memutar matanya secara dramatis.
"Begitu..." Maximus berhenti beberapa meter dari mereka. "Jadi, memang benar rumor yang mengatakan bahwa kalian berdua mengkhianati sang Alpha."
Serefina mengerutkan kening. "Mengkhianati sang Alpha?" dia memandang Kace untuk meminta penjelasan.
Kace mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh. "Ada rumor tentangmu saat kau meninggalkan dunia para lycanthropes." Mata Serefina yang menatap Kace, seolah menyuruhnya untuk melanjutkan, jadi Kace membuat penjelasan singkat tentang itu. "Aku tidak tahu siapa idiot yang menyebarkan rumor bahwa kita adalah sepasang kekasih."
Rahang Serefina ternganga. "Kekasih?" Dia mengernyitkan hidung. "Denganmu?" cara dia mengucapkan kata- kata terakhirnya dipenuhi dengan rasa jijik. "Oh please, bagaimana mungkin mereka bisa membuat rumor yang tidak berguna dan tidak masuk akal seperti itu?"
"Kau tidak perlu menunjukkan ekspresi itu padaku." Kace kesal dengan reaksi berlebihan yang Serefina tunjukkan seolah menjadi kekasih Kace adalah sebuah aib. "Kau bisa melihatnya sekarang dan melaporkannya kepada saudara tersayangku tentang reaksi yang Serefina tunjukan ini." Kace mengalihkan perhatiannya ke Maximus. "Itu adalah respon yang tulus dari sang terduga setelah mendengar tuduhan bodoh itu."
Kace dan Serefina menganggap itu sebagai lelucon, tetapi Maximus dan orang- orang di belakangnya, tidak memiliki selera humor yang sama seperti mereka berdua.
"Mengapa kau tidak kembali dan menjelaskannya sendiri." Maximus menyarankan dengan nada yang bijak. "Aku yakin Alpha akan sangat senang melihat pasangan dan saudaranya kembali ke sisinya."
Meski terdengar manis, namun ucapan Maximus dibalut dengan sarkasme yang kental.
"Aku tidak akan pernah memaksanya untuk berada di sini bersamaku." Serefina menyilangkan lengannya sambil tersenyum pada Kace di sampingnya. "Kau bebas untuk pergi."
Memang benar Serefina meminta Kace untuk datang menemui pasangannya, tetapi pilihan untuk bertemu dengannya atau tidak ada pada dirinya sendiri. Kace bisa saja mengabaikan tanda yang Serefina berikan, tapi pada akhirnya di sinilah dirinya.
"Tidak, terima kasih." Kace mengangkat kedua tangannya sebagai tanda menyerah. "Sampaikan saja salamku untuk Jedrek, dariku okay? Katakan padanya bahwa aku bertemu Serefina untuk bertukar salam, tapi setelah itu kita akan pergi menempuh jalan kita masing- masing dan berhenti berpikiran yang tidak- tidak mengenai kami berdua."
"Itu sangat lucu, Kace." Maximus berbicara dengan sangat dingin.
"Tidak, tidak." Kace menggeleng, tidak setuju. "Apakah kau melihatku atau dia tertawa?"
Serefina menahan senyumnya ketika dia mendengar cara Kace membalas kata- kata pemimpin kelompok pencari ini. Penyihir itu mengenal Maximus sebagai laki- laki terakhir dalam keluarga Gregory, dia tahu keseluruhan cerita mengenai pembantaian keluarganya dan hukuman yang dijatuhkan oleh Jedrek.
Sementara itu, mata Maximus menjadi gelap. "Aku tahu kenapa kau ada di sini. Aku mendengar apa yang kalian berdua katakan beberapa saat yang lalu." Seringai licik muncul di sudut bibirnya. "Seorang teman, huh? Aku tidak melihat kalau kalian seperti dua orang teman lama yang baru bertemu kembali."
Senyum Kace menghilang saat tubuhnya menegang. "Lebih baik kau menjauh dari hal ini, Max. Aku tidak akan bersikap lunak padamu di dunia ini." Kace menggunakan nada peringatan saat dia berbicara.
Sayangnya, dia bukan seorang Alpha dan tidak pernah dalam posisi itu, sehingga dominasinya sangat berbeda dari saudara- saudaranya yang lain, yang dengan mudah bisa membuat para Lycanthropes itu berlutut saat menghadapi amarahnya.
Kace tidak pernah ingin menjadi seorang pemimpin.
Tapi, Maximus tetap tidak berani untuk lengah. Kace memiliki kepribadian yang berubah- ubah dan sangat tidak bijaksana untuk memicu sesuatu yang gelap dalam dirinya, terutama ketika dia memiliki Serefina, yang mendukungnya.
"Aku tidak ingin bertengkar." Maksimal berkata, tapi Kace mencibir saat mendengar itu.
"Kupikir kau selalu ingin melawanku." Kace mengejeknya. "Kau ingin membuat seolah ini semua adalah hasil kerja kerasmu, sehingga Kau bisa membersihkan nama keluargamu." Lalu Kace menambahkan lagi. "Aku akan melawanmu jika perlu."
Maximus memelototi Kace saat mulutnya terbuka sedikit untuk mengatakan sesuatu, tapi sebelum ada kata- kata yang keluar dari bibirnya, matanya seolah menatap kosong ke kehampaan.
Itu pertanda ketika Lycanthropes melakukan percakapan melalui mind link. Ternyata jumlah Lycan yang dibawanya tidak hanya lima.
Ada lebih dari itu dan sisanya telah diperintahkan untuk melakukan sesuatu.
Di saat yang sama, Serefina menjentikkan kepalanya ke arah rumah. Ekspresi tenangnya berubah menjadi cemas.
"Kace, kau harus masuk ke dalam." Serefina menggunakan nada menuntut. "Mereka melakukan sesuatu padanya." 'Dia' yang dimaksud Serefina adalah pasangan Kace.
Kace tidak bertanya apa- apa lagi ketika dia mendengar kepanikan dalam suara Serefina, dia tahu bahwa Maximus telah melakukan sesuatu terhadap pasangannya.
Segera setelah Kace mengambil langkah kedua, dia membungkukkan badannya sementara tulangnya bergeser dengan bunyi retakan yang cukup nyaring terdengar di kegelapan malam ini.
Dan dalam hitungan detik, sesosok lycan putih yang seputih salju telah berlari menuju rumah tersebut.
"KACE!" Maximus menggeram.
Melihat Kace mencoba melarikan diri ke arah rumah, Maximus segera memberi isyarat kepada para Lycan lainnya untuk mengejarnya.
Namun, Kace bahkan tidak repot- repot berbalik dan memeriksa apa yang terjadi di belakang punggungnya, karena dia tahu Serefina akan menangani mereka dengan baik.
Suara geraman dan geraman marah di belakang binatang putih itu adalah buktinya.
Binatang itu berlari secepat empat kakinya yang besar bisa membawanya. Jantungnya berdebar kencang saat napasnya tersengal- sengal dan kepanikan menyapu seluruh dirinya.
Apakah dia akan terlambat untuk menyelamatkan pasangannya? Ternyata percakapan itu hanya sebagai pengalih perhatian saja.
Sial!
Rumah ini sangat besar, Kace tidak tahu di mana pasangannya! Dia tidak bisa menemukannya!
Binatang buas itu mengitari rumah, berusaha mencari tanda keberadaan pasangannya ketika akhirnya dia mendengar teriakan nyaring dari dalam rumah.
Itu membuat darah makhluk itu menjadi dingin seraya ketakutan menyapunya.