Unduh Aplikasi
37.83% My Teacher My Husband / Chapter 70: Ch. 70

Bab 70: Ch. 70

Chanyeol diam di ranjangnya, menatap Baekhyun yang sedang mondar-mandir tak karuan memikirkan bagaimana cara menyelematkan Jiyeon. Melawan langsung ke rumahnya? Sama saja dengan mencari mati. Ayah Jiyeon itu luar biasa kejam tak berperasaan. Percayalah.

"Berhentilah, Baekhyun!" Kesal Chanyeol. Melempari Baekhyun dengan bantalnya lalu dibalas anggukan oleh Baekhyun.  "Yayayaya terserah kau, Dobi!" Dengus Baekhyun.

"Kau tau Baek. Aku sangat yah sangat tak mengerti dengan kelakuan ayah Jiyeon. Kenapa bisa dia setega itu?" Ujar Chanyeol. Menggaruk tengkuknya yang tak gatal lalu menatap Baekhyun yang juga sedang menatapnya.

"Aku juga tidak tau." Asal Baekhyun, memandang jemari kakinya lalu menatap Chanyeol lagi. "Bagaimana caranya menolong Jiyeon."

Chanyeol menggeram, entah kenapa ia merasa sepupunya itu sangat bodoh akhir-akhir ini. Bagaimana bisa setelah mereka lulus SHS Baekhyun malah semakin bodoh, bukannya semakin pintar. Kadang Chanyeol heran bagaimana cara kerja otak sepupunya itu. Aneh.

"Baek, ayo telfon Suzy." Chanyeol bangkit dari ranjang dan berjalan menuju meja belajarnya.

Ponsel.

Sret.

"Langsung kerumahnya saja bodoh!" Dengus Baekhyun, mengeluarkan kunci mobilnya lalu menyeret Chanyeol yang hanya bisa diam termangu.

**

"Ya?" Jongin meneguk pelan air minumnya, menyelipkan ponselnya diantara telinga dan bahu. Maklum saja tangannya sudah sangat penuh.

"Kerumah Suzy sekarang!" Kai mengutuk tak terima. Sudah tidak kenal bentak membentak ia.

"Hei kau gadis tak sopan. Sudah kenal tidak, suruh-suruh iya!" Dengus Kai. Meletakan belanjaannya ke atas meja makan dengan kasar lalu menggerutu kecil saat ia dengar gadis di seberang sana mengumpat padanya.

"Sialan!"

"Gadis gila!" Maki Kai, hendak menutup telfon sebelum suara si seberang sana kembali terdengar. Bahkan lebih kencang.

"AKU LAKI-LAKI TULEN BODOH!" Teriaknya. Benar-benar berteriak. Kai terdiam, ia merasa sangat familiar dengan suara yang memekakan telinga ini, dan untungnya ia sudah terbiasa dengan suara jelmaan perempuan itu.

"Oooh,, Byun Baekhyun. Apa kabar teman?" Sapa Kai, terkekeh pelan saat ia bisa membayangkan bagaimana wajah kesalnya Baekhyun saat ini.

"Diam kau! Dasar hitam! Cepat kerumah Suzy!" Suruh Baekhyun. Mengelus dada seraya menarik nafas pelan.

"Suzy? Percuma. Dia sedang pergi bersama Sehun." Ujar Kai.

"Dari mana kau tau?" Tanya Baekhyun curiga, "atau jangan-jangan kau membuntuti mereka?!" Tuduh Baekhyun. Masih dengan suara melengkingnya.

"Jaga bicaramu perempuan kedatangan tamu!" Sungut Kai. Cukup sudah kesabarannya menghadapi Baekhyun.

"Manusia hitam sialan!" Maki Baekhyun. Berdecak kesal lalu mematikan sambungan telfonnya. Ingin sekali Baekhyun mencincang kepaka Kai dengan kuku-kuku cantiknya.

"Aku yakin jika ia benar-benar wanita sakarang." Gumam Kai. Mengangkat bahunya acuh tak acuh lalu menuju kamarnya, menemui kekasihnya tentu saja. Monggu.

**

"Bagaimana?" Tanya Chanyeol.

"Dia bilang Sehun dan Suzy sedang tidak ada di rumah." Jawab Baekhyun. Membanting kunci mobilnya lalu menghempaskan pantatnya ke sofa ruang tamu.

Jujur saja emosinya masih sangat tinggi sekarang, manusia hitam itu benar-benar ingin mati secepatnya sepertinya.

"Halo, Suzy. Kau dimana?" Chanyeol mendudukan dirinya di samping Baekhyun. Menspeakerkan ponselnya agar Baekhyun juga bisa mendengar apa yang dikatakan Suzy.

"Aku sedang di luar bersama Sehun. Kalian ingin bertemu denganku?" Tanya Suzy, jujur saja ia sedikit takut dengan Baekhyun nanti. Suara melengkingnya itu benar-benar membuat telinga Suzy harus diamankan sebelum terjadi sesuatu yang tak diinginkan.

"Kau tau dari mana?" Tanya Chanyeol. Nampaknya hanya akan ada sesi tanya-menanya saat ini.

"Kai memberitauku, ia juga bilang jika Baekhyun sedang mur-"

"TEPAT SEKALI! AKU SEDANG SANGAT MURKA SAAT INIII!" Baekhyun menyela, mengatur nafasnya yang tak stabil setelah berteriak kesal tadi. "Manusia hitam itu benar-benar harus aku bunuh!" Tekad Baekhyun.

"Ok.. ok.. baiklah. Kita bertemu di cafe biasa. Meja delapan ok." Penawaran yang bagus Suzy rasa, karena setelahnya tidak ada lagi suara teriakan Baekhyun yang sangat mengganggu telinga.

**

"Black kamjjong! Cafe biasa meja delapan!" Titah Baekhyun, masih dalam mode sakit hati rupanya.

"Kalian pikir aku tau cafe biasa yang kalian maksud!? Aku baru bergabung dengan kalian!" Sungut Kai. Yang benar saja, dia baru dekat mereka berempat dan langsung disuruh kesana-kemari, parahnya lagi dia mau saja.

"Cafe dekat taman kota! Lima menit harus sudah tiba disana."

"Kau pikir aku Valentino Rosi?!"

"Aku tak mau tau, yan-"

"Yasudah tak usah tau. Repot sekali!" Dengus Kai. Berdebat dengan Baekhyun benar-benar butuh tenaga ekstra.

"Lima menit! Cafe taman kota! Meja delapan!!" Putus. Sambungannya diputus sepihak oleh Baekhyun, setelah memberi Kai sebegitu banyaknya titah.

"Cafe biasa buntut monyetmu!" Dengus Kai. "Monggu! Jaga apartement. Aku ada urusan!" Meski begitu ia tetap berpamitan pada anjing kesayangannya itu. Bagaimanapun Monggu itu merupakan belahan jiwanya.

**

"Siapa?" Tanya Sehun.

"Ooh, Chanyeol. Mereka ingin bertemu." Jelas Suzy, menyeruput es coklatnya dengan santai. Sehun saja merinding melihat istri mungilnya itu, tak tau cuaca dingin, panas, bahkan badai salju. Gadis itu selalu saja meminum sesuatu yang biasa disebut ice cream, dan segala jenis spesiesnya.

"Suzy, minumanku. Tolong." Pinta Sehun, menyodorkan tangan kirinya yang memegang cup yang sama dengan istrinya, es coklat. Sedangkan tangan kanannya menyetir.

"Oke." Jawab Suzy.

Brush.

"Aah." Sehun terkaget dari tempat duduknya, merasakan dingin yang tiba-tiba menjalar ke pergelangan tangannya.

"Gahahahahahahaha." Bukannya merasa bersalah, Suzy malah tertawa terbahak-bahak melihat Sehun. Suaminya itu sangat lucu dengan ekspresi terkejutnya itu.

Ckit.

"Apa yang kau lakukan Nyonya Oh?" Heran Sehun, mengambil tisu lalu membersihkan sisa-sisa semburan coklat di tangannya.

"Kau memintaiku tolong Tuan Oh. Hahahahah." Jawab Suzy, belum juga menghentikan tawa nistanya itu.

"Tapi tidak dengan kekuatan penuh Suzy. Lihat apa yang terjadi." Sungut Sehun. Menatap garang Suzy lalu mendengus kesal. Lagi.

"Hahahahah aku mana tau, lagi pula itu juga salahmu, kenapa minum saat menyetir." Ledek Suzy. Menyeruput lagi coklatnya lalu tertawa kecil.

"Sudah salah, tertawa lagi." Sehun tetap saja bersungut-sungut dari tempatnya. Menyeruput coklatnya lalu kembali menyetir, lengkap dengan wajah tertekuk.

"Sudahlah sayang. Tak apa, aku rela." Hibur Suzy.

"Rela, rela gigimu!" Dengus Sehun.

"Bwahahahahahahahhaha."

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

DNDYP


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C70
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk