Unduh Aplikasi
80% Sewaktu Kamu Dewasa / Chapter 48: Kalau Begitu Aku Akan Memanggilmu 'Suamiku'

Bab 48: Kalau Begitu Aku Akan Memanggilmu 'Suamiku'

Editor: Wave Literature

Bai Yan menemani Ji Xiaonian jalan-jalan berkeliling semalaman. Karena begitu senangnya, tidak terasa mereka telah bermain di luar hingga larut malam. Waktu pun telah menunjukkan pukul 12 malam ketika mereka sampai di rumah.

Setelah sampai di depan pintu gerbang vila keluarga Ji, Bai Yan menghentikan mobilnya dan menunggu Ji Xiaonian untuk turun. Walaupun telah sampai di depan rumahnya, namun dia terlihat sama sekali tidak bergeming dari tempat duduknya. Dia memajukan bibirnya sambil menatap wajah pria itu, seolah sedang mengharapkan sesuatu.

Kedua tangan Bai Yan terlihat memegang kemudi dengan santai. Dia menoleh dan melihat Ji Xiaonian tanpa malu-malu memajukan bibirnya ke depan. Saking majunya, dia merasa bibir gadis itu tampaknya dapat dijadikan gantungan panci. 

"Buat apa memajukan bibirmu seperti itu? Kamu harus lekas turun dari mobil," kata Bai Yan pada gadis kecil itu.

Di pangkuan Ji Xiaonian terlihat setumpuk barang hasil belanjanya barusan dengan Bai Yan. Dia kini terlihat menatap lekat-lekat pria yang duduk di sebelahnya. 

"Bukannya kamu tadi bilang akan menemani aku tinggal di rumahku sampai kakakku kembali nanti? Jadi sekarang, seharusnya kamu memarkirkan mobilmu dan ikut masuk ke rumah bersama diriku," tutur Ji Xiaonian tanpa bergeming dari tempat duduknya.

"Kamu masuk saja dulu. Aku akan memarkirkan mobil di rumahku terlebih dahulu. Setelah itu baru kembali ke sini lagi," kata Bai Yan datar sambil kembali menatap ke depan.

Mendengar hal itu, Ji Xiaonian segera menoleh ke arah garasi rumahnya dan teringat akan mobil kakaknya yang terparkir di situ. Sehingga mobil Bai Yan pasti tidak akan dapat parkir di sana. 

Setelah berpikir beberapa saat, Ji Xiaonian akhirnya memutuskan untuk turun dari mobil. Dari luar jendela, dirinya kembali melongok ke dalam dan berkata pada Bai Yan, "Kalau begitu jangan lama-lama. Aku akan menunggu di pintu depan."

Bai Yan hanya menatap Ji Xiaonian sekilas lalu mengemudikan mobilnya menuju garasi rumahnya.

Melihat mobil Bai Yan telah pergi menjauh, alih-alih masuk ke rumahnya, Ji Xiaonian benar-benar menunggu di depan pintu rumahnya. Jika pria itu datang, barulah dia akan masuk ke rumah. Namun jika tidak datang, maka dia telah berniat untuk pergi ke rumah keluarga Bai.

Siapa sangka, belum lama Ji Xiaonian berdiri di depan pintu, tiba-tiba terdengar suara pintu rumahnya dibuka oleh seseorang. Dia lalu memutar tubuhnya dan melihat Yu Shengjie berdiri di pintu masuk. 

"Pergi kemana saja? Mengapa jam segini baru pulang?" tanya Yu Shengjie sambil berjalan mendekat dan menatap Ji Xiaonian.

Melihat Yu Shengjie berada di hadapannya, Ji Xiaonian lantas memberikan setumpuk barang-barang yang ada di tangannya pada sepupunya itu. "Aku tadi berkeliling ke banyak tempat. Bantu aku bawa barang-barang itu ya, berat sekali. Ini juga, aku khusus membelikannya untukmu. Kamu baru saja kembali ke negeri ini, pasti belum pernah mencoba makanan yang satu ini." Dari seluruh barang-barang bawaannya, ada sebuah nasi kotak yang dibelinya khusus untuk pria itu.

"Pergi keluar dengan orang lain, tapi ternyata masih ingat padaku?" tanya Yu Shengjie. Melihat nasi kotak yang dibelikan oleh Ji Xiaonian untuknya, hatinya merasa tersentuh. Ternyata gadis ini masih peduli juga padaku, batinnya dengan gembira.

"Tentu saja ingat! Bagaimanapun juga aku kan harus berterima kasih padamu. Kalau bukan karenamu, mana mungkin aku dan Kak Yan dapat berpacaran seperti sekarang ini. Saudariku, kamu tinggallah di sini dengan tenang. Selanjutnya aku berjanji akan bersikap baik padamu," ujar Ji Xiaonian sambil tertawa bahagia.

Hubungan baik tali persaudaraan mereka pasti akan dijaganya baik-baik. Ji Xiaonian telah bertekad akan membuat Yu Shengjie merasakan kebahagiaan dan kehangatan keluarga walaupun tidak lagi bersama kedua orang tuanya.

Mendengar bahwa Ji Xiaonian dan Bai Yan telah resmi berpacaran, Yu Shengjie terlihat menyipitkan matanya sambil menatapnya. Sebuah perasaan perih perlahan menjalari hatinya.

Ternyata setelah berpisah denganku tadi, mereka berbaikan dan akhirnya memutuskan untuk berpacaran? Pikir Yu Shengjie tidak percaya akan apa yang didengarnya barusan. Entah mengapa, saat ini hatinya terasa sesak tiba-tiba.

"Di luar dingin, ayo segera masuk ke rumah," ajak Yu Shengjie dengan suara dingin sambil memegang barang bawaan di tangannya.

"Kamu masuk saja duluan. Aku masih menunggu Kak Yan datang," sahut Ji Xiaonian tanpa bergerak dari tempatnya berdiri.

"Menunggunya? Dia mau kemari? Untuk apa?" tanya Yu Shengjie yang merasa curiga.

Wajah Ji Xiaonian terlihat menjadi merah. Dengan tersipu malu dia berkata, "Kakakku kan sedang tidak ada di rumah. Jadi dia bilang dia akan menemaniku sampai kakakku kembali."

Mendengar hal itu, seketika itu juga hati Yu Shengjie terasa terluka. Wajahnya terlihat begitu sedih dan kecewa. "Tidak bisa kalau aku saja yang menemanimu?" tanyanya dengan lirih.

"Kamu yang menemani dan dia yang menemaniku kan pasti berbeda. Sudahlah, kamu lekas masuk duluan ke dalam. Dia sebentar lagi pasti datang," kata Ji Xiaonian sambil tersenyum.

Melihat Ji Xiaonian tampak bersikeras akan keinginannya, Yu Shengjie tidak lagi berkata apa-apa dan perlahan masuk ke dalam rumah. 

Sebelum hari ini, Yu Shengjie tidak mengetahui siapa lelaki bernama Bai Yan itu. Namun sekembalinya dari rumah sakit, dia segera mencari informasi di internet mengenainya. Didapatinya beberapa informasi mengenai lelaki bernama Bai Yan itu. Tertulis pada sebuah artikel bahwa pria itu merupakan CEO perusahaan ternama Grup Shengtian yang bernilai ratusan miliar Yuan. Pria itu adalah seorang pebisnis muda nan tampan dengan karir yang cemerlang dan masa depan yang cerah. Diketahui juga, pria itu boleh dibilang sama sekali tidak memiliki skandal.

Satu-satunya skandal yang Bai Yan miliki adalah pemberitaan mengenai dirinya yang disebut sebagai seorang penyuka sesama jenis. Dan tertulis di artikel itu juga bahwa pria itu menyukai kepala divisi perusahaan Shengtian bernama Ji Chen, yang tidak lain adalah kakak laki-laki dari Ji Xiaonian. Menurut Yu Shengjie, berita itu hanyalah gosip belaka. Kemungkinan besar berita itu muncul dari spekulasi para netizen saja.

Setelah membaca artikel tersebut, Yu Shengjie mulai membanding-bandingkan dirinya dengan Bai Yan. Betapa kaya raya dan hebatnya pria itu, apalah arti dirinya yang bagaikan anjing liar dengan setumpuk hutang keluarga. Jika dirinya disandingkan dengan pria itu, pasti 100% wanita akan memilih Bai Yan dibanding dirinya.

Bahkan gadis yang selalu mengikutinya kemana saja waktu kecil, sangat suka bermain dan mendengarkan candaannya, ditambah lagi begitu jelas terlihat menyukainya saat kecil, pasti tidak akan mungkin memilih dirinya yang tidak memiliki apa-apa itu. Tentu saja gadis itu akan memilih Bai Yan yang lebih segala-galanya.

Mengetahui orang seperti apa Bai Yan, Yu Shengjie pun segera memutuskan untuk mundur. Dia hanya menginginkan yang terbaik bagi Ji Xiaonian. Asalkan gadis itu bahagia, maka hal itu sudah cukup bagi dirinya.

***

Ji Xiaonian telah menunggu sekitar 10 menit dan matanya terasa perih saat ini. Akhirnya, dilihatnya lah sosok tinggi menjulang yang berjalan mendekat di bawah sinar remang-remang lampu jalan. Begitu melihat Bai Yan muncul, matanya segera kembali bersinar dan terlihat bersemangat. Dia segera berlari mendatangi pria itu dengan senyuman pada wajahnya.

"Aku khawatir kamu tidak akan datang. Ternyata kamu benar-benar datang! Aku senang sekali!" seru Ji Xiaonian sambil tertawa lebar.

Bai Yan menunduk dan menatap Ji Xiaonian. Dilihatnya tangan gadis itu yang terlihat menjadi merah karena kedinginan. "Bukannya aku menyuruhmu untuk masuk duluan ke kamarmu?"

Ji Xiaonian segera menggandeng lengan Bai Yan dan berkata, "Aku menunggumu. Aku takut kamu tidak akan datang. Jadi aku menunggumu di sini."

"Kalau aku tidak datang, kamu menunggu juga tidak ada gunanya," ucap Bai Yan dengan singkat.

"Tentu tidak. Kalau kamu tidak datang, aku akan pergi ke rumahmu untuk mencarimu," sahut Ji Xiaonian sambil tersenyum.

Ji Xiaonian membukakan pintu rumahnya dan mempersilahkan Bai Yan masuk sambil membungkukkan tubuhnya, "Tuan Muda Bai, silakan masuk." 

Bai Yan menatapnya, lalu menjewer telinga Ji Xiaonian saat memasuki ruang tamu.

Ji Xiaonian cepat-cepat menutup pintu, lalu mengikuti Bai Yan berjalan masuk sambil merengek manja, "Kak Yan, jangan tarik telingaku. Sakit."

"Kamu tadi memanggilku apa?" tanya Bai Yan. Dia berjalan masuk dan berhenti di ruang tamu.

Yu Shengjie tidak terlihat di tempat itu. Dia segera masuk ke dalam kamarnya karena tidak ingin melihat dua insan itu bermesraan di depan dirinya.

"Kak Yan..." sahut Ji Xiaonian dengan cepat.

"Sekali lagi berani memanggilku dengan sebutan aneh-aneh, lihat saja nanti," ancam Bai Yan sambil melepaskan jewerannya dari telinga Ji Xiaonian, lalu berjalan menaiki tangga.

"Aduh, aku hanya memanggil kamu dengan sebutan tuan muda. Tidak ada yang salah dengan panggilan itu. Kalau tuan muda tidak boleh, bagaimana dengan sebutan 'suamiku'?" goda Ji Xiaonian sambil tergesa-gesa mengikuti di belakang Bai Yan.

Mendengar perkataan Ji Xiaonian, Bai Yan segera memutar tubuhnya dan memelototi makhluk kecil yang ada di hadapannya. Sedangkan makhluk kecil itu kini sedang mengedip-ngedipkan matanya dan menatap balik dengan mata berbinar-binar. Sungguh terlihat imut dan menggemaskan.

Melihat ekspresi Ji Xiaonian yang seperti itu, Bai Yan tidak dapat berkata apa-apa, lalu segera berbalik dan berjalan ke lantai atas.


Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C48
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas Terjemahan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk