Piya menatap tak percaya dengan apa yang di sampaikan Ya Lam, pemuda jepang itu dari masa lalu, tepatnya dia tertidur hingga puluhan tahun di goa ini? Tidak masuk akal. Ya Lam bukan namanya aslinya dia sudah lupa. Tentu saja lupa. Umurnya lebih dari neneknya. Piya tertawa sendiri. Ya Lam pasti membual. Tapi Ya Lam tidakl bisa bahasa Indonesia. Dia malah lebih banyak menggunakan bahasa Jepang dan Inggris. Anak ini pasti autis, kebutuhan khusus, atau indigo, hidupnya bukan di dunia nyata. Jangan-jangan dia malah amnesia. Piya masih menduga-duga.
"Lepaskan aku!" Piya kesal dia masih terikat.
Ya Lam masih tidak percaya, kalau sekarang berada di zaman modern. Perang sudah usai. "Belanda sudah kabur!" Jawab Piya asal. Pria ini gila. Dia juga bisa gila kalau terbawa arus bicaranya Ya Lam. Piya yakin yakin Ya Lam Pemuda Berkebutuhan khusus. Sedikit tidak waras.
Sebagai polisi rahasia, Piya sudah tentu bisa membebaskan ikatan di tangan dan kakinya. Piya mengalami kesulitan melepaskan ikatannya. Simpul ikatan di kaki dan tangannya mirip jenis simpul polisi militer. Sebenarnya Piya bukannya tidak bisa berenang tadi. Tapi karena kakinya tersangkut akar, akhirnya dia sendiri nyaris tenggelam.
Piya meraba kakinya yang memerah tersangkut akar. Tato mawar palsu di kakinya pun nyaris memudar. Ya Lam pergi meninggalkannya begitu saja. Tetapi 30 menit kemudian dia kembali dengan ketakutan. Wajahnya pucat, bibirnya membiru. Pasti dia epilepsi. Obatnya habis.
"Piya! Ini tahun berapa?"
"2019!"
"What!" Mata Ya Lam tetbelalak kaget. Piya tertawa. Ya Lam memang Epilepsi. Tubuhnya menggigil. Pingsan. Bener banget kan? Obatnya habis. Piya nyengir kuda. Dia balas mengikat Ya Lam.
Piya berjalan menuju gua. Mencari tas ranselnya. Tasnya tergeletak di tanah di tindih runtuhan guci. Hop! Tunggu dulu. Apa itu. Tumpukan emas. Ah, salah lihat dia tadi. Piya pergi. Tapi itu seperti emas. Piya mengambil segenggam. Bismillah! Piya menyabarkan dirinya. Ini pasti benda gaib. Piya memasukka emas di genggamannya ke dalam ransel.. Tidak boleh serakah. Nanti dia bisa gila. Piya kembali ke Ya Lam. Pemuda itu masih pingsan.
Piya ingin meninggalkannya, tapi dia tidak tega. Piya menyeret Ya Lam menuju keluar gua. Dia tidak berani lagi melirik harta karun di sepanjang gua. Barangkali Ya Lam gila karena kelamaan di dalam gua.
Baru 200 langkah dia melewati gua. Tiba-tiba gua itu runtuh. Piya tertegun. Hampir saja dia mati terkubur.