"Iya, iya, iya…" Qu Tan'er memutar bola matanya karena merasa bosan. Membicarakan 'kesetiaan' dengan seorang pria purba memang sulit.
"Kamu asal menjawab saja ya?" ujar Mo Jingxuan yang tampak tidak puas.
"Buaya… Babi seperti kamu… Eh, pria berstatus tinggi yang seenaknya seperti kamu tidak akan mengerti. Jangan tanya lagi, pertanyaan mu hanya akan merusak kecerdasan diriku," ucap Qu Tan'er sambil melambai-lambaikan tangannya. Bagi gadis abad 21 yang mengagung-agungkan cinta sejati, pemikiran Mo Jingxuan adalah suatu penghinaan terhadap wanita.